29

135 8 0
                                    

Ia tetap teguh dengan pertanyaannya. Aku tidak dapat menjawabnya. Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Pertanyaan ini seperti pertanyaan jebakan untuk mengatakan kalau aku mencintainya. Padahal aku sendri tidak tahu apakah aku mencintainya atau tidak. Walaupun belakangan ini rasanya aku tidak dapat jauh sedetik pun dari dirinya. Tapi tetap saja..

Aku memeluknya. Medengar detak jantungnya yang tidak karuan dan merasakan kehangatan tubuhnya. Ia kembalu memelukku dan membelai rambutku.

"Aku mengerti kalau kau tidak bisa menjawabnya. Mungkin aku belum berhasil untuk meyakinkan mu." Ucapnya mencium kepalaku. Ku rasa ia sudah mulai membaca pikiran ku seperti yang di lakukan Chris. Mungkin Chris yang mengajarkannya.

Aku tersenyum padanya. Ombak laut mulai bergerak menghampiri kami. Aku berpikir untuk menghilangkan kecanggungan di antara kami.

Ketika ombak laut menghampiri kami , aku menendang ombak itu ke atas hingga mengenai wajahnya lalu berlari sambil tertawa. Seperti yang terjadi dalam film drama romantis , ia mengejarku dan membalas ku.

Kami berlarian di pantai. Namun itu tidak berlangsung lama , melihat orang-orang yang semakin banyak berdatangan ke pantai , membuat ku sedikit bingung dan ia berhasil menangkap ku dari belakang.

Namun aku tidak mengubrisnya. Suara dari sebuah panggung yang agak besar dengan sound system dan lampu yang mulai menyorot kemana-mana , membuat ku terbengong memperhatikannya.

"Kau mau melihat kesana ?" Tanya Jonathan yang memelukku dari belakang.

"Itu apa ?" Tanya ku menyandarkan tubuhku padanya.

"Itu persiapansummer party. Biasanya akan mulai.. kira-kira lima belas menit lagi."

"Kamu mau ikut summer party ?" Tanya nya lagi.

"Boleh. Kelihatannya menarik." Ia tersenyum lalu mencium ku.

"Okay. Ayo kesana !" Ia langsung menggendong ku membuat ku menjerit juga tertawa secara bersamaan. Ku rasa malam ini akan menjadi malam yang menyenangkan.

***

Waktu menunjukkan tepat pukul enam. Matahari terbenam namun pantai semakin ramai dan bukan semakin sepi. Hampir seluruh pelosok pantai mulai di penuhi orang-orang sepantaran ku dengan pakaian mereka yang sangat minim dan juga berkelas. Beberapa dari mereka mulai selfie kanan kiri namun ada juga beberapa pasangan yang menganggap pasir sebagai kasur mereka. (Kalau kalian mengerti maksud ku)

"Are you ready for SUMMER PARTY ?!!" Teriak seorang pria dari atas panggung dengan kacamata hitam , celana pendek dan kalung yang cukup besar menggantung di lehernya.

Semua orang berteriak dengan antusias menanggapinya dan seketika itu juga musik bergenre EDM mulai dimainkan. Hampir semua orang mulai menari mengikuti irama musik. Begitu juga aku dengan Jonathan.

Kami menikmati musiknya sampai kami lupa akan segalanya. Seperti tidak ada hal lain yang perlu di pikirkan selain ini semua.

"Kamu gak laper ?" Tanya Jonathan di telingaku. Aku menggeleng.

"Mungkin nanti kita baru makan." Jawab ku sedikit berteriak.

"Oh iya ! Jordan !" Jonathan tiba-tiba panik.

"Coba kamu telfon dia."

"Okay." Jonathan segera mengeluarkan handphone nya dan berjalan keluar dari kerumunan agar ia dapat mendengar suara Jordan. Aku mengikutinya. Tapi belum sampai kami keluar , Jonathan berhenti dan menepuk pundak seorang muda yang tengah asik meloncat-loncat mengikuti beat musik yang tengah di putar.

"Being Yours"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang