chapter 38

3.8K 75 3
                                    

"sudah selesai beresinnya?" tanya Ali masuk kedalam ruangan, Prilly mengangguk. Ali membawakan tas Prilly. Hari ini Prilly sudah boleh pulang.

"kita ke kantor bentar. Ada berkas yang harus gue ambil." ucap Ali, Prilly kembali mengangguk.

.

"gue nunggu disini aja ya." pinta Prilly saat mereka sudah tiba dikantor. Ali mengernyit heran

"kenapa?"

"loe gak lihat pakaian gue?" tanya Prilly. Ali melihat ke penampilan Prilly. Dress kuning gading dengan cardi cokelat dan sandal biasa. Wajah Prilly yang terlihat masih pucat. Ali tersenyum dan mengelus kepala Prilly.

"loe tetep cantik kok. Yaudah yuk turun. Gak mungkin gue tinggalin loe sendiri disini." ucap Ali. Ia turun dan memutari mobilnya lalu membuka pintu untuk Prilly.

Prilly turun, Ali merangkul Prilly lalu mereka berjalan bersama ke lobi. Semua orang memandang kedatangan Ali dan Prilly.

Ali dan Prilly masuk kedalam lift khusus CEO. "loe udah jadi CEO beneran ternyata." gumam Prilly.

"emang loe kira gue jadi CEO gadungan apa." ucap Ali mengusak rambut Prilly membuat Prilly memekik.

"Ali berantakan!" sungut Prilly menggembungkan pipinya. Ali hanya terkekeh.

Mereka sampai di lantai tempat ruangan Ali. Ali kembali merangkul Prilly. Seperti di lobi tadi, disini semua orang juga melihat Ali dan Prilly bahkan sampai mereka masuk kedalam ruangan Ali.

"mereka kenapa sih, kaya gak pernah lihat cewe cantik aja." cibir Prilly.

"dihh, kepedean banget lo. Tadi aja gak mau diajak kesini gara-gara kucel sekarang kepedean." cibir Ali.

"emang kenyataanya gitu, gue kan cantik."

"iya, cantik kalo dilihat dari sedotan, lagian jangan kepedean dulu. Mereka tuh ngelihatin gue, kan mereka naksir gue." jawab Ali sambil melihat berkas-berkas dimeja.

"cihh. Sekarang siapa yang sok kecakepan disini. Pede banget loe jadi cowo." cibir Prilly. Ali mendongak kearah Prilly yang tengah duduk disofa.

"emang kenyataanya gue ganteng, dan emang kenyataannya mereka naksir gue. Dan mungkin mereka patah hati kali lihat gue ternyata udah ada monyetnya." balas Ali

"apa lo bilang!" seru Prilly kesal.

Saat Ali ingin bicara, terdengar suara pintu diketuk oleh seseorang membuat mereka serentak menoleh kearah pintu.

"masuk." ucap Ali.

"li, nih hasil rapat tadi, kita dapet tendernya. Oke, Gue izin mau jemput Nayla dulu." ucap Tristan langsung masuk kedalam ruangan dan sedikit melempar ke arah Ali.

"Tris, sopan banget loe ya." sindir Ali.

"sorry, gue harus cepet-cepet. Kalo nggak dia bisa berubah jadi mak lampir. Apalagi sekarang dia lagi tanggal merah." jawab Tristan.

Ali hanya memutar bola mata jengah.

"kak tristan..." panggil Prilly, Tristan langsung menoleh ke arah sofa. Prilly hanya tersenyum lebar.

"astaga prill, gue gak tahu kalo loe dari tadi disini." ucap Tristan lalu memeluk Prilly.

"hey... Hey.. Don't touch my wife dude!" larang Ali. Tristan hanya mencibir ke Ali.

"sejak kapan dia posesif prill?" tunjuk Tristan ke Ali. Prilly hanya terkekeh.

"loe masih sakit Prill, ya ampun suami loe jahat banget, paksa loe kesini buat nemenin dia." decak Tristan tak habis pikir.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang