Tak ada kata perpisahan, tak ada kata manis terlontar dari mulutnya. Disaat itu juga ia meninggalkan ku. Bagaikan aku tak lagi ada di hatinya, seolah aku bukan lagi siapa-siapa nya. Aku hanya terduduk diatas tempat tidur ini sambil mematung. Membayangkan betapa tega nya ia meninggalkan ku begitu saja. Selama 2 minggu aku koma, itupun aku sama sekali tak mendengar kabar darinya melalui mama atau rega.
"Waktunya makan siang ve, mama bawain makanan favorit mu~" ucap mama terdengar semeringah muncul tiba-tiba keruang perawatan
"Ve ngak laper mah" balas ku kecut
"Eeh kamu harus makan, nanti kamu ngak sembuh-sembuh loh"
"Biarin ve gini ma! Kalau perlu ngak usah sadar-sadar dari koma. Oh mungkin kemarin itu langsung mati saja!" Ucap ku menada tinggi
"Apa maksud kamu ve?! Jangan bicara seperti itu, bersyukur lah kamu masih di beri kesempatan untuk hidup" balas mama pun dengan menada tinggi
"Untuk apa ve hidup jikalau tak ada kebahagiaan yang ve dapat ma~" ucapku kini sudah menitihkan air mata
"Ada ve, ada?! Kamu pasti dapatkan itu"
"Siapa?"
"Rega, dia pasti akan bahagiain kamu. Mama yakin" balas mama sambil menepuk lembut bahuku
"Rega? Pria itu? Ma, sudah berapa kali ve bilang, ve tidak mencintai dia. Sama sekali tidak!"
"Kamu harus berusaha mencintai dia ve, jangan bikin mama marah!"
"Ngak! Ve ngak akan pernah mencintai pria itu. Asal mama tau, kinal tidak akan pernah tergantikan!"
"Oh kamu masih mengharapkan kinal? Setelah apa yang ia lakukan padamu. Dan ini surat darinya untuk yang terakhir kalinya" balas mama kemudian memberikan sebuah amplop kecil berwarna biru muda bertulis kan "for my beloved painter"
Dengan cepat aku rebut surat itu dari tangan mama dan ku buka. Aku sangat penasaran apa yang ia tulis untukku. Berharap ada kata dimana ia akan datang menjemputku dan pergi menjauh dari dunia yang aku anggap tidak pernah ada keadilan ini
Tak terbesit di pikiran ku bahwa aku akan benar-benar meninggalkan mu. Setelah banyak penghargaan yang ku berikan padamu kini tak bisa ku wujudkan lagi. Terima rega sebagai pengganti ku. Aku yakin kamu akan bahagia. Sebisa mungkin aku akan melupakan mu. Terkadang sulit, namun aku terus mencoba.
Hargai keputusan ku ve, hanya ingin melihat mu bahagia itu sudah satu kesempurnaan untukku. Tak akan ada yang bisa mengubah jejak ku di kertas putih milikmu ve. Kamu bahagia itu adalah rasa cinta mu terhadapku.
-KINAL-
Inikah surat darinya? Aku rasa bukan! Kenapa ia menulis dengan kata-kata seperti itu. Tak taukah aku begitu sakit saat ini dan kini ia kembali membalut luka ini dengan garam. Seketika ku remukkan kertas itu dengan sekuat tenaga dengan genggaman erat. Nafas ku seketika berubah menjadi sesak dan tak tersadar air mata menetes dengan sendirinya. Tak lama aku buang kertas itu dengan kasar dan akhirnya aku menangis tersadar dengan terisak.
"Kenapa? Kau terlalu lemah saat ini nal!!" Teriak ku kesal bercampur air mata
"Tenang lah ve~" ucap mama kemudian memelukku
Aku kecewa padanya. Sungguh kecewa. Janji nya untuk terus bersama ku kini teringkari sudah. Ia rela melepaskan ku dengan seorang pria yang sama sekali tak ku cintai itu. Apa kamu sudah benar-benar melupakan ku nal?
°
°
°
°
°~ 6 bulan kemudian ~
Waktu terus bergulir. Kini kesehatan ku normal kembali. Aku kembali dengan aktivitas ku sebagai seorang kreatif yang tentu saja masih berada di kantor rega. Entah apa yang membuatku terus memilih bertahan di kantor ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fanfiction[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...