Hari ini udah senin aja lagi. 'kenapa senin itu cepet banget ya' gerutu Riska. langkah kakinya berhenti di depan pintu rumahnya. Riska melihat ada mobil terparkir di depan pagar rumah Riska. Mobil itu tidak familiar bagi Riska. Itu bukan Bimo. Itu bukan Aldo. Itu bukan- yang pasti bukan punya Wiko. karena Riska tidak mau Wiko ke rumahnya. 'Tapi kok platnya B 124 WIKO ya? nama panjang Wiko siapa? oh iya. Brawiko.' Riska pun segera menghapus kemungkinan itu dari otaknya dan menghiraukan mobil itu.
Langkah kakinya segera menuju ke pagar rumah miliknya dan secepatnya ingin mengeluarkan mobil kesayangannya itu dari garasi. Perasaan Riska hari ini sedang aneh.
"Ma, Riska berang-" teriakannya berenti seketika ada orang yang menarik tangannya.
"Ga secepat itu lo bakal ngehindarin gua" Wiko. itu Wiko.
Sial. Ternyata benar itu mobil Wiko.
"Ngapain lo disini ko? mau bikin gua nangis lagi?" senyum sinis tercetak di bibir Riska.
"Engga, gua cuma mau ngajak lo berangkat bareng Ris"
"Oh. gaada niatan lain selain itu?"
"Engga"
"Oke" dengan satu kata itu, Riska membalikan badannya untuk segera menutup gerbang rumahnya dan berteriak kembali "Ma, Riska berangkat"
Terdengar sautan dari dalam rumahnya "Iyaa, hati hati" dari mamanya.
Riska pun langsung masuk mobil sport milik Wiko tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Perjalanan menuju sekolahnya hari ini berlangsung sepi. Tidak ada yang memulai percakapan. Padahal sedari dulu riska maupun wiko selalu tertawa, asik mengobrol, bahkan karokean ketika sedang bersama. Tetapi tidak untuk kali ini.
"Ris, lo ga perlu jauhin gua. Gua disini notabennya masih temen lo Ris" Wiko memecah keheningan di mobil itu. Riska yakin dia tidak harus menjawab apa-apa karena niat Wiko yang ia katakan sebelumnya hanya untuk berangkat bareng, bukan membicarakan hal seperti ini.
"Ris jawab, gua gamau kita sok-sok ga kenal disekolah atau apalah itu. Gua masih nyaman sama lo" itu pernyataan dari seorang Wiko yang sama sekali tidak diperdulikan oleh Riska.
"Yaudah, terserah kalau lo gamau jawab gua. yang penting, gua cuma mau ngasih tau lo kalau gua bakal selalu jadi orang pertama yang bikin lo senyum ketika lo lagi bete. Gua bakal jadi orang pertama yang ngebela lo dari semua orang. Dan lo bisa pegang janji gua Ris" kali ini tampak Riska masih acuh akan kata-kata Wiko.
"Thanks Ko, gua duluan ya."Wiko sudah memarkirkan mobilnya di lapangan parkir SMA Katrida yang diikuti oleh keluarnya Riska dari mobilnya dan hanya mengucapkan beberapa kalimat.Wiko berusaha tidak memperdulikan Riska, karen Riska memang hanya temannya.
Wiko melihat Riska yang langsung dirangkul Aldo, kakak kelasnya yang hanya beda satu tahun dengannya. Mereka sangat akrab. 'Apa mereka lagi deket ya? segampang itu Riska move on dari Wiko?' dan dengan itu lengkap sudah Wiko menyakiti dirinya sendiri.
--○--
Ayo dong bel, mana belnya? cepet ayo cepet. 5. 4. 3. 2. 1.
"Krinnnnngg"
Bel sekolah berbunyi, menandakan bel istirahat telah dimulai. Riska sangat bosan dengan pelajaran hari ini. Sangat. Bosan. Tak perlu basa-basi pun riska langsung menuju kantin, ingin bertemu Aldo. Riska tidak bisa menahan masalah ini sendirian.
"Do, gua duduk sini ya" Melihat Aldo yang sedari tadi duduk sendiri di meja kantin sekolahnya. "Iya Ris, duduk aja. "Lo ga ijin juga gabakal gua usir" Riska hanya terkekeh geli.
![](https://img.wattpad.com/cover/50414257-288-k91000.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Fiksi RemajaPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...