3 hari ini deadline terus mengejarku, tugas kuliah dan tuntutan dari pihak Art 3D memberikan ku kesempatan untuk kembali menunjukkan hasil karya ku. Tak ingin gagal untuk yang kedua kali nya aku mati-matian membuat sebuah karya yang tak biasa. Tentu masih dalam tema kilat dan petir itu. Setiap titik aku mengambar ada rasa di mana tangan ku ini tak kuat untuk melanjutkan nya. Aku tau diriku saat ini sangat membutuhkan sosok nya. Ia, Kinal.
Setiap ada pameran, pembukaan penerimaan karya terbaru, kinal selalu menemani ku, membantu dalam segala hal demi mencapai keinginan ku. Tapi sekarang tinggal lah harapan, aku tak bisa melihat ocehan nya ketika aku malas, ketika aku lelah ia selalu menyediakan tangan ya untuk memijiti ku.
Malam kian larut, mataku tak kuat lagi untuk bertahan. Namun aku tak memperdulikan nya, gambar yang tengah ku buat ini sebentar lagi akan segera selesai. Hanya tinggal satu sentuhan cat air saja hingga terbentuk pola warna yang menakjubkan.
Aku terbangun ketika alarm diatas nakas ku berbunyi. Jam yang sudah menunjukkan pukul 07.00 wib. Aku tersadar ternyata malam tadi aku tertidur di meja belajarku. Meniduri hasil karya ku yang akhirnya selesai. Aku segera bangun dan bergegas bersiap untuk menuju ke perusahaan Art 3D itu.
"Sarapan dulu"
"Ve sarapan di luar aja mah, ngak keburu" balas ku hanya sekedar berhenti untuk berpamitan ke mama
Penuh perjuangan untuk bisa sampai di perusahaan itu, aku harus menunggu bis, berpadat-padatan hingga harus menahan terik nya matahari pagi ini. Bagaimana tidak? Mobil ku sama sekali belum selesai di service, entah apa yang terjadi pada mobil ku. Mungkin ia sudah ingin minta ganti.
Aku sampai di perusahaan Art 3D yang sangat terkenal ini. Menanyakan kepada pihak recp untuk bertemu CEO perusahaan ini. Dengan diriku yang sudah mendapatkan janji dari Ceo nya akhirnya aku di perbolehkan masuk. Jantungku berdegub kencang ketika membuka pintu yang di depan pintu itu tertulis CEO Art 3D Rega Atmaja.
Aku ketuk pintu itu dan aku mendapatkan izin untuk masuk, "permisi" ucap ku sopan
"Ya silahkan" ucap ceo itu menebar senyum nya ketika aku masuk
"Saya mau mengantarkan hasil karya saya yang sempat bapak tawarkan pada saya"
"Oh iya, silahkan duduk"
Aku duduk sembari memberikan hasil karya ku. Jantung ku semakin berdegub kencang. Takut jika hasil karya ku ini tak di sukai dan di tolak mentah-mentah.
"Ini hasil karya mu sendiri?"
"Iya benar pak"
"Atas dasar apa kamu memilih tema ini?"
"Saya menyukai nya, petir dan kilat itu indah"
"Indah? Dari sisi apa? Saya berpikir petir dan kilat itu menyeramkan"
Aku terdiam ketika ucapan Ceo ini seperti menjatuhkan karya ku. Aku menghela napas dalam, kini aku hanya bisa pasrah dan jika ini gagal aku bertekad untuk tak melanjutkan hobi yang sudah lama ku tekuni ini.
"Semua beranggapan itu menyeramkan, tapi bagi saya itu tidak menyeramkan" jawabku tegas
Ceo itu mengangguk sambil menatap kembali hasil karya ku. Mataku tak ingin menatap wajah nya yang bisa saja berubah bertanda tak menyukai hasil karya ku itu.
"Siapa yang memotivasi kamu untuk menggambar ini?" tukas Ceo itu seketika menatap ku tak biasa
Aku kaget atas pertanyaan itu. Jawaban nya tentu Kinal. Dia yang terus memotivasi ku, sejak awal. Sejak dimana aku mengenal nya. Kenapa pertanyaan itu datang disaat kesakitan itu masih tergores tipis di hatiku. Apa kah Ceo ini tau isi dalam pikiran ku?

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fiksi Penggemar[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...