"Ayo ve, kita kesana"
"Ngk mau"
"Ayo lah ve, disana kita bisa bermain sepuas nya"
Aku mengikuti setiap langkah teman perempuan ku ini yang mengajak ku bermain di sebuah taman yang tak jauh dari penginapan. Ia menarik lengan ku hingga sampai kesebuah taman yang cukup menyejukkan hati ini.
"Ayo kita main petak umpet ve"
"Aku yang jaga?"
"Ngk ve, kamu sembunyi aja. Aku yang jaga"
Aku selalu mengikuti apa pinta teman perempuan ku ini. Aku yang begitu polos saat itu tentu saja hanya bisa mengiyakan permintaan nya.
Aku mencoba mencari sebuah tempat yang cocok untuk ku bersembunyi. Teman perempuan ku ini terus menghitung mundur dari angka sepuluh. Namun aku terus kebingungan mencari dimana aku bisa bersembunyi. Tak ingin diriku mudah untuk di temukan, aku tak meyadari kini aku sudah berlari jauh dari teman perempuan ku itu. Akhirnya aku mendapati sebuah rumah tua yang cukup besar. Tanpa berfikir panjang aku langsung bersembunyi di rumah itu.
Menunggu dan terus menunggu di dalam sebuah rumah tua ini. Sendirian. Aku bertahan sampai teman perempuan ku itu bisa menemukan diriku. Sudah cukup lama aku berada disini, terlihat langit yang begitu mendung. Aku keluar dari rumah itu dengan pelan. Ketika hendak melangkah kan satu kaki ku hingga keluar teras tiba-tiba saja hujan turun begitu deras nya. Seketika aku mundur dan mulai ketakutan.
Meringkuk sambil memeluk lutut ku menangis. Hujan yang tak juga reda. Aku takut jika hujan tiba-tiba saja datang. Aku terus memanggil "mama" di setiap deras nya hujan ini. Takut ketika aku harus mendengar suara petir yang begitu menggelegar.
"Mama~"
Teriak ku terus dengan berlinangan air mata. Terus menangis hingga diriku merasa lelah dan akhirnya tertidur.Aku berjalan di sebuah lorong yang gelap gulita. Tak ada cahaya yang aku lihat. Jalan ku terbata sambil mencoba meraba disekitar. Namun aku terus memanggil "mama" pelan, bertanda tak ingin berlama-lam disini. Namun dari ujung lorong ini aku melihat sebuah cahaya kecil yang semakin lama di dekati semakin membesar. Awalnya aku mulai takut namun entah kenapa aku malah semakin penasaran.
Tak lama suara menakutkan membuat ku terkejut dan berteriak. Seperti suara petir. Akibat itu semua aku malah menangis sesak hingga nafas ku terengah-engah.
"Jangan takut" terdengar suara seseorang membuat ku kaget
"Siapa? Itu mama? Mamaaaa...." teriak ku parau
Ketika aku berteriak memanggil "mama" kilat dan petir menyambar dan membuat ku jatuh pingsan. Namun dalam kenyataan aku malah bermimpi. Aku terbangun ketika kilat dan petir itu menyambarku.
Tak lama aku mendengar suara seseorang memanggil nama ku. Tanpa berfikir panjang aku langsung keluar dari rumah itu dan mendapati mama yang dari kejauhan memanggil nama ku. Seketika aku berteriak dan membuat semua yang mencari ku melihat diriku berdiri di depan rumah tua ini.
"Kamu kemana saja ve" ucap mama sambil memeluk ku erat dengan perasaan khawatir
"Ve takut ma"
"Iya iya, ayo kita kembali"
Akhirnya aku kembali ke penginapan. Aku membuat semua orang khawatir saat itu. Apalagi mama yang sangat-sangat menghawatirkan ku.
========================
Semenjak kejadian itu aku menjadi anak yang penyendiri, pendiam dan sulit untuk dekat dengan orang lain. Namun ketika kejadian 17 tahun yang lalu itu berlalu kini aku mendapati seorang sahabat yang terbaik. Aku mengenal nya semenjak duduk di bangku SMA, sampai sekarang pun aku masih menjalin persahabatan dengan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fanfiction[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...