Sesulit itukah dia saat ini? Aku yakin bahwa ia masih sangat mencintai dan menyayangiku. Tapi apa maksud nya ia meninggalkan ku, rela melepaskan ku begitu saja. Ia tak mengerti akan perasaan nya sendiri. Aku semakin khawatir ketika kini ia menjadi melukai dirinya sendiri.
"Sebaiknya, kamu bicara padanya. Jelasin apa yang sebenarnya terjadi"
"Dia saat ini bukan kinal yang ku kenal, ia selalu menghindar"
"Jangan terlalu berputus asa, dia masih menginginkan kamu. Pergilah" ucap shania sambil menggengam tangan ku
Aku menatap shania yang terlihat begitu menginginkan ku pergi menemui kinal. Wajahnya seolah mengharapkan kebahagiaan kinal. Aku tau ini sedikit sulit untuk ku, tapi bagaimana pun ini harus aku lakukan. Aku tak ingin semua berantakan, jalan ku tak lagi lurus semenjak tak ada kinal di dekat ku.
Aku sampai di depan rumah yang kini tertutup rapat itu. Kaki ku terasa ragu untuk melangkah mendekati pintu itu. Perasaan ku pun menjadi tak karuan. Namun setelah semua yang diceritakan shania padaku ini semakin membuat ku tak bisa menahan lagi dan akhirnya dengan perasaan berdebar akupun mengetuk pintu rumah ini
Tak butuh waktu lama aku berdiri disini dan kemudian aku mengetuk pintu ini berkali-kali, akhirnya pintu pun terbuka. Aku disambut akan kediaman nya. Menatapku dengan sejuta kebingungan, ia seperti tak mengenal ku. Matanya pun seolah berbeda menatap ku
"Apa aku menggangu mu?" Tanya ku
"Ngapain kamu kesini?" Tanya nya sungguh sangat dingin
"Aku ingin bicara"
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan" ucap nya kini langsung menutup pintu
Aku menyadari ia akan menutup pintu ini untukku, dengan refleks aku tanggap gagang pintu ini dan menahan gerakan nya untuk tidak menutup rapat pintu. Aku menahan ia langsung menatap ku kesal. Pintu ini pun tak tertutup rapat dan masih terbuka untukku
"Tanganmu tak akan kuat menahan ini"
"Hm??"
Dengan cepat aku masuk kedalam rumah ini dan langsung menarik lengan nya itu cepat. Aku dudukan dia di sofa dan aku ambil kotak P3K yang teletak diatas meja makan itu. Kemudian aku kembali dan duduk disebelah nya dan langsung mengambil tangan nya yang kini di perban namun masih menyisakan darah yang cukup banyak.
"Kenapa kamu lakuin ini?" Tanya ku sambil membuka pelan perban itu
"Kamu tak perlu tau, karena ini bukan urusan mu"
"Ya baiklah jika ini bukan urusan ku" ucapku sambil terus membersihkan luka basah yang masih ada di tangan nya itu
"Darimana kamu tau aku tinggal disini?" Ucapnya kembali membuka suara
"Bukankah setiap detak jantung mu adalah detak jantungku juga" balas ku dengan sedikit gombalan
Seketika ia menarik tangan nya itu yang masih ku olesi dengan betadine kemudian berdiri memunggungi ku. Aku lihat tangan nya memijit pelan bagian dimana tangan nya yang sedang terluka itu. Aku pun kemudian berdiri menyamai dirinya dan langsung aku berdiri di hadapan nya. Pelan ku ambil tangan nya yang masih terbarut oleh betadine, kemudian ku tata kembali hingga lukanya cepat kering dan sembuh.
Sesekali aku melihat kearah nya yang entah kenapa tak ingin melihatku. Pandangannya jauh menatap entah kearah mana itu. Namun aku hanya tersenyum sesekali menggelengkan kepala ku.
"Sudah, coba gerakan jari-jari mu?" Pintaku padanya dan kemudian ia mengikuti nya
"Sudah baik, jari-jari mu bisa bergerak" lanjut ku

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fanfiction[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...