RISKA POV
jadi ternyata arsa perhatian dan ngajak aku jalan karena disuruh aldo? untung aja aku ga baper banget. jadinya kan gampang ngelupainnya.
karena niat aldo baik, aku ngerasa kenapa aku harus marah? sebenernya gak ada yang perlu disalahkan karena aku tau aldo cuma pengen aku senyum.
walaupun sekarang aldo bener-bener lagi duduk di kasur aku. tepatnya di depan aku. ngejelasin semuanya dari awal sampe akhir dan gak berenti untuk meminta maaf.
aku cuma mengangguk tanda mengerti. dan aku gak peduli. karena aku juga mau move on dari masalah ini.
aku memperhatikan aldo yang sedari tadi ngoceh gak berenti. muka dia lebam. bajunya lusuh dan berantakan. kenapa ya? tadi kan yang berantem cuma arsa sama wiko.
akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.
"muka lo kenapa?"
aldo memegang mukanya, dan meringis kesakitan.
"eh kenapa sih?" aku berdiri mengambil handuk kecil yang ada di lemari aku, trus aku basahin handuknya dengan air panas.
aku duduk lagi dan menepuk nepuk lebam aldo di mukanya dengan handuk basah itu.
mata aldo melihat tepat di mataku. atau aku merasa seperti itu. dan aku hanya memperhatikan lebam pada muka aldo.
"aw" aldo meringis sakit
"kapan lo berantem?" tanyaku pada aldo.
"tadi di ruang olahraga,........"
"arsa ya?" belum sempat aldo menjelaskan, aku sudah memotongnya. semua sudah jelas setelah aldo menceritakan semuanya.
aldo mengangguk pelan.
sebenarnya ini hanya masalah aku semata. tapi kenapa jadi semua orang menjadi masuk ke dalam lingkaran ini?
AUTHOR POV
pagi hari di sma katrida, riska tidak berjalan seperti biasa. melainkan riska berjalan dengan canggung karena riska mendapat tatapan-tatapan tajam dari para perempuan penghuni sekolahnya ini. bukan setan. mereka manusia.
riska berlari kecil menghampiri avrin yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.
"hai av!" sapa riska
"hai ris! berangkat sendiri?"
"enggak, tadi sama aldo"
"ohh, yuk ke kelas."
avrin menggandeng tangan riska. memberikan rasa aman dan perlindungan kepada riska. tetapi dilihatnya sorot mata teman-temannya avrin yang sedari tadi berbicang dengan avrin. sorot mata itu lagi. sorot mata yang menunjukan keanehan, kejijikan, dan kemarahan.
riska berusaha tidak memperdulikan itu.
"ris" riska merasakan seseorang menepuk pundak kanannya. itu wiko.
"apa?" tanya riska judes.
sekarang riska berada di ambang pintu kelasnya. sedangkan avrin sudah duluan duduk di bangkunya.
"gua minta maaf"
riska hanya diam
"gua minta maaf ris" wiko mengulangi permintaan maafnya. kali ini sorot mata wiko menunjukan bahwa ia serius.
dan riska masih diam.
"oke gua tau lo gak mau maafin gua, tapi dengan gosip yang beredar sekarang, lo yakin gak mau maafin gua?" wiko melangkahkan kakinya ke dalam kelas. sedangkan riska mengikutinya dari belakang. bingung. itu yang ada di benak riska. riska hanya duduk di tempatnya dan memperhatikan guru yang mengajar dengan sangat tidak seksama lalu ia tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Teen FictionPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...