Dalam chapter ini terinspirasi dari lagu
Ryan HO - Berhenti Mencintai dan Tulus - Pamit (Selamat Tinggal)
------------------------------------
Malam tadi aku sama sekali tak bisa tidur. Jangan kan tidur, aku juga sama sekali tak ingin makan dan minum. Rasanya diriku ini seperti akan menunggu waktu saja untuk hilang dari dunia ini. Kini pun pagi datang menyambutku, aku masih terduduk mematung di atas ranjang ku sambil memeluk lutut.
Kenapa harus terjadi seperti ini. Aku merasa tak ada lagi yang bisa ku pertahankan selain merelakan nya. Aku mengorbankan perasaanku. Memang sakit, seperti sakit ini tak akan pernah hilang selama nya. Aku begitu mencintai dan menyayangi nya. Entah apa yang telah ku perbuat pada dirinya sehingga aku telah membuat nya sedih waktu itu.
Aku mengeram kesal, memukul ranjang ku dengan kepalan tangan. Bodoh nya aku saat itu. Aku terlalu di rudung permintaan mama. Aku dilema, aku harus memilih. Entah kenapa aku lebih memilih permintaan mama tanpa memikirkan perasaan ku. Begitu juga perasaan ve.
Tanpa tersadar air mataku seketika menetes. Aku kini merasa lemah dan lelah. Air mata yang sempat ku tahan kini akhirnya menetes. Mungkin sudah tak terbayangkan betapa sakit nya aku saat ini. Hanya bisa meringkung memeluk lutut dan menyesali semua nya. Bodoh nya aku!
Sebuah ketukan pintu tiba-tiba saja membuyarkan semuanya. Aku menatap pintu itu. Mungkin kah dia datang dan melihatku. Aku harap iya, aku rindu dirinya. Aku butuh pelukan hangat nya. Dengan cepat aku langsung turun dari ranjang dan langsung membuka pintu itu.
Tap!
Sebuah pemandangan yang tak biasa. Aku dapati mama kini berdiri di hadapan ku. Ia terlihat cantik hari ini, dengan tas jenjeng yang terlihat mahal. Ia menatap ku sedikit cuek. Aku hanya dengan keadaan ku saat ini yang terlihat amburadul mempersilahkan mama untuk masuk.
"Maaf ma, kamar kinal masih berantakan"
"Tak masalah, mama hanya mau ngomongin sesuatu sama kamu"
Aku hanya terdiam kemudian mempersilahkan mama untuk duduk di kursi yang tersedia di kamar ku. Tak banyak ucapan yang terlontar dari mulut mama seketika tangan nya bergerak mencoba mengambil sesuatu dari dalam tas nya itu.
"Kamu pergi dari sini, mama sudah pesan tiket buat kamu. Ambil lah" ucap mama kemudian menyodorkan sebuah kertas yang ternyata adalah tiket penerbangan hari ini
"Ke-ke-kenapa ma?"
"Mama mau kamu pergi dari sini, jauhi ve. Jangan paksa kehendak gila kalian itu. Mama ngak mau kalian jatuh ke lubang yang salah"
"Apa ve tau tentang ini ma?"
"Tidak, jangan sampai dia tau. Kamu jangan beri tau dia"
Aku pun tertunduk pilu menatap tiket penerbangan ini. Mama begitu serius ingin memisahkan ku dengan ve. Sampai harus mengasingkan ku pergi jauh tanpa di ketahui oleh ve. Bagaimana aku saat ini? Aku hanya bisa diam tak bisa berkutik.
"Cuma ini yang bisa mama lakukan nal, mama ngak mau kalian bersama menjalin hubungan. Mama sayang kalian berdua" ucap nya kini sudah menitihkan air mata
"Berhenti lah mencintai ve, nal. Cari lah kebahagiaan mu di luar sana. Mama yakin kamu pasti bisa mendapat kan seseorang yang pantas untuk kamu" lanjut nya lagi
Hanya bisa tertunduk diam, itulah aku saat ini. Aku terus dipaksa untuk berhenti mencintai anak dari wanita paruh baya yang sudah ku anggap sebagai mama ku sendiri. Sakit harus seperti ini, di saat cinta ini terus berkembang, merasakan hidup ini lebih bermakna tapi malah tidak berlangsung lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fanfiction[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...