Perhatian!
Sebelum membaca lanjutan nya masih ingat dengan Chapter 16 (KINAL POV)? Mungkin yang lupa bisa di baca lagi hehe
Lanjutan ini berhubungan dengan Chapter 16. Mau tau ceritanya? Yuk langsung di baca~ ^^----------------------------
"Aaaaaakkk!!!"
Deg!
Aku tersentak dan kaget kemudian terduduk mematung bingung. Aku bermimpi seolah itu terasa nyata. Mimpi yang cukup membuat ku ketakutan. Ku sentuh bagian atas dada ini terasa berdegub sangat kencang. Air keringat pun kini membasahi t-shirt ku kali ini, padahal malam tadi aku tidur menggunakan AC yang cukup dingin. Tapi kenapa malah berkeringat deras seperti ini.
Ku lihat jam diatas nakas yang sudah menunjukkan pukul 09.00 wib. Aku kaget kemudian langsung bergegas siap-siap menjemput ve. Aku rasa ia sudah lama menunggu ku.
Akhirnya aku sampai di depan rumah ve, namun entah kenapa perasaan ku berubah menjadi berdebar seperti ini. Ada sesuatu hal yang aneh. Akupun kemudian mengetuk pintu rumah ini dan aku di sambut sesosok bidadari cantik tersenyum kearah ku. Ah, aku seperti tertawan dirinya pagi ini
"Nal? Hello~ nal?"
Aku kaget dan tersadar ketika ia menyadarkan ku dari lamunan. Aku kemudian dipersilahkan masuk dan duduk di sofa sembari menunggunya mengambil tas kecil yang tertinggal di kamarnya itu.
"Mimpi apa tadi itu?" Ucapku sendirian mematung
Tak lama ia datang dan kemudian langsung menarik ku cepat. Aku malah kelabakan meninggalkan sofa yang baru 5 menit ini aku duduki. Kini aku dan dirinya sudah berada di dalam mobil, ia hanya terdiam sambil menatap jalanan yang cukup ramai. Aku bingung ketika ia berubah menjadi dingin terhadapku.
"Hari ini ngak jadi ke supermarket nal" ucapnya
"Kenapa?"
"Entah lah, bawa aku kesuatu tempat yang jauh nal, mungkin yang bisa membuat ku tenang"
Sontak aku kaget mendengar ucapan nya itu. Kenapa? Apa yang terjadi padamu ve? Aku sama sekali tak bisa bertanya padanya saat ini. Ku lihat mood nya sungguh tak baik. Akhirnya aku membawa nya kesuatu tempat yang mungkin bisa memperbaiki mood nya pagi ini.
Menapaki setiap anak tangga pada bangunan yang belum semuanya rampung. Aku genggam tangan nya itu hingga sampai di puncak gedung tertinggi ini. Ia masih dengan kediaman nya itu. Aku dan dirinya duduk di pinggiran gedung ini, menikmati sejuk angin pagi yang cukup menyejukkan hati.
"Nal?"
"Hm?"
"Kamu jangan pernah ninggalin aku ya?" Ucapnya tanpa menoleh kearah ku
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya ku kaget kini melihat kearahnya dan kudapati wajah samping nya
Tak ada jawaban yang ku dengar dari mulut nya itu, namun aku mendengar suara isak tangis yang sontak membuatku kaget langsung menatap wajah samping nya dalam. Seketika ku tangkap tangan nya itu yang sendirian diatas pahanya. Ku erat kuat genggaman tangan ku ke tangan nya. Aku ajak dia berdiri menjauh dari pinggiran gedung yang baru saja aku dan dirinya duduki.
Aku tatapan wajahnya yang kini tertunduk itu. Aku masih mendengar isak tangis nya, ku tangkap dagu nya dan ku tengakkan wajahnya itu untuk menatap ku. Kemudian ku seka air matanya itu pelan.
"Kenapa? Kamu memikirkan sesuatu?"
Ketika aku bertanya seketika ia langsung memelukku erat. Tubuhnya sangat deras memelukku dan membuatku sedikit tehempas. Aku bingung kini melihat dirinya lemah memeluk ku. Ia terus menangis dan membuat ku semakin khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fanfiction[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...