Jauh dari pikiran ku saat ini. Seorang wanita paruh baya berdiri di hadapan ku dengan tatapan tak percaya nya. Mulutnya sedikit ternganga. Ku lihat bahu nya yang naik turun akibat napas nya begitu sesak sehingga terlihat terengah-engah. Tangan nya mengkepal erat. Tas yang ia pegang itu kini terhempas ke lantai dengan kasar
Langkah kakinya pelan mendekat kearah ku. Aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Mulut ku kaku. Aku hanya bisa menggenggam erat tangan Kinal saat ini. Mata wanita itu terus tajam menatap ku. Semakin dekat hingga hanya berkisar 20 cm saja kini wanita paruh baya ini berdiri di hadapan ku
"Jawab mama ve!! Apa yang kalian lakukan?" ucap mama dengan nada membentak ku
"Ki-ki-kita ngak lakuin apa-apa ma" balas ku begitu takut menatap mama yang kini terlihat begitu marah padaku
"Bohong! Mama melihat apa yang kalian lakukan sejak awal. Mama ngak nyangka ve!"
"Ma? Mama salah lihat, kita ngak ngelakuin apa-apa" lanjut Kinal mencoba mengalihkan semuanya
"Diam kamu Kinal! Mama ngak nyangka dengan kalian berdua. Bisa-bisa nya melakukan hal yang begitu di tentang. Apa kalian tidak berpikir ha??"
Bagaimana aku bisa mencairkan hati mama saat ini. Matanya seperti terbakar. Aku sudah kelewat batas saat ini. Tak menyadari apa yang akan terjadi nantinya. Aku tertunduk tak berani menatap mama. Begitu juga dengan Kinal. Tangan ku dan tangan nya terus tergenggam erat.
"Ini apa? Lepas! Kalian sudah gila?" ucap mama lagi dengan paksa melepaskan genggaman tangan ku dengan Kinal
"Ma! Mama!"
"Diam kamu ve!" ucap mama sambil menunjuk kearah wajahku sehingga membuatku membeku
"Apa salah mama sama kamu nal? Kenapa kamu melakukan hal ini? Mama sudah kasih kebebasan buat kamu, mama minta kamu jagain ve. Tapi apa? Kamu kini sudah di luar batas nal?!" ucap mama dengan suara gemetar nya dan tak lama air mata nya jatuh
Badan mama terlihat melemas seolah tak bisa menerima ini semua. Tak lama tubuh nya terhempas ke sofa dan tertunduk. Menyembunyikan wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Kini terdengar isak tangis nya begitu keras. Aku yang tak tega melihat mama seperti ini hanya bisa mematung. Hati ku terhenyuk namun takut. Aku hanya dengan air mata ku saat ini menatap mama.
"Sekarang kalian jujur, sudah berapa lama kalian berhubungan?"
Kinal menatap ku sendu. Tatapan matanya membuatku tak bisa jujur. Namun aku tak bisa berbohong karena semua sudah terungkap. Hubungan yang awalnya hanya aku dan Kinal yang tau kini mama mengetahui nya
"Su-su-sudah hampir 2 bulan lebih ma" balas Kinal
"2 bulan??" ucap mama dengan suara parau nya dan kemudian kembali menangis
Aku benar-benar tidak kuat melihat seperti ini. Hingga akhirnya aku dekati mama dengan cepat dan duduk di sebelah nya. Ku peluk dirinya dengan erat. Air mataku terus menetes.
"Maafin ve ma, hiikss.."
"Apa salah mama sehingga kamu berbuat seperti ini ve? Kamu satu-satu nya harapan mama, tapi kamu malah kecewain mama"
Aku hanya bisa menangis seolah hanya tangisan ini yang bisa meredakan nya. Namun tidak, semua malah menjadi rumit. Kinal terus tertunduk, duduk di sofa sambil mengusap wajah dengan kedua telapak tangan nya
"Mama ngak mau seperti ini ve, demi kebaikan kamu, mama harus lakuin ini" ucap mama tegas
"Mama mau ngapain?"
"Nal? Mulai saat ini, detik ini. Jangan pernah temui ve lagi, jangan pernah berhubungan dengan ve. Mama ngak ingin kalian melakukan hal gila seperti ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fiksi Penggemar[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...