AUTHOR POV
sudah 5 hari semenjak Bimo koma. dan Bimo belum juga siuman sampai saat ini. Riska yang hari ini harus pindahan ke rumah Wiko karena orang tuanya akan berangkat besok ke Jerman. seperti yang dikatakan orang tua Riska, Riska tidak boleh ikut karena sebentar lagi memasuki masa seniornya dan harus persiapan untuk ujian nasional.
Wiko tentu saja membantu dalam proses pindahan itu. Riska lebih memilih sendirian di rumah daripada tinggal di rumah Wiko semenjak kejadian ia tahu bahwa Bimo mempunyai perasaan khusus pada Riska. 'bagaimana caraku untuk memberitahu Bimo tentang semua ini?' batin Riska.
"udah siap belum?" tanya Wiko yang sekarang ada di ambang pintu kamar Riska. semua barang Riska sudah dimasukan ke dalam mobil. tapi Riska masih suka di kamarnya. ia tidak rela begitu saja menumpang di rumah orang lain.
"bentar lagi ya Ko"
"Oke. Ris, lo tau gak?" Wiko sekarang duduk di dekat kasur Riska. memegang permukaan nakas sebelah tempat tidur Riska.
"apa?" tanya Riska
"waktu habis kejadian gua dan keluarga gua ke rumah lo, kan besoknya lo gak masuk. lo inget gak ada yang ngasih lo coklat pas lo lagi tidur?"
Riska membutuhkan waktu 10 detik untuk mengingat itu semua. kejadian di hari yang sama pada hari itu. Riska ke festival coklat bersama Arsa, lalu perkenalannya dengan keluarga Wiko, dan dilanjutkan oleh pertengkarannya bersama Wiko. besoknya, Riska mendapat sekantong coklat dan juga bunga mawar putih yang sampai sekarang Riska tidak tahu siapa yang memberikan dua benda itu kepadanya.
Riska mengangguk perlahan kepada Wiko sebagai tanda bahwa Riska ingat akan hal itu.
"dan lo tau siapa yang ngasih coklat itu?"
Riska menggeleng.
"Bimo yang ngasih, lo inget gak dia ngomong apa aja saat itu?"
hati Riska semakin kacau. Bimo yang memberikan semuanya? itu sangat pengertian dan perduli. sedangkan Wiko? ia memberikan apa pada Riska?
'hai Ris, gua tau lo ga sakit beneran. mungkin masalah lo sama Wiko makin besar kali ya. hmm gua juga mau minta maaf. soalnya gara-gara gua, lo sama Wiko kayak gini. gua minta maaf Ris. tapi tetep kok gua mau ngucapin gws ya Ris. cepet masuk sekolah Ris. gua kangen sama lo. oh iya ini gua bawa coklat. dimakan ya. gua sayang sama lo Ris'
kata-kata itu terulang di benak Riska. Riska hafal betul rangkaian kata-kata itu. tapi ia baru menyadari satu hal. bahwa kata-kata terakhirnya adalah 'gua sayang sama lo Ris' dan itu diucapkan oleh seorang Bimo.
benar saja. sekarang air mata Riska mengalir lagi. Riska sangat ingin tidak mengingat hal itu. kenapa Wiko harus menceritakan semuanya disaat sepeti ini? oke, belum semuanya.
dengan semua kejadian yang Riska tahu, mungkin ketika Bimo sadar perlakuannya tak akan sama lagi.
Wiko menarik Riska dalam dekapannya. mengusap rambutnya agar Riska merasa tenang. tapi tetap saja isakannya makin keras.
"loh, Riska kenapa?" tanya mama Riska yang sekarang berada di depan kamar Riska.
"gak apa-apa ma" Riska belari memeluk mamanya erat.
"nanti Riska kalau mau cerita-cerita sama mama papa lewat skype ya"
"oke ma"
"udah yuk, kita ke rumah Tante Mery. mama sama papa juga mau lunch sama keluarganya"
"iya ma"
Wiko kini hanya mengikuti langkah kedua perempuan itu. Wiko menuju mobilnya, lalu mama dan papa Riska menuju mobil papanya Riska, dan Riska menyetir mobilnya sendiri karena mobil itulah yang akan dipakainya kemanapun ia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Teen FictionPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...