12

185 8 1
                                    

"Eugh.. maaf." Wajah Jonathan berubah aneh dan bergegas menutup pintu. Aku menahan pintu nya. Aku tidak bisa menahan kantuk ku yang sudah mendalam lebih lama lagi. Belum lagi kalau nanti Jonathan berpikir macam-macam.

"Bye." Ucap ku pada Nicholas lalu masuk ke dalam.

"Loh ? Kenapa masuk ?" Wajah Jonathan yang ngantuk bercampur bingung di tambah tubuh nya yang topless.

"Gapapa. Emang udahan kok. Aku baru aja mau masuk. Cuma chef eh.. kamu udah buka pintu duluan." Aku masih berdiri tepat di belakang pintu.

"Jonathan.. panggil aku chef kalau di restoran aja." Ia langsung membenarkan kesalahan ku sambil mengusap-usap matanya yang masih mengantuk.

"Iyaa.. gak biasa aja. Tadi kamu udah tidur ?"

"Udah. Cuma aku jadi bangun gara-gara suara aneh di pintu tadi. Waktu aku liat kamu belom pulang , aku langsung bangun. Siapa tahu kamu lupa bawa kunci."
Jonathan mengacak-ngacak rambut nya dengan mata nya yang setengah terbuka.

"Ooh.. sorry. Ternyata jadi bangunin kamu ya. Ya udah ayo tidur. Besok kan kita masih harus kerja." Aku dengan semangat mengajak nya. Karena sebenar nya aku juga sangat ngantuk.

Tanpa sepatah kata pun , ia langsung berjalan kembali ke kamar nya dengan langkah malas. Yang bisa ku lakukan hanya tertawa melihat nya yang tidak pernah seperti itu sebelum nya. Mungkin perkenalan tadi itu , cukup membuat nya merasa akrab. Aku hanya harus menjaga kepercayaan nya.

***

Bunyi alaram dari handphone kali ini berhasil membangunkan ku. Biasa nya bunyi alaram sama sekali tidak berhasil mengusik ku untuk kembali pulang dari alam mimpi.

Perlahan aku membuka mata ku lalu mematikan alaram. Baru saja bangun aku di kejutkan dengan sosok nya yang duduk di dekat ranjang ku sambil sibuk dengan handphone nya.

"Ehh.. morning ! Tumben bisa bangun pake alaram. Biasanya gak bangun. Makanya aku nunggu disini biar bisa bangunin kamu." Ucap nya yang masih fokus dengan handphone nya.

"Hmm.. bangun jem berapa ?" Tanya ku mengusap mata ku.

"Sejam lalu. Ayo buruan mandi ! Aku mau masakin pancake hari ini." Ia menepuk pundak ku lalu keluar dari kamar menuju dapur.

Apa benar percakapan kemarin bisa membuat nya seperti itu ?

Wangi pancake seperti yang sudah di janjikan oleh nya memenuhi seluruh sudut apartemen 1208 , membuat ku ingin bergegas menuju dapur untuk menyantapnya.

"Hei !" Sapa nya yang tengah duduk di kursi tinggi. Ia baru saja menyeruput kopi hitam yang selalu di minum nya setiap pagi.

"Hi !" Balas ku duduk di kursi tinggi yang ada di samping nya. Di hadapan ku sudah tersedia sepiring pancake dengan madu di atas nya. Jarang-jarang ia menyiapkan nya segini rapi.

"Musim panas nanti kamu sudah ada rencana ?" Tanya Jonathan yang menyadarkan ku dari lamunan ku yang telah melayang entah kemana.

"Belum. Emang nya musim panas nanti kita libur berapa hari ?" Tanya ku mulai mengambil pisau dan garpu yang sudah ada di samping piring.

"Oohh. Emang nya pacar baru kamu gak ajak kamu pergi dan gak kasih tahu kamu ?"

"Untuk pertama kali nya kita tuh libur dua minggu." Jonathan sangat antusias.

"Ngga. Dia gak ngomong apa-apa." Jawab ku tertawa kecil.

"Eh ! Chef tahu dari mana kalo dia itu pacar aku ?!" Aku langsung bersuara meskipun mulutku masih penuh.

"Being Yours"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang