pulang sekolah kali ini, riska akan makan coklat sama arsa. 'kira kira arsa mau ngajak riska makan coklat dimana ya?' batin riska."yuk ris, udah siap kan?" arsa segera menyalakan mobilnya. sedangkan riska hanya mengangguk pelan. riska takut salah tingkah lagi untuk kali ini.
arsa menjalankan mobilnya. riska tidak tahu mereka akan kemana, katanya arsa, mereka akan menuju ke tempat yang banyak coklatnya berhubung arsa juga suka banget sama coklat.
"jadii, lo adeknya aldo ya?" tanya arsa yang memecah keheningan diantara mereka.
"hmm sebenernya bukan adek kandung, tapi emang udah deket aja dari dulu gitu"
"oh gitu"
mobil arsa kembali hening. hanya suara radio yang tercipta diantara mereka.
"wiko. lo tau wiko ga ris? katanya anak kelas 11 kan?" DUH.
arsa menanyakan wiko. padahal riska tidak mau membahas wiko dulu untuk sekarang. tapi karena arsa yang bertanya, jadi ya mau gamau harus dijawab.
"kenal ka, temennya riska" bukan. bukan teman. wiko adalah orang yang riska sayang.
"dia berengsek ya?" DEG.
'bener banget ka. dia berengsek banget. masa nembak tapi ga boleh di jawab. kan pele.' ingin sekali riska menjawab itu. tapi ya karena takut arsa menyebar-nyebarkan hal tersebut jadi diurungkannya niatan menjawab itu.
"Gatau ka hehe" sambil Riska tersenyum lebar ala ala anak sok polos.
"Dia ngerebut cewe gua Ris.---eh sorry gua malah curcol"
Lah ngerebut cewek? loh? Riska mencoba berfikir siapa ceweknya ka Arsa. Nia. Satu nama yang terbesit dikepala Riska. Nia. mantannya Arsa. Baru putus akhir-akhir ini.
'Ah emang cowok abal abal dia ka.Wiko terlalu munafik. Mukanya aja begitu. Tapi dalemnya beuh jahat banget ka. Bantai aja ka bantai' batin Riska kembali
"Sabar ya ka" tapi hanya itu yang bisa Riska sampaikan kepada Arsa.
TAk lama, mobil Arsa pun hening kembali.
"Kita sampai" Arsa membukaan pintu Riska. 'hmm sepertinya Arsa gentleman broh' guman Riska.
"Ini dimana ka?" melihat suasana ramai disekeliling pantai. Sisana terdapat panggung besar yang di depannya banyak meja disertai kursinya dengan ukuran kecil. Disebelah panggung tersebut ada mall besar. Yang didukung oleh banyaknya tenda-tenda kecil disekitar pantai. Ini di Ancol. Ini acara pameran atau festival?
"Festival coklat" Arsa tersenyum sangat lebar. Wajahnya semakin tampan ketika diterka sinar dari sang rembulan dan didukung oleh cahaya lampu yang berkualitas dari arah pantai.
"Seriously? God! you know what I need right now! thankyou ka Arsa!" senyum Riska melebar. Memang ia lagi sangat butuh coklat karena kegalauannya hari ini meningkat. Untuk meningkatkan mood Riska, ia membutuhkan coklat.
"Arsa. Arsa aja Ris, gausah pake 'ka'" Arsa tersenyum kembali. Kali ini Riska sangat senang. Arsa yang selama ini hanya idolanya yang tidak ada kemungkinan sama sekali, sekarang ia berada di radius kurang dari 20cm dari Arsa.
Di festival itu terdapat live music disana. Dan siapa saja boleh nyanyi jika mau. Sedangkan Riska dan Arsa sibuk mencicipi coklat-coklat yang sangat beraneka ragam. Dari yang biasa seperti kue yang terdapat coklat cair di dalamnya, sampai almond berbalut coklat yang harganya bisa selangit.
"Arsa, gua mau nyob-" Riska menyadari Arsa menghilang dari sebelahnya. Riska memfokuskan matanya di sekitar festival untuk mencari Arsa. Tapi nihil. Arsa tidak terlihat. Riska pun kembali melihat-lihat coklat yang ada sambil mendengar live music dari panggung utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance Of Love
Teen FictionPatah hati membuat semuanya suram. Apa yang dilihat menjadi tampak abu-abu. Apa yang dirasa membuat semua terlalu samar. Dan apa yang diterima melukai banyak jiwa. Cinta tak selamanya indah, walau memikat hati tetapi juga mengikat jiwa untuk sadar...