"Ko, Wiko?"
"hmmm?" Wiko menggeliat di tempat tidurnya. hari masih pagi, dan Wiko tidak berencana pergi ke sekolah hari ini.
"Wiko ih" terasa tepukan di pipi Wiko. seseorang menepuknya berkali-kali.
"apaan sihh" Wiko geram karena ada orang yang membangunkannya.
"Wiko bangun ih. lo gak sekolah?" di dengarnya oleh Wiko sebagai suara perempuan. Wiko ingin melihat orang itu, tapi mata Wiko tidak mengizinkannya.
"enggak ah males"
"ihh bangunn. kebo banget sih" suara itu mulai geram. perempuan itu menggoyang-goyangkan badan Wiko yang sekarang masih tergeletak lunglai di tempat tidurnya.
mau tidak mau, Wiko harus membuka matanya karena orang yang membangunkannya ini sangat mengganggu tidur malasnya kali ini.
"apaa sih ris?" Wiko mengusap-usapkan matanya yang masih ingin terpejam.
"Wiko, mama belum pulang ke rumah. masa gua ikutan lo bolos sih?"
Riska kali ini cemas, karena ini hari sekolah dan Riska harus menuju sekolah. tapi dengan dirinya sekarang berada di rumah Wiko tanpa membawa perlengkapan sekolah, ia sepertinya terpaksa untuk mengikuti jejak Wiko. bolos.
"ya terus kenapa?"
"baju, buku, dll kan di rumah koo. gua pake apa ke sekolaah?"
"bolos aja sih, ribet bgt" Wiko menarik selimutnya dan memposisikan tubuhnya untuk tidur lagi.
"ihhh gak mau bolos. Wiko ih jangan tidur lagii" Riska kembali menggoyang-goyangkan badan Wiko untuk membangunkannya. tapi ternyata tidak ada hasilnya.
Riska teringat bahwa di kamar mandi Wiko terdapat water heater, sehingga ia menuju ke kamar mandi Wiko dan mengambil sebaskom air panas. lalu untuk permulaan, riska mencipratkan air panas itu dengan tangannya. 'siapa tau dia bangun dengan cipratan' guman Riska.
"hmm" Wiko hanya berguman dan tidak ada reaksi.
dicipratkannya air itu lagi ke Wiko, tapi tetap saja tidak ada reaksi. akhirnya dengan pemikiran yang sangat tidak matang dan tidak terencana, Riska menumpahkan semua air yang ada di baskom itu ke kepala Wiko. sontak Wiko bangun dengan panik yang luar biasa.
"ANJ*NG, TA*, B*BI, MONY*T, SIALAN LO SET*N" Wiko mulai bersumpah sarapah dan kata-kata tersebut masih berlanjut. yang lebih parahnya lagi, kata-kata yang berlanjut tidak kalah kasar dari sebelumnya.
"ANJIR RISKA. MAU LO APA SIH?" Riska benar-benar tertawa puas kali ini. melihat Wiko bersumpah sarapah dan ekspresinya yang sangat menarik. jika hp riska tadi tidak ditinggal di kamar tamu, pasti ia sudah mengabadikan momen ini.
muka dan setengah badan Wiko sekarang sudah basah kuyup. mengingat air yang ada di baskom itu sangat banyak, tentu saja kasur Wiko ikutan basah.
"SUMPAH GAK LUCU RIS" Riska masih saja melanjutkan tawanya. sampai Wiko mencubit keras hidung Riska yang menyebabkan hidung Riska sangat merah saat itu juga.
"Sakit ih" keluh Riska.
"basah ih" Wiko mengikuti gaya bicara Riska.
"tau ah" Riska akhirnya meninggalkan Wiko di kamar.
"masa gitu doang ngambek sih? gua ini udah lo bikin basah kuyup kayak gini aja gak ngambek"
Riska tetap pergi keluar kamar Wiko, dan bersender di dinding luar dekat pintu kamar Wiko lalu memastikan Wiko sudah tidak melihatnya, dan ia tertawa sangat puas saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Teen FictionPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...