Makanan malam yang di atur nya, memang tidak sebaik yang di siapkan oleh Nicholas. Tapi aku lebih menyukainya karena.. banyak hal.
Pertama , tentu saja karena aku berhadapan dengan orang yang aku suka. Lalu dari topik yang kami bahas lebih cocok. Juga suasana yang tidak terlalu hening , membuat ku lebih nyaman. Karena aku tidak begitu suka akan ruang hampa. Karena terkadang telinga ku terasa sakit jika aku ada di ruang hampa. Dan yang terakhir , ini sama sekali tidak di akhiri dengan hubungan intim seperti yang di inginkan Nicholas. Tentu saja itu sangat penting bagi ku.
Makan malam telah usai. Kami keluar tanpa meminta bill untuk membayar. Mungkin ia sudah membayarnya sebelumnya. Kami kembali ke dalam mobil dan Jonathan mulai memutar arah.
"Sekarang kita mau kemana ?" Tanya ku sambil menoleh ke kiri dan kenan , seiring ia menyetir menyusuri jalan di Palm Springs.
"You'll see." Katanya tersenyum.
*
Satu jam berlalu. Kami berhenti di sebuah tempat dengan pelang bertuliskan Joshua Tree. Kami turun dari mobil lalu masuk ke dalamnya.
"Ini tempat apa ?" Tanya ku perlahan mulai memeluk lengannya yang besar karena atletisnya.
"Kamu mungkin gak suka outdoor. Tapi aku yakin kamu pasti suka apa yang nanti akan kamu liat." Katanya yang tidak juga menjawab pertanyaan ku.
Aku mencubit lengannya. Ia hanya tertawa dan membawa ku masuk ke dalam tempat itu.
Seperti sebelumnya ia meminta ku untuk duduk di kursi tunggu. Sementara ia mengurus semuanya pada resepsionis dan sama seperti sebelumnya , tidak lama , ia membawa ku mengikuti seorang petugas dari tempat itu menuju ke pintu belakang dari ruangan tempat kami masuk.
Ketika kami keluar , aku melihat beberapa mobil off-road yang berjejer di depan kami. Petugas yang sejak tadi kami ikuti , memberikan helm pada kami lalu meminta kami untuk masuk ke dalam mobil.
Setelah kami sudah siap , petugas itu mulai menyetir mobil ke sebuah track yang telah ada. Kami menyusuri tanah yang cukup gersang. Entah apa yang ingin ia tunjukkan. Aku belum melihat apa-apa.
Sepanjang jalan aku terus menoleh ke kiri dan ke kanan. Namun aku tidak juga menemukan apa-apa. Yang ku lihat hanyalah kegersangan. Sesekali aku melihat Jonathan. Namun ia hanya tersenyum melihat ku. Bahkan sepertinya ia menikmati kebingungan ku. Kurang ajar.
"Kamu mau kasih liat apa sih ?" Tanya ku meremas dengan gemas tangannya yang sejak tadi memegang tangan ku.
"Sakit.. sakit.." teriaknya menarik tangannya dari genggaman ku. Aku tertawa. Wajah nya sangat lucu ketika ia berteriak kesakitan sambil tertawa.
"Ada deh. Pokoknya kamu sabar aja." Katanya mencubit pipi ku.
Entah berapa lama telah berlalu. Rasanya lama sekali karena aku tidak terlalu suka pemandangan gersang padang gurun yang sejak tadi ku lihat di sekeliling ku. Sampai tiba-tiba mobil berhenti.
Ia mengajak ku turun dari mobil. Lalu berjalan ke bawah pohon rindang yang telah di hiasi dengan lampu-lampu kecil dan sebuah lilin. Dengan tanah di bawah pohon yang juga telah di lapisi tikar tipis.
Aku duduk di atas tikar itu bersamanya. Dan aku masih juga belum mengerti semuanya. Bagi ku semuanya biasa saja. Bahkan tergolong jelek.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Being Yours"
RomanceSeorang perempuan yang sangat hancur harus menyamar menjadi orang lain untuk melanjutkan hidupnya, akhirnya bertemu dengan seorang pria yang berhasil membawa kembali cahaya ke dalam kehidupannya yang gelap. Namun.. itu semua hanya sementara. Seorang...