34. Putus

117 21 7
                                    


“VIAN!!”

Entah dari mana datangnya bocah itu. Tiba-tiba saja ia memukul rahang sahabatnya hingga si korban jatuh tersungkur. Bisa dibayangkan seberapa kuat pukulan itu.

Elvin mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

Vian menarik kembali kerah jaketnya hingga Elvin kembali berdiri.
“Lo ngomong apa sama Karin HAH?”

“Maksud lo apa?”

“Jangan sok bodoh!”

Dapat kulihat Elvin dengan wajah bingungnya berusaha menangkis pukulan dari Vian.

“Lo ngomong ke Karin kalau dia gak boleh cemburu tentang Aliya” ucap Vian menahan emosi.

“Lah terus apa yang salah, gue bener kan. Buat apa dia cemburu cuma karena cowoknya nolongin cewek lain”

“Posisi Karin beda, harusnya lo bisa ngertiin dia” Vian menghentak tubuh Elvin.

“Buat apa gue ngertiin? Gue bukan cowoknya! Gue cuma ngasih tau kebenaran” Elvin menangkis tangan Vian dari bahunya.

“TAPI KARENA LO GUE PUTUS SAMA KARIN ANJ*NG!” bentak Vian sambil memukul Elvin bertubi-tubi.

Satya berteriak sambil mencoba memisahkan keduanya. Dan karena teriakan itu orang-orang yang berada di dalam rumah keluar untuk membantu memisahkan ketua dan anggotanya yang terlibat perkelahian itu.

Sebenarnya aku ingin membantu memisahkan, hanya saja mengingat kondisi kakiku yang tidak memungkinkan ini aku jadi mengurungkan niatku.

Tapi aku tidak tahu visi misi dari gadis yang tiba-tiba berlari dari belakang tubuhku dan mendekati kerumunan orang yang bertengkar itu. Gadis itu membelah kerumunan, yang mungkin saja ia berniat memisahkan. Hanya saja niatnya tak berjalan lancar. Ia malah tak sengaja terkena tepisan tangan Vian yang memberontak.

Selanjutnya yang terjadi adalah gadis itu jatuh tersungkur di tanah, di dekat motor Elvin tempatku duduk saat ini.

Tapi kali ini dia berhasil mengalihkan perhatian Elvin dan Vian.

“Aliya!”
Elvin menepis pukulan Vian dan dengan cepat mendekati Aliya untuk memeriksa keadaannya.

“Ya gapapa?”

“Jangan berantem please, kenapa gak coba di omongin baik-baik?” Aliya tampak memohon.

Elvin mengangguk sambil mengelus kepala gadis itu. Kemudian menoleh ke belakang ke arah Vian yang ditahan beberapa orang.

Elvin membantu Aliya untuk berdiri, lalu berjalan ke arah Vian.

“Kita bicarain di dalam” pinta Elvin pada Vian yang tampak seperti perintah.

“Gue ga...”

“Vian”

Kami semua menoleh ketika melihat seorang gadis yang baru saja tiba langsung turun dari motornya dan berlari mendekati kami.

Gadis itu Sella, yang sibuk mengatur nafas lalu mulai mengatakan hal yang mengejutkan kepada kami semua.

“Karin menghilang!”

“Menghilang, maksud lo apa?” sahut Vian.

“Tadi pas kalian berantem di jalan, Karin langsung pergi gitu aja kan. Tapi pas gue susulin sama Jenny ke rumahnya dia malah gak ada di sana, cuma ada papanya. Di telfon juga gak diangkat”

“Ada papanya?” Vian memastikan apa yang ia dengar.

Sella mengangguk membuat Vian berucap kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIRA IN ELEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang