chapter 43

3.3K 72 4
                                    

Prilly mengerjapkan matanya, terbangun dari mimpi indahnya. Ia bermimpi sedang berdiri dipinggir dipantai di pagi hari, menikmati suasana tenang dipantai, bersama seorang gadis kecil yang sedang sibuk bermain air dan juga seorang balita lucu yang sedang ia gendong. Sedangkan sang ayah sedang menemani sang gadis kecil yang sangat cantik dengan dress kuningnya bergerak dengan lincah dan kadang menjerit kesenangan saat air laut mengenai kakinya. Sang ayah hanya bisa tertawa renyah, melihat kehebohan gadis kecil itu. Sang pria menoleh padanya dan memamerkan senyuman mautnya dengan tatapan tajam tapi menggoda, membuat hatinya berdetak kencang, ia langsung memalingkan wajahnya pada balita yang kini sedang digendongnya, tak talah tampan dengan wajah ayahnya. Dengan pipi gembul mata cokelat hazel seperti miliknya bibir penuh dan alis tebal dengan bulu mata lentik seperti milik ayahnya namun hidungnya mirip seperti dirinya. Benar-benar balita yang sangat lucu dan menggemaskan.

'apa mimpi itu bisa jadi nyata ? Apa mereka anakku dan Ali kelak?' batinnya, ia benar-benar ingin tidur lagi dan melanjutkan mimpi yang baginya sangat indah itu.

Prilly bangun dari tidurnya. Ia menoleh ke arah sofa bed, sudah tidak ada Ali disana.

"kemana ali." gumamnya heran,namun sedetik kemudian keheranannya terjawab saat melihat Ali masuk kedalam kamar dengan berpakaian rapi.

"kamu udah bangun?" tanya Ali, Prilly hanya menjawab dengan anggukan. Terlihat Ali berjalan menuju meja rias Prilly dan merapikan dasinya, ia lalu mengambil jasnya.

"mau kemana?" tanya Prilly

"mau dugem." Ali melirik Prilly kesal, "ya mau kerja lah prill, masa udah rapi kaya gini masi ditanya mau kemana."

"maksudku, kok pagi banget?" tanya Prilly.

"aku ada rapat kantor." jawabnya. "yuk sarapan, ditunggu mami dibawah." ajak Ali, Prilly hanya mencembik malas dan memilih merebahkan lagi di kasur.

"malas aku li." rengeknya bergelung di dalam selimut. Ali mendesah, tanpa berkata apa-apa lagi ia segera keluar dari kamar, namun tak berapa lama ia kembali dengan membawa nampan berisi sepiring nasi goreng, segelas susu dan segelas air putih

Ia meletakkan nampan di meja samping tempat tidur. Prilly hanya melihat apa yang dikerjakan Ali. Ali lalu duduk dipinggir ranjang, masih dengan menjaga jarak pada Prilly. Ia mengambil piring itu lalu tanpa banyak kata menyuapi Prilly.

Prilly hanya menurut saja, meski Prilly sendiri kaget mendapati perlakuan Ali, tanpa banyak berbicara untuk memaksanya makan, dia malah langsung mengambilkan makan dan memastikan sendiri bahwa Prilly sudah makan.

"Ali, udah kenyang." Prilly menggeleng dan menutup rapat mulutnya saat Ali akan menyuapinya lagi. Ali melihat masi setengah piring.

"yaudah minun susunya, abis itu minum obat." suruh Ali memberikan gelas susu, sedangkan dirinya memakan sisa makanan Prilly.

"kok makan sisa aku sih li?" tanya Prilly kaget.

"daripada mubazir. Kasian mami udah masak capek-capek tapi gak habis, lagian aku juga belum sarapan." jawabnya disela makan.

Prilly menaruh gelas susunya, Ali langsung memberikan obat pada Prilly, Prilly hanya mencembik kesal tak kala harus meminum obatnya.

Ali menegak air putih untuk melegakan tenggorokannya akibat tercekat karena makanan.

"yaudah aku kerja dulu ya." ucap Ali lalu mengecup sekilas kening Prilly. Ia mengusak lembut rambut Prilly sambil bangkit dari duduknya, ia mengambil jas yang terselampir disofa dan keluar dari kamar. Meninggalkan Prilly yang diam termangu karena syok atas tindakan tiba-tiba Ali. Ia menyentuh keningnya. Ia masih terdiam, jantungnya berdetak kencang, ia tidak sempat bereaksi atas tindakan Ali. Tak ada perasaan takut saat disentuh Ali, malah hatinya terasa menghangat.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang