"If you love something, set it free. If it comes back to you, it's yours. If it doesn't, it never was. We do not possess anything in this world, least of all other people." ~ Ancient Chinese proverb
"sh*t, mother fu**er. bangun lo! jir Riska! lo gamau selamanya ngelamun kan?"Avrin menepuk pundak Riska berkali kali dan membuat Riska sadar pada kenyataan.
"Eh sorry Av, gua ini...hmm ini lagi baca" Riska pun lanjut membaca sebuah novel romance. membaca hanya alibi Riska semata, sebenarnya Riska hanya memikirkan Wiko. 'kenapa ia tega melakukan ini ke gua?' batin riska.
"Ris, shut that mind and down to earth!" Avrin kembali membuat Riska sadar. "gua tau lo sedih kan? kenapa? lu nyesel ga jawab secepatnya? untung aja Selly ga nerima" Avrin emang mahir membaca raut muka, ia tau apa yang harus dilakukan kalau sudah melihat wajah Riska murung seperti ini. "liat deh, gua punya lagu baru, ya menurut gua cocok sama kisah lu, gua kasih lu kesempatan galau buat seminggu ya, entar entar galaunya udahan, lu kan udah galau sebulan lebih "Cewe cantik yang menjadi salah satu idola sekolah Katrida inipun memberikan ipod dan headset kepada Riska, ya karena Riska melampiaskan kegalauannya dengan cara mendengarkan lagu sampai mampus sudah air matanya.
Riska membuka ipod itu, dan melihat playlistnya. dan benar semua lagunya sudah di setting untuk Riska dengarkan. dan matanya tertutup mendengarkan sederetan lagu galau dengan playlist ala Avrin. dan tertidur.
sekarang sudah menginjak satu bulan semenjak kejadian itu. kejadian yang membuat semua berubah.
"maaf, gua gabisa mengerti perasaan orang lain. dan maaf, gua belum bisa mengerti perasaan orang yang gua sayang sekalipun"
kata-kata itu, terngiang kembali di kepala riska. riska langsung bangun dan segera menyadari suatu yang basah dikepalanya. dilihatnya wiko sedang menatap riska dengan serius "woy bangun" disiramkannya lagi air yang ada di tutup botol riska. "apaan sih lu? bangun bangunin orang lagi tidur ajasih. gasuka apa liat orang tenang sedikit?" amarah riska memuncak. semenjak kejadian sebulan lalu, wiko selalu menjahilinya, paling hobi liat riska marah-marah. "bangun makannya kebo, disekolah aja kebo apalagi di rumah? buru cepet ikut gua" wiko menarik tangan riska yang masih setengah sadar.
jauh diujung kelas. tatapan itu. tatapan yang mencerminkan masa lalu. harapan dan kesempatan yang ada. cowok itu, membuat riska menjadi bingung akan memilih perasaannya.
"ris, bantuin gua ngerjain pr matematika gercep" itu perintah, bukan kalimat 'tolong'. riska menatap laki-laki itu, sebulan lalu yang mengisi hatinya lalu meninggalkan riska tenggelam dalam perasaannya. "riska ih" wiko kembali memanggil riska. "hmm?"
"jangan liatin mata gua terus, nanti turun ke hati loh" DEG.
'anjir emang udah terlanjur turun ke hati gua'.
ketawa wiko sudah mengisi koridor yang kosong itu dan disertai senyum sinis dari riska. "iya ndoro kakung, bawel banget" riskapun mengambil buku matematika wiko dan mulai mengerjakan. "makasih banyaakkk riska cantik banget ih gemess!"
riska hanya tertawa kecil. manis diluar, pahit didalam.--○--
"ris" Bimo duduk disamping riska yang sedang melamun di koridor kelasnya. "hm?" riska tidak bisa memalingkan matanya yang sedang menatap wiko di lantai bawah. asik tertawa dengan salah satu anak cewek ips.
"ris, dengerin gua" suara bimo serak, dia flu? setau riska kemarin bimo sehat-sehat saja. "masa cewek yang gua gebet jalan sama cowo lain, gua gatau harus ngapain" bimo selalu curhat ke riska, begitupula riska. tapi untuk masalah wiko, riska tidak terlalu berharap banyak dari bimo karena bimo temannya wiko.
"yaudah, kan lo belum jadian sama dia, ya sebenernya lu ga berhak buat ngelarang dia jalan sama siapa, ketawa sama siapa, atau malah ngobrol sama siapa." mata riska menatap wiko kembali dibawah sana. sekarang wiko bersama bella. hanya bella.
"gua yakin lu ngomong itu buat diri lo sendiri kan? lu masih mikirin wiko ya?" bukan bimo namanya kalau gatau keadaan hatinya riska. riska nyerah. riska menatap bimo. "gatau. gua ga mau bahas itu dulu ya, maaf"
bimo tau itu. riska lagi galau tingkat dewa. bimo memang selalu tau apa yang harus ia lakukan untuk melihat riska kembali tersenyum.
"gua tau ris, pulang sekolah nanti gengnya ka arsa mau pergi nonton. gua juga bingung kok mereka tujuannya nonton gitu, jadi gua-" belum selesai bimo menjelaskan, riska memotong. "gua ikut lu bimosa aditya pramana".
--○--
"mana sih si arsa? informan gua bilang mereka nonton disini" bimo tau riska ngefans sama arsa, tapi memang hanya ngefans belaka. bukan rasa sayang yang sama seperti rasa ke wiko. jadi, siapa tau dengan ngikutin arsa seharian bisa bikin riska senyum lagi.
tiba-tiba segerombolan anak sma katrida datang. 5 anak populer katrida. cowo-cowo itu memang bisa memikat semua mata yang tertuju pada mereka.
"ituu arsa! cie riska cie" sekarang riska dan bimo sedang jalan menghampiri gerombolan anak cowok kelas 12 itu. "woiii bimo! apa kabar lu bro?" sapa salah satu cowok disana. "baik dree, gelo ini pada ngumpul gini ada acara apa nih?"
dre..namanya ada dre-nya.
"kumpul aja laah, kasian arsa habis putus sama bebebnya. eh salah, maksudnya mantan bebebnya" ketawa mereka pun pecah. sekarang tempat ini seperti punya mereka saja. melihat arsa yang pura-pura ga peduli sama teman temannya, riska bisa menyimpulkan bahwa arsa masih sayang sama mantannya. Nia. mantannya itu memang cantik. seangkatan dengan riska.
"siapa nih bro? cewe baru lo?" tanya salah satu dari kelima cowok itu. "bukan, ini sobat gua dari kecil. Riska" bimo memperkenalkan riska.
"eh iya ka, temennya bimo" sahut riska. ya riska bisa menyimpulkan bahwa bimo berteman sama semua cowok ini.
"eh kita boleh gabung ga sama kalian? nonton bareng aja, soalnya gua juga gatau mau kemana lagi" dengan santai bimo melirik riska dengan mata meledek 'cie mau kan lu nonton sama arsa?'. riska cuma bisa melotot 'awas aja lu mo'.
dengan anggukan yang berbarengan, bimo dan riska nonton bareng 5 anak cowok populer sma katrida. arsa. andre. kris. mondre. andrea.
--○--
"ohh jadi ternyata andre sama andrea itu kembar ya? mau ih punya anak kembar ganteng-ganteng gitu" ketawa riska dan bimo pun pecah. sekarang mereka berada di mobil bimo setelah selesai nonton bareng 5 sekawan itu.
"gimana? masih galau? kan tadi duduknya juga udah sebelahan sama arsa. trus lonya sok jaim. ewh" ledek bimo. "ihh tadi udah engga, lo sih ngingetin. jadi kan keinget lagi. tapi tadi gua biasa aja kok, emang jaim kan" pukulan kecil riska mendarat di punggung bimo sambil mengeluarkan lidahnya. sesekali bimo memeriksa hpnya, hingga akhirnya..
"ris, gua tau wiko ada dimana."
"oh iya? dimana? kesana yuk"
"serius lo siap liat dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Teen FictionPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...