Elvin tidak berubah! Dia tetap sama sebagai orang yang selalu mengusikku dan bicara kasar. Namun juga perhatian secara bersamaan. Tentang Aliya, dia memang seperti itu, apapun yang menyangkut teman masa kecilnya, dia bisa menjadi sangat sensitif. Aku tak tahu penyebabnya, dan aku sedikit ragu untuk bertanya karena reaksi yang diberikan seperti mengajak orang lain bertengkar. Jadi aku sedikit takut.
**
“Jadi gini,..”Kami semua yang duduk mengelilingi meja kafe itu memusatkan perhatian pada Vian yang memimpin pembicaraan.
“Mungkin ini mendadak tapi tenang aja gue udah nyiapin semua, kalian tinggal ambil bagian masing-masing. Karin besok kan ulang tahun, dan ntar malem gue mau kasih surprise yang gak bakal dia lupain di sweet seventeen-nya”
“Jadi nanti kita ngeprank Karin. Awalnya jam 11 Riko sama Jenny dateng ke rumah Karin buat ngerayain ulang tahun. Pura-pura aja yang inget cuma kalian berdua. Sementara bawa kue kecil aja” Riko dan Jenny mengangguk-angguk.
“Terus Elvin gue minta tolong lo ngambil kue yang udah gue pesen ya, sama bunganya juga”
“Kue yang lo pesen di tante gue itu?” sahut Sella.
“Iya” Vian mengangguk mengiyakan.
“Vin ntar bareng gue ambilnya. Gue tau jalannya” Sella menawarkan diri.
Aku hanya mengalihkan pandanganku ketika Elvin yang duduk di sampingku melihat ke arahku.
“Iya, Sella tahu Vin” Vian mengiyakan.
“Gimana Ra?” Elvin malah bertanya padaku.
Aku melihat ke arah Elvin dan beralih menatap mereka semua yang menunggu jawabanku.
“Terserah” jawabku.
“Oke, ntar Hira sama Kevin ikut gue” Vian.
“Kemana?” tanya Kevin.
“Mau bikin sedikit drama, ntar gue pura-pura berantem, Karin khawatir dan nyamperin gue, tapi pas udah ketemu gue udah siap sama kue dan bunganya” jawab Vian kemudian tersenyum puas akan rencananya.
Setelah mendiskusikan rencana ulang tahun Karin. Kami mulai membubarkan diri. Kecuali aku, Elvin dan Kevin yang masih ada di sana. Bersama Vian untuk mendiskusikan lebih lanjut.
“Kevin lo bawa temen lo terserah siapa aja buat akting jadi yang berantem sama gue. Pokoknya temen yang gak dikenal sama Karin ya, biar dia percaya” Kevin mengangguk dengan senyum tipis.
“Terus Hira ngapain?” tanya Elvin membuatku ikut penasaran.
“Ntar Hira bareng gue ngambil hadiah” jawab Vian.
“Kenapa harus Hira?” Elvin bertanya dengan wajah heran.
“Gapapa Vin” Aku menyahut membuat Elvin menatapku malas.
Dan aku hanya tersenyum menampilkan gigiku.“Hira nanti tugasnya hubungin Karin buat ngasih tau gue berantem. Kalau gue minta tolong kalian pasti Karin gak percaya karena kalian sering becanda. Beda sama Karin yang akhir-akhir ini deket dan percaya banget sama Hira”
Memang benar apa yang dikatakan Vian. Karin tampak nyaman ketika bercerita denganku. Meminta saran tentang selera fashion ataupun masalah hidup. Padahal aku tidak sebijak itu.
Padahal jika Karin tahu aku menyukai pacarnya, dia pasti akan membenciku.“Oke, gue balik dulu” Kevin seolah terburu keluar kafe tersebut.
“Kalian mau pergi juga?” tanya Vian padaku dan Elvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRA IN ELEVEN
Fiksi Remaja"Eh An, dia katanya suka sama lo" Elvin "Eh, gausah cepu anjir" Hira "Ngomong apaan sih, dasar gajelas" Vian Karena pada dasarnya, baik Aku, Elvin maupun Vian. Kami bertiga tak seharusnya terjebak dalam hubungan rumit ini.