hari ini....ya hari ini Riska harus jalan kaki dari rumahnya sampai gerbang komplek, yang jauhnya kayak 4 kali keliling gelora bung karno. mau kemana jam 6 pagi gini? ya jelas ke sekolah.
"emang senin sial" gerutu Riska. hari ini mobilnya lagi di bengkel karena kemarin habis nabrak tiang listrik di sebelah rumahnya, yg menyebabkan listrik di rumahnya mati semalaman. "makannya bawa mobil tuh yang bener, gimana sih? nanti gimana kalau kamu nabrak yg lebih parah bla bla bla" terngiang omelan mama di kepala Riska yang sedari tadi masih jalan sampe ke depan komplek. seketika Riska mendengar suara mobil lewat disampingnya, yang ternyata menyipratkan air dari jalanan yang basah ke seragam Riska.
"apansih itu mobil gatau etika aja, udah tau lagi cape jal-" tiba tiba gerutunya berhenti karena melihat siapa yg keluar dari mobil. Arsa. cowok populer SMA Katrida yang menyandang gelar terganteng nan cakep nan kian mempesona.
"eh lo gapapa? sorry beneran gue gatau ada lo" tanya Arsa. Riska hanya bisa melongo melihat Arsa, karena arsa yang menjadi idolanya ini tidak pernah sedekat pengelihatan mata memandang seperti sekarang ini.
"woy, sadar" tangan Arsa pun di ayun ayunkan ke depan muka riska. "eh iya maaf ka, iya gapapa kok, cuma basah aja sedikit" sambil Riska menepuk nepuk seragamnya yg sekarang basah.
arsa yg sedari tadi bingung karena anak satu sekolahannya yg ditatapnya itu hanya diam melongo sambil memegang bagian baju yg basah. "yaudah lo naik mobil gua aja, SMA Katrida kan?" tanya Arsa. 'ha? demi apa arsa gatau gue anak kartrida? trus selama ini dia ga kenal gue gitu?' gerutu Riska dalam hatinya, ya maklum riska cuma anak biasa yang ga sepopuler anak anak yg lain.
"eh iya kak, gausah kok, jalan aja bentar lagi juga sampe" Arsa yang merasa bersalah pun ga tinggal diam mendengar jawaban lawan bicaranya seperti itu. "eh sorry" sambil dilihatnya badge nama Riska "Riska? mending lo ikut mobil gue, di dalem ada kemeja cadangan gue, daripada nanti lu dimarahin guru piket gara gara bajunya basah lusuh gitu?"
tawaran Arsa menggiurkan, mengapa tidak? riska udah ngefans parah sama kakak kelasnya itu, sekalinya diajak tebengan gini adalah impiannya. "oh yaudah kak, maaf sebelumnya kalau ngerepotin" yah seengganya riska harus sopan ke kakak kelas, padahal mah ngebet cepet cepet masuk ke mobilnya.
"selow ajaa, kan gua yg tadi bikin lo basah, udah cepet naik" perintah Arsa yg langsung naik ke mobilnya lagi. Riska pun langsung ikut masuk ke mobilnya arsa, duduk disampingnya lagi. 'ya tuhan gapapa deh mobil di bengkel aja kalau tiap hari kayak gini' kata riska dalam hati.
"nih seragam gue, lo ganti pas udah disekolah aja nanti, sekali lagi gue minta maaf ya" lanjut Arsa yang siap siap buat jalanin mobilnya lagi. "makasih kak"
sepanjang perjalanan Arsa dan Riska hanya diam menikmati radio yang sedang diputar di mobilnya Arsa, ya lagu lagu masa kini gitu, sebenarnya Riska pengen nyanyi kenceng kenceng, tapi jaga image lah di depan idolanya yang satu ini.
"sampe kapan lo mau diem disitu?" Riska pun menoleh, ternyata sekarang ia sudah sampai di sekolahnya. "eh iya kak, makasih banyak ya" kikuk Riska yang sedari tadi salah tingkah. "iya. ganti bajunya ya, sekali lagi gua minta maaf" ditatapnya mata Arsa sekali lagi 'ya itu tulus' batin Riska "iya kak"
Riska pun turun dari mobil dan berjalan ke kelas, tak lupa mengganti bajunya dulu sebelum masuk, biar ga diketawain oleh teman temannya itu. "Riskaaaa!!!" sapa teman temannya, "lo harus tauu! masa ya kemaren Wiko nembak Selly, kan kurang ajar bangeeett ya? dia kan kemaren baru nembak lo! kok bisa bisa sih dia? ih jerk banget!"
'oke ini weird. oke ini kikuk. oke ini bakal bikin gua galau 7 hari 7 malem. ini yang bikin gua ga konsen belajar tiap hari selama 6 bulan ini. kenapa orang itu? apa salah gua ke dia?'
"Riskaaaa, ih lu denger gua ga sihhhh?" Bella, ya itu bella. dia tau semua gosip terhangat sekota jakarta ini, dia itu temennya Selly anak SMA Prasenda, tapi.... "anjir ni anak galau lagi kaan! lu sih Bel!" Avrin membuat lamunan Riska buyar sudah semuanya permisa.
"apa? hem iya, Selly nerima ga?" tanya Riska dengan berusaha membuat nada itu datar. "engga laah Riss, mana mau dia nerima Wiko" oke riska lega.
kejadian kemarin membuat semua hidup Riska berubah.'memang cinta itu tidak selamanya berakhir bahagia.'

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Teen FictionPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...