8

232 10 0
                                    

Nicholas B.Jeoffrey

"Pak , Ketua sudah menunggu di ruangan."
Ucap sekretaris nya. Nicholas mendesah malas. Ia selalu tidak suka kalau ayah nya memanggil nya ke ruangan. Pasti ayahnya akan memberikan nya sebuah tugas ke luar negri atau hal-hal yang tidak di sukainya.

"Bilang aku sedang sibuk." Ujar Nicholas meregangkan tubuh atletisnya di kursi kerja yang di dudukinya.

"Maaf pak. Tapi ketua memaksa untuk bertemu anda."

"Baiklah. Trima kasih Bruce." Nicholas melangkah malas , mengenakan jas nya yang tadi ia letakkan di tubuh kursi dan langsung menuju ruangan ayahnya.

"Ada apa pak ? Kelihatannya penting."Nicholas langsung saja duduk di sebuah kursi yang ada di depan meja kerja ayahnya tanpa ijin.

"Oohh.. Nicholas. anakku !  Jadi bagaimana acara makan malam kemarin dengan rekan kita dari Inggris ?" Stanford meletakkan dokumen yang tadi di bacanya di atas.meja dan mengalihkan perhatiannya pada anaknya , Nicholas.

"Baik. Mereka bilang mereka puas berinvestasi dengan kita."

"Apa cuma itu saja ?" Tanya Nicholas dengan tatapan menyebalkannya.

"Tidak. Ada konfrensi di Tai Pei. Aku berharap kamu bisa kesana mewakili aku." Lagi-lagi tugas keluar neg'ri. Padahal , baru saja Nicholas kembali dari Dubai beberapa hari lalu.

"Pa.."

"Kali ini apa lagi alasan kamu ?" Stanford sedikit kesal. Tidak sekali dua kali Nicholas menolak untuk mewakili perusahaan ayah nya itu. Meskipun setiap alasan selalu mental oleh ayahnya.

"Kamu itu CEO perusahaan ini dan akan jadi penerus perusahaan. Papa gak mau tau, Kamu harus ke TaiPei wakilin papa karna papa ada pertemuan di Jepang besok."

"Fine. Berapa hari ?" Nicholas berdecak kesal. Ia tidak bisa menolak kalau ayahnya juga punya pertemuan lain. Apalagi disebut soal penerus perusahaan.

"Gitu donk ! Itu anak papa. Gak lama kok. Cuma satu minggu." Stanford tersenyum. Nicholas menghela nafas. Ia mengancing kancing jas nya lalu beranjak dari duduk nya untuk keluar dari ruangan ayahnya.

"Kamu udah ketemu calon istri ?" Tanya Stanford berhasil membuat Nicholas kembali duduk.

"Kemarin aku baru aja dinner sama satu cewe unik. Tapi sayang nya.."

"Sayang nya ?" Stanford penasaran.

"Sepertinya dia gak tertarik. Dia gaktau kalo aku CEO dan boss nya dia." Nicholas tertawa kecil mengingat hal itu.

"..Kamu kerja apa ?"
Itu pertanyaan terbodoh yang pernah di dengar oleh Nicholas selama ia mengajak kencan seorang wanita yang bukan dari kalangan atas.

"Apa ? Maksud mu dia itu.. pegawai kita ?" Stanford tidak percaya.

"Kamu gila ya ? Kamu tuh.."

"CEO perusahaan kita dan akan menjadi penerus perusahaan ? Makanya aku ga boleh sama perempuan seperti itu ?" Nicholas berhasil menyelesaikan bahkan menebak perkataan ayahnya sebelum ayahnya sempat mengatakannya.

"Sebaiknya ketua diam saja sampai ketua melihat sendiri siapa perempuan yang ku maksud. Aku pergi sekarang. Sampai ketemu minggu depan." Nicholas berdiri dari duduk nya dan pergi meninggalkan ruangan ayahnya. Ini bukan pertama kali nya Nicholas mengencani wanita semacam Ariana. Tapi ia yakin Ariana akan jauh lebih baik di banding sebelum nya.

***

Nicholas belum sempat beristirahat padahal ia harus berangkat ke Tai Pei satu jam lagi. Meeting dan meeting untuk pembukaan cabang-cabang baru di Thailand dan HongKong benar-benar melelahkan.

"Being Yours"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang