[11] Alasan

198 21 0
                                    

"ris, ini handuk kecilnya" arsa menghampiri riska yang sedang terududuk di lantai.

"eh makasih sa, itu kamar mandi kan?" riska menunjuk suatu ruangan di sebrang tempat tidur wiko.

arsa hanya mengangguk pelan.

riska baru menyadari bahwa kamar wiko sangat besar untuk ukuran kamar. dengan fasilitas yang lengkap dan terlihat mahal.

riska membasahi handuk kecil itu menggunakan air panas. 'untung saja ada water heater disini' batin riska.

riska kembali ke tempat wiko terbaring. dan membasuhkan handuk kecil yang basah itu ke bagian muka wiko yang lebam. mungkin kalau wiko bangun, dia bakal jerit-jerit kesakitan. karena lebam ini terlihat perih sekali dimata riska.

"ris" panggil arsa perlahan.

"ya?"

"lo sayang banget ya sama wiko? maksud gua after all this time he hurted you"

riska masih sibuk membenahi lebam wiko seketika diam untuk sejenak.

"menurut gua, sayang itu bukan diukur dari seberapa sering orang itu menyakitinya. sayang itu diukur murni dari hati. sayang yang tulus bisa menciptakan rasa pemaaf yang tinggi, sehingga kasih sayang itu dapat memperbaiki suatu hal yang salah sa, dan gua berharap dengan gua tulus sayang sama wiko, gua pengen wiko berubah. walaupun gua gak bakal sama dia pada akhirnya, untuk saat ini gua pengen wiko berubah untuk setia pada satu cewek. dan menjaga perasaan cewek tentunya. tapi gua juga gak yakin gua bisa"

riska akhirnya menjawab pertanyaan arsa. walaupun tidak to the point. tetapi kalimat itu sangat menjelaskan.

"tapi dia kan udah nyakitin perasaan lo ris"

"karena itu, gua udah ngerasain gimana disakitin sama seorang wiko. dan gua gak mau orang lain merasakan itu."

arsa hanya memangut-mangut mengerti.

mengerti seberapa besar kasih sayang riska pada wiko untuk saat ini.

--○--

ALDO POV

gua sekarang di rumah. dengan muka memar tentunya. pas gua masuk rumah, mama udah berdiri di depan gua dengan tangan bersilang di depan.

"habis berantem?" tanya mama

"iya ma"

"riska mana?"

"gak tau"

"kok gak tau? cepet telfon dia. mamanya nyariin"

"gak ah males" mengingat kejadian tadi di sekolah, riska yang dibawa paksa sama arsa membuat gua sebel banget. pasalnya arsa juga ikut bawa wiko. walaupun emang sebelumnya arsa ngehajar wiko dulu sampe pingsan. gelo emang dia.

oh iya dan gua yakin riska lagi sama arsa sekarang.

"aldo cepet"

"iya ma"

gua mengeluarkan hp dan mencoba meLINE arsa. tetapi pandangan gua teralih oleh chat dari riska.

riksa vanya : do

riska vanya : aldo ma bebi

riska vanya : doooooooo

riska vanya : aldo aldo aldo

riska vanya : ih bete dikacangin

riska vanya : jawaaabb

aldo : lo dimana?

Distance Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang