Aku duduk di kursi panjang berwarna putih yang ada di taman ini. Sendirian sambil melahap ice cream yang hampir meleleh mengenai jari-jariku. Angin bertiup kencang seolah ia mengizinkan ku untuk berlama-lama disini. Tamparan lembut dari rambut ku mengenai pipi hingga mulut, membuat ku sedikit kerepotan menghadang nya.
Ketika aku tengah asik menghabiskan ice cream ini seketika pandangan ku menjadi gelap. Dua telapak tangan kini menutupi dua mata ku. Aku tak bisa melihat apapun, semua serba gelap. Aku meraba disekitar. Tak ada yang ku dapat. Namun seketika sebuah angin kecil terhembus ke telinga kiri ku.
"Huuumm...." gerutu ku sambil memiringkan kepala ku
Tak lama hembusan angin kecil kembali menerjang telinga kanan ku. Kemudian aku sentuh telinga ku menandakan tak menyukai hal seperti ini.
"Kinaaaall~~"
"Yaaah ketahuan deh" balas nya sambil melepaskan tangan nya yang sedari tadi menutupi mataku
"Cara lama sih, aku sudah hafal tauk"
"Hm aku cari cara lain deh" balas nya kemudian duduk di samping ku
Aku begitu hafal dan tau gerak-gerik nya seolah akan mengerjaiku. Sudah berapa banyak cara yang ia lakukan hingga aku benar-benar hafal.
Tepat sudah usia hubungan ku dengan nya berjalan selama satu bulan. Tak ada hal-hal buruk yang terjadi selama hubungan ini berlangsung. Merahasiakan segalanya ini hal yang cukup untuk membuat aku dan dirinya bahagia. Aku masih dengan pekerjaan ku bersama Rega, dan ia juga masih dekat dengan Viny sebagai teman lama nya. Aku tak mempermasalahkan ketika ia dekat dengan viny, karena aku tau ia pasti bisa menjaga janji nya yang sempat ia ucapkan padaku.
"Bukankah hari ini kamu ke kantor ve?"
"Hm ngk"
"Kenapa?"
"Rega memberikan ku waktu sesuka hati, mau masuk mau ngak. Seperti bekerja paruh waktu, toh dia mengerti aku masih kuliah"
Kinal hanya ber-oh ria mendengar jawaban ku. Aku menatap wajah samping nya yang terlihat sedikit muram. Apa yang tengah ia pikirkan saat ini?
"Kinal, kamu kenapa? Ada masalah?"
"Aku bingung ve, pftt..."
"Bingung kenapa?"
"Semester depan aku harus bayar uang kuliah pakai apa? Usaha papa di bandung terancam bangkrut. Aku tak mungkin meminta uang pada orang tua ku"
Aku terdiam ketika mendengar hal itu. Perasaan sedih menguncang batin ku. Aku kasihan melihat ia kesusahan. Aku akan membantunya untuk bisa mendapatkan uang, aku tidak mau kuliah nya putus di tengah jalan. Aku ingin selesai bersama nya.
"Nal, kamu bisa ikut aku kerja di kantor"
"Hah? Tidak usah ve, aku bisa cari pekerjaan lain"
"Sudah lah, jangan menolak. Aku disini mau bantuin kamu"
"Hm... Tapi aku pikir-pikir dulu ve"
"Aku harap kamu mau nal, kita bisa sering bertemu di kantor. Setiap hari. Kita bisa lakukan apa yang kita mau. Aku akan katakan pada Rega nanti"
Matanya terlihat teduh, ia tertunduk seraya memikirkan ajakan ku. Saat ini aku tak ada maksud apa-apa padanya, hanya saja aku ingin membantu nya. Kini giliran ku, dulu dia yang selalu membantu ku.
"Ice cream nya abis? Mau aku beliin lagi?" ucapnya
"Hm ngak usah nal, kamu mau buat aku gendutan?"
"Eeitss, bukan aku yang bilang yah" balas nya sambil mengangkat kedua tangan nya
"Apaan sih?"
Aku tersipu malu ketika ia mengatakan hal itu. Tangan ku seolah ingin memukul nya manja dan seketika ia tersadar arti gerakan ku. Dengan cepat ia menghindar dan kemudian menjarak menjauhi ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
VEraunophile
Fanfiction[NEXT S2] GxG Kejadian 17 tahun lalu itu membuat ve benar-benar berubah menjadi wanita yang serba tertutup. sikap nya berubah menjadi pemalu dan pendiam. hal yang sulit bagi nya adalah sikap terbuka kepada setiap orang. Ve termasuk orang yang pemil...