13 - I'm Yours

4.1K 270 9
                                        

Tak pernah terbesit di pikiran ku berharap hari ini aku ingin bertemu dengan nya. Mungkinkah Tuhan yang merencanakan ini semua? Aku tak menyangka di saat yang seperti ini aku bertemu dengan sosok nya. Ya sosok yang begitu sangat ku sayangi. Ia berdiri tepat di hadapanku. Tanpa sengaja aku dan dia saling bertabrakan. Aku menyapa sosok nya, namun hal aneh mengganjal di benak ku, matanya sama sekali tak menginginkan ku.

Bahagia memang ku rasakan ketika aku bisa bertemu dirinya, namun semua berubah ketika seorang gadis cantik berdiri tepat di sebelahnya. Ya, dia gadis yang selalu menemani kinal selama ini. Dan sekarang aku di pertemukan dengan cara yang seperti ini. Hatiku teremuk hebat ketika melihat lengan viny merangkul lengan kinal. Ingin rasanya menghempas kan rangkulan itu, berteriak di hadapan nya bahwa yang boleh merangkul lengan kinal hanya lah aku.

"Kamu kinal kan?" ucap rega

"Iya, kamu rega pasti"

"Haha benar, waah kita bisa bertemu di sini. Apa kabar?"

"Baik, kamu sendiri?"

"Baik kok..."

Entah lah, apa yang sedang di pikirkan Rega saat ini. Ia terlihat begitu akrab dengan kinal. Padahal ini baru kedua kalinya mereka bertemu setelah kejadian dimana aku pingsan di kantor rega dan berakhir di tempat tidur ku.

"Kenalin ga, ini viny teman ku" ucap kinal sambil memperkenalkan viny pada rega dan rega berjabat tangan dengan viny

"Ve, kenalin ini viny temen aku"

"Hm ya, aku sudah tau" balas ku kecut

Kenapa harus ada yang nama nya perkenalan seperti ini? Aku tak ingin kenal dengan gadis ini. Wajah ku tak bisa di gambarkan untuk saat ini, ada raut wajah senang, kecewa, sedih, marah. Ah! Sungguh perasaan ku sedang kalut.

Aku ingin pulang, aku ingin sendiri. Namun semua tak bisa ku wujudkan ketika rega memaksa ku untuk ikut ngobrol bersama dengan kinal dan viny. Aku bisa apa? Aku tak bisa menolak, bagaimana pun dia adalah atasan ku, aku tak mungkin menolak ajakan nya itu.

Duduk di bagian meja berbentuk persegi dengan posisi saling berhadapan, aku duduk di sebelah rega. Sedangkan kinal duduk di sebelah viny. Aku dan kinal duduk bersebrangan, hanya saja posisi ku berhadapan dengan viny, sedangkan kinal berhadapan dengan rega. Aku tak bisa seperti ini, aku ingin lari. Pergi jauh, aku tak ingin melihat ini!

"Hm kalian pesen dulu yah, ada client yang nelfon. Bentar yah" ucap rega kemudian meninggalkan aku, kinal dan viny

Keheningan terjadi antara aku kinal dan viny. Tak ada obrolan kecil yang terjadi di meja ini. Sibuk dengan aktifitas nya masing-masing. Mataku sedari tadi tak bisa lari dari wajah samping nya itu, manis. Aku rindu bisa duduk di samping nya, rindu ketika aku bisa menidurkan kepala ku di bahu nya.

"Kak ve~" panggil viny seketika membuyarkan tatapan ku pada kinal

"Kakak jago menggambar ya? Hmm suka gambar kilat dan petir"

"Iya, kok kamu tau?"

"Hehe iya, aku di kasih tau sama kinal" ucapnya sambil menepuk bahu kinal, mereka terlihat sangat dekat.

Aku menoleh kearah kinal yang masih sibuk dengan hp nya itu. Tertunduk saja sedari tadi. Ada perasaan sedih kurasakan, dimana ia kini terlihat begitu dingin. Sama sekali ia tak melihat ku, jangan kan melihat, senyum saja kearahku ia begitu terlihat pelit.

"Aku ke toilet dulu yah" ucap viny kemudian berdiri untuk menuju toilet

Aku menyadari kepergian viny itu, perlahan ia meninggalkan kursi yang sedari tadi ia duduki. Namun seketika hati ku semakin teremuk hebat ketika sebuah genggaman tangan melingkar di pergelangan tangan viny. Kinal mencegat gerakan viny dengan tangan nya, kemudian ia tersenyum kearah viny. Entah isyarat apa yang ia berikan pada viny.

VEraunophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang