episode 12

1.7K 74 0
                                    

Ali melihat Prilly duduk di pinggir jalan dengan memeluk kakinya sedangkan kepalanya menunduk. Ali menghentikan motornya di dekat Prilly. dia menghampiri gadis itu, tampaknya gadis itu tidak menyadari kehadirannya

"bego, ngapain duduk di pinggir jalan sepi kayak gini. Ntar bisa digodain preman." omel Ali.

Prilly mendongakkan kepalanya, nampak matanya sembab sepertinya dia habis menangis. Ali jadi tidak tega melihat Prilly sekarang.

"bodo! apa pedulinya elo?!" sembur Prilly.

"gue gak bisa ninggalin cewe sendirian di pinggir jalan apalagi tuh cewe nangis. Dan elo cewe!" omel Ali.

Prilly tetap bergeming, dia kembali ke posisinya tadi. Ali mendengus kesal melihat Prilly yang keras kepala, terlihat Prilly semakin mengeratkan pelukannya dan badannya sedikit gemetar, sepertinya dia kedinginan. Ali melepaskan jaketnya lalu menyelimuti tubuh Prilly. sontak Prilly kaget dengan perlakuan Ali, Prilly menatapnya heran.

"gue cuma gak mau elo sakit, gue tau elo kedinginan" ucap Ali datar. Prilly menundukkan kepalanya.

'ternyata dia perhatian juga' batin Prilly.

"untuk sementara, kita sekutu. Karna kita sama-sama nolak keputusan keluarga. Jadi sebagai sekutu yang baik, ayo ikut gue." ajak Ali. Prilly kembali mendongak dan menatapnya heran.

"udah gak usah takut, gue gak gigit." gurau Ali untuk mencairkan suasana.

Ali mengulurkan tangannya untuk membantu Prilly berdiri, Prilly menerima uluran tangan Ali.

"mau kemana?" tanya Prilly.

"ngehangatin badan." jawab Ali santai, sontak Prilly menjauh dari Ali, bermacam-macam pikiran buruk sudah singgah di otaknya.

"gak usah mikir mesum. Gue cuma pengen cari minuman yang anget-anget aja." ucap Ali seakan tau pikiran Prilly, Prilly bernafas lega, namun dia masih ragu untuk ikut dengan Ali.

"elo mau ikut atau gue tinggal?" kata Ali,

"gue gak bisa naik." jawab Prilly. Ali mengernyitkan dahinya, sedetik kemudian dia paham apa yang dimaksud Prilly, saat ini Prilly sedang memakai rok model span, pasti susah kalau untuk naik motor.

"gue bantu." ucap Ali membantu Prilly naik di atas montornya, karena roknya terlalu ketat alhasil ketika naik montor, roknya sedikit tersingkap memperlihatkan paha putih mulus yang dimilikinya.

"mau duduk miring aja?" tawar Ali.

"enggak, gue takut kalo duduk miring" ucap Prilly. Ali menghela nafas.

"lepasin jaketnya." perintah Ali, membuat Prilly bingung, namun dia menuruti perintah Ali karena memang itu jaket Ali. Prilly memberikannya pada Ali.

"pakai." Ali memakaikan Prilly jaket dengan posisi terbalik sehingga Prilly tetap merasa hangat namun pahanya dapat tertutupi jaket.

Setelah dirasa aman Ali memakaikan Prilly helm fullfacenya. Awalnya Prilly sempat menolak tapi karena Ali juga termasuk orang yang keras kepala, akhirnya Prilly menurut saja.

Ali naik ke motor dan melajukan motornya menyusuri jalanan malam ibukota Jakarta. Ali menghentikan motornya di sebuah warung wedang ronde pinggir jalan. Prilly bingung kenapa Ali mendadak berhenti. Prilly turun dibantu oleh Ali.

"mang udin, wedang ronde 2." pesan Ali.

"ohhhh mas Ali, iya mas silahkan duduk dulu." jawab mang Udin pemilik warung wedang ronde itu.

"elo suka ronde kan?" tanya Ali.

"gue belum pernah coba." jawab Prilly polos.

"yaudah, berarti ini pertama kalinya elo minum wedang ronde, dijamin enak buatan mang Udin." ujar Ali dijawab anggukan oleh Prilly.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang