[7] Mawar Putih

223 21 0
                                    

"makasih ya pak" riska berterimakasih kepada lelaki itu. dan beliau mengangguk sekali sambil tersenyum lalu pergi.

aldo yang penasaran menarik secarik kertas yang riska pegang. aldo membaca kertas itu. berkali-kali. dari awal sampai akhir. lalu diulang lagi. aldo merasa ada yang janggal.

"do, lo kenapa?" tanya riska

"ini bukan tulisan arsa ris" aldo kembali membaca kertas itu. membalik-balikan kertas itu. alih-alih ada tulisan lain. tapi nihil.

"dan ini juga bukan bahasanya arsa" aldo menyerahkan kertas itu ke riska.

"tapi nanti coba gua tanyain arsa dulu ya. gua balik dulu ris. dadaaah" aldo pun menghidupkan mobilnya dan pergi menjauh dari rumahnya riska.

"kalau bukan dari arsa, ini dari siapa?" digenggamnya bunga mawar itu di tangan kiri dan kertas itu di tangan kanan. lalu didekatkannya bunga mawar itu ke hidung riska. 'wangi' guman riska.

--○--

malam itu ia berdiri di depan rumah riska sambil memegang payung karena malam itu seketika hujan turun tiba-tiba. ia memakai jaket berhodie berwarna biru. lelaki itu memperhatikan riska yang sekarang berada di kamarnya melalui jendela kamar riska. ia berhasil membuat riska bingung tentang bunga mawar putih itu. lelaki itu melihat riska meletakan mawar putih itu di gelas yang berisi air. sedangkan kertasnya ia letakan di laci meja belajarnya. "semoga lo suka bunga itu ris. sebelum semua berakhir, gua cuma mau bilang kalo gua sayang sama lo. walaupun sebentar lagi kita bakal deket banget setiap harinya" dan lelaki itupun berjalan menaiki motornya. dan pergi meninggalkan rumah riska.

--○--

"riska ayo bangun! mau berangkat sekolah gaa? atau mau bolos?" suara mama menggema di kamar riska.

"iyaa ma. otw kamar mandi" riska pun mandi dan ganti baju. setelah itu ia turun untuk sarapan.

"ma, papa kemana?" tanya riska

"ke jerman tadi subuh"

"ngapain?"

"kerja lah"

"ooh" riska pun kembali melanjutkan makannya. sesekali ia mengecek hpnya.

seketika terdapat chat dari aplikasi LINEnya. itu dari arsa.

arsa nugraha : guaa udaah di depannn rummah lo nih riiss. keluaaarr dongg hehehe. berangkat bareng yaaa?

riska buru-buru menyelesaikan makannya dan bersiap pergi ke depan rumahnya.

riska vanya : okee otw depan rumah

"maaa, riska berangkat ya" riska pun salim kepada mamanya.

"iyaa, hati-hati"

riska naik ke mobil arsa yang sekarang terparkir di depam rumahnya.

"pagiii" sapa arsa

"pagi jugaa"

dan mobil arsa pun melaju menuju sekolah.

disepanjang perjalanan kali ini, arsa maupun riska sangat antusias dalam obrolannya. riska tertawa akan lelucon yang dibuat arsa dan sebaliknya. sesekali mereka menertawai penyiar radio yang disetel di mobilnya arsa. tetapi sampai akhir perjalanan, riska sama sekali tidak mengungkit masalah bunga mawar putih yang ia dapat tadi malam. riska hanya menunggu kabar kebenarannya dari aldo.

"makasih sa tumpangannyaa" riska pun turun dari mobil arsa di depan gerbang sekolahnya.

"okee sama-sama. kalau mau bareng bilang aja ya" arsa masih di dalam mobil karena akan memarkirkan mobilnya terlebih dahulu.

Distance Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang