episode 9

1.7K 77 0
                                    

'sialan banget tuh bocah, belum pernah di telen gadis imut kali ya. arrgghhhhh'  batin Prilly geram.

"jaga bacot elo. Elo juga gak ganteng, elo sombong, angkuh dan paling cuma bisa berlindung di ketek orang tua elo aja. dasar cowo manja, udah kalah dari cewe masih aja sombong. Woyy urat malu lo udah putus ya." maki Prilly membuat Ali melotot.

'sialan banget nih cewe. Kenapa ngungkit soal balapan sih' batin Ali geram.

"tutup mulut elo. Gue emang sengaja ngalah." bentak Ali. Prilly hanya tersenyum mengejek.

"kenapa elo masih gak terima kalah dari gue makanya elo jelek-jelekin gue. kasian amat, sakit hati banget ya sampek elo bilang kayak gitu tadi." ejek Prilly.

Ali semakin geram saja, tak terasa tangannya sudah mengepal dari tadi memperlihatkan buku-buku tangannya yang memutih. Prilly yang melihat tangan Ali sudah mengepal hanya tersenyum mengejek.

"kenapa elo gak terima? elo mau mukul gue. Silahkan pukul gue." ucap Prilly mendekatkan dirinya dan menyodorkan pipinya ke Ali. Jordan, Ken dan Yasya terbelalak kaget. Ali semakin geram, dia sudah melayangkan pukulannya.

"Aliiiii stoooopppp!!!" terdengar suara menggelegar dari belakang kerumunan orang-orang yang sudah berkumpul dari tadi.

Trelihat beberapa bodyguard membuka jalan untuk seseorang. teriakan orang itu membuat Ali menyetop saat pukulannya hampir mengenai pipi gadis di depannya itu. Sontak semua menoleh kearah asal suara. Tampak seorang wanita muda yang anggun berdiri di tengah-tengah bodyguardnya namun dengan ekspresi mukanya yang terlihat sangat marah.

"mampus, kita bangunin macan tidur. Cepat sembunyi." bisik Yasya disetujui oleh kedua temannya.

Mereka mengendap-endap keluar dari sana namun saat separuh jalan langkah mereka di hentikan oleh pengawal-pengawal berbadan sangar itu. ketiganya hanya menatap pasrah, sepertinya mereka akan mendapat masalah besar. Mereka melihat wanita yang ikut menatap tajam ke arah mereka dengan cepat ketiganya mengacungkan jari membentuk huruf V dan langsung tertunduk takut karna kepalan tangan wanita itu menunjuk ke arah mereka.

"bakal jadi perkedel nih kita." bisik Ken disetujui oleh kedua temannya. dengan cepat wanita itu menghampiri Ali dan Prilly.

*Buggghhh

satu pukulan telak di perut membuat Ali tersungkur dan mengerang kesakitan. Prilly terbelalak kaget dengan kejadian di depan matanya itu. Wanita itu menoleh ke arah Prilly dan membuat Prilly kaku, sedetik kemudian..

"kamu gak apa-apa kan? gak ada yang luka kan? semua aman-aman saja kan? Dia gak ngenai kamu kan?" cerocos wanita itu khawatir membuat Prilly terbelalak.

"kamu jangan diam aja. ada yang luka ya? kamu disakitin dia ya?" cecar wanita itu namun Prilly masih tetap bergeming memandang wanita itu syok. Wanita itu geram dan berbalik ke arah Ali. Dia langsung mencengkeram kerah Ali dan memukul wajah Ali keras.

"Aliando Putra Syarief! elo gila yaa! kenapa loe pukul gadis manis ini? apa masalah elo? Loe cari mati haaa! mukul perempuan. Elo sama aja mukul gue ama nyokap kalo elo nyakitin gadis ini. mau gue cincang terus jadi makanan buaya peliharaan Ayah!" hardik Kaia keras membuat semua bergidik ngeri. Bayangin melihara kok melihara buaya, kan lebih bagusan kucing atau anjing.

"arrgghh Kaiaaa. Elo rusak muka gue!" pekik Ali memegangi pipinya, tampak bibirnya sedikit berdarah. Kaia geram bukannya minta maaf malah panik soal mukanya. Kaia menginjak dada Ali.

"aarrggghh Kaia sakitt..." erang Ali.

"bukannya minta maaf malah khawatirin muka! Muka pas-pasan gitu. Minta maaf gak!" hardik Kaia.

"enggak!" teriak Ali berusaha menyingkirkan kaki Kaia dari dadanya. Masalahnya sekarang Kaia memakai higheels runcing, jadi sakitnya lebih parah. Kaia melotot mendengar jawaban Ali, dia semakin menekan injakan kakinya.

"Kaiaaa elo mau nusuk gue pake higheels runcing elo itu!" maki Ali menahan sakit. Kaia sekarang berdiri satu kaki di atas badan Ali membuat Ali semakin merasa sesak dan sakit karna hak Kaia menancap di kulitnya.

"Kaiaaa turuuun. Aarrgghh bisa bolong nih kulit guee!" teriak Ali kesakitan. Kaia tidak peduli dia melepas higheels di kaki satunya dan mengarahkan higheels yang dipegangnya itu ke arah Ali.

"minta maaf gak! atau gue getok jidat loe pake nih ujung hak gue!" ancam Kaia.

"gaaak mauuu!" teriak Ali. Kaia bersiap melayangkan higheelsnya ke Ali.

"iyaaa-iyaaa gue minta maaf. Gue minta maaf kay!" pekik Ali takut beneran digetok kepalanya pake higheels.

Bisa bolong jidatnya kalau tuh higheels beneran di getok ke kepalanya. Kaia menyeringai penuh kemenangan. Dia langsung turun dari atas Ali dan memakai higheelsnya kembali. Ali langsung terbatuk-batuk karna sesak nafas, wajahnya sedikit pucat.

"ini kejam. Gue laporin elo ke bokap." ucap Ali masih tergeletak di lantai.

"gue gak takut. Dan gue bakal bilang ke bokap kalo elo mau mukul seorang gadis manis. Buktinya CCTV di Mall ini. Biar seluruh fasilitas elo bakal dicabut dan hak waris elo jatuh ke gue sepenuhnya. Dan gue juga bakal bilang ke nyokap kalo elo masih sering balapan liar biar elo dimutasi ke kutub utara sama beruang kutub." ucap Kaia sinis.

"elo kakak yang jahat kay, elo kejam, elo licik!!" umpat Ali dia berusaha berdiri namun perutnya masih sakit karena tonjokan Kaia tadi.

"elo adik yang bego li, elo cemen dan elo lemah." ejek Kaia lalu pergi. Namun dia kembali lagi dan mendekati Prilly.

"kalo dia sampai bikin ulah sama elo. Lapor ke gue. Ini kartu nama gue, okey gadis manis. Baik-baik ya." ucap Kaia lembut mengelus pipi Prilly yang masih diam mematung karna syok.

"dan elo Ali. Kalau sampai elo sakitin gadis ini seujung kuku pun. Elo bakal berhadapan sama gue." ancam Kaia menunjuk ke Ali yang berusaha berdiri. Kaia melangkah pergi saat melewati ketiga teman Ali Kaia berhenti. Ken, Jordan dan Yasya menunduk takut.

"dan kalian KEJOYA. Kalian masih ada urusan sama gue, dan kalian utang penjelasan ke gue." ucap Kaia membuat Ken, Jordan dan Yasya bergidik ngeri.

Setelah Kaia pergi Yasya,Jordan dan Ken langsung berhambur ke Ali dan membantu sahabatnya itu berdiri. Prilly masih tak percaya dengan semua yang barusan terjadi. Antara takut, terpana, kaget, dan takjub.

"puas lo, gue udah dibikin babak belur ama kakak gue!" umpat Ali ke Prilly. Prilly melirik Ali kesal.

'heran gue, kakaknya bisa baik gitu kenapa tuh adiknya bisa songong kayak gini ya' batin Prilly kesal. Prilly melihat kartu nama yang dipegangnya dan menyeringai licik

"inget ! kalo loe macam-macam sama gue, gue laporin ke kakak elo!" ancam Prilly menyeringai.

Ali dan ketiga kawannya hanya mendelik kaget. Prilly tersenyum puas dengan ekspresi idiot keempat cowo dihadapannya itu terutama ekspresi Ali. Prilly langsung melangkah pergi dari tempat itu, tampak Galang, Nayla dan Tristan juga masih kaget dengan kejadian barusan.

"udah ayo pulaang." ajak Prilly menggandeng Galang dan mendorong kedua temannya itu pergi dari tempat itu.

"awass looo. Arrgghh!" erang Ali kesakitan dengan pipinya saat dia teriak emosi tadi.

"udah lii, ayo kita pulang." ajak Yasya memapah temannya itu.

Jordan menatap kepergian Prilly, 'kenapa elo bisa kenal sama ali, prill' batin Jordan, dia lalu menyusul kedua temannya yang lebih dulu pergi memapah Ali.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang