25

140 5 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak kami sadari kalau jarum pendek telah berhenti di angka sepuluh. Begitu banyak hal yang kami lewatkan , padahal dulu kami sering menulisnya bersama. Tepatnya tidak berempat. Tapi aku dengan Chris dan Jonathan dengan Nicole.

Walaupun waktu terbilang larut , china town belum juga sepi. Mungkin karena sebagian orang menganggap esok adalah hari libur. Karena libur musim panas bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah.

"Habis ini mau lanjut kemana nih ?" Tanya Chris bangun dari duduknya.

"Pulang. Kita belom packing buat ke Arizona besok." Jawab ku ikut berdiri. Kalau saja ia akan membayarnya, mungkin aku bisa lebih dulu.

"Oh iya.. perjalanan kesana empat belas jam lohh ! Kalian harus istirahat." Kata Nicole ikut berdiri. Lalu Jonathan pun ikut berdiri.

"Kita akan transit dulu di Palm Spring. Karena terlalu jauh. Aku gak akan kuat nyetir terus-terusan selama empat belas jam." Kata Jonathan yang sudah menguap karena ngantuk.

"Ooh. Itu lebih baik. Eh a ku mau ke toilet nih.. Adaline , kamu mau skalian gak ?" Tanya Nicole sambil keluar dari bangku.

"Oh.. iya boleh" jawab ku yang juga tengah keluar dari bangku ku.

"Nanti kamu tolong bayar dulu. Jangan sampe Chris yang bayar. Nanti aku ganti uangnya." Bisikku pada Jonathan sebelum aku pergi. Ia mengangguk lalu aku meninggalkannya ke belakang bersama Nicole.

***

Jonathan B.J

Dia di luar dugaanku. Dia berhasil membuatku terus tidak percaya akan semuanya. Seakan-akan ini semua hanyalah mimpi. Apalagi soal masa lalu nya yang sangat seperti drama yang tayang di bioskop. Membuat ku semakin ingin mengenalnya dan mencintainya.

Aku mengikuti Chris yang berjalan menuju meja kasir. Tapi seperti pesannya , aku harus membayarnya duluan. Itu pasti. Karena.. tidak enak kalau ia yang membayar semuanya. Aku harus sampai di meja kasir duluan.

"Saya meja yang di pojok sana." Kataku dengan bahasa mandarin. Kata orang , orang chinese itu sangat menghargai orang-orang yang bisa bahasanya.

Pelayan di kasir itu langsung melayani ku. Ia menyebutkan memberikan ku list dari makanan yang kami pesan tadi. Namun sebelum sempat aku mengeluarkan dompet ku , sebuah kartu kredit sudah ada di atas list itu.

"Biar aku aja yang bayar." Chris tersenyum lalu berdiri di samping ku.

"Jangan. Biar aku saja yang bayar." Aku menyingkirkan kartu kreditnya dan segera mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan tertera di bill itu.

Tentu saja ia kalah. Karena pelayan pasti akan lebih memilih uang tunai dari pada kartu kredit.

"Hmm.. kali ini kau menang. Lain kali biar aku yang traktir." Katanya mengambil dan menyimpan kartu kreditnya.

"Gapapa. Itu bukan apa-apa." Senyum ku padanya.

"Apa kau benar-benar mencintainya ?" Tanya Chris bersandar di meja kasir itu dan menatapku. Itu bukanlah pertanyaan yang sulit.

"Iya. Tentu saja." Jawab ku tanpa ragu.

"Apa yang membuat mu mencintainya ?" Tanya nya lagi.

"Karena tidak ada yang jelas dengannya. Dia selalu berhasil membuatku penasaran dan terkadang membuat ku gila memikirkannya." Aku ikut bersandar di meja kasir setelah pembayaran selesai.

"Being Yours"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang