episode 44

4.5K 73 6
                                    

Prilly terdiam dengan ponsel masi menempel di telinganya.

"Nessa??" gumamnya, air matanya kembali menitik. Setelah tadi ia menangis karena ucapan oma. Ia tidak sakit hati karena dikatakan mandul. Tapi dia tidak rela jika Ali harus menikah dengan wanita lain. Ia juga meratapi nasibnya.
Ia tahu bahwa kandungannya bermasalah, ia akan susah hamil karena kejadian waktu itu apalagi dengan trauma yang masih melekat pada dirinya. Lalu bagaimana dia harus cepat hamil hanya dalam tenggat waktu bulan madu. Prilly takut bahwa Ali harus menikahi wanita itu. Dia butuh Ali untuk menenangkannya, namun bukannya ia tenang mendengar suara Ali tapi ia harus mendengar suara wanita bernama Nessa yang sempat dipanggil, pasti Ali sekarang sedang bersama gadis pilihan oma.

Sedang makan siang bersama. Meski ramai-ramai dengan Jordan, Yasya, Ken dan Tristan, tapi tetap saja ada wanita yang dijodohkan dengan Ali.
Prilly menangis terisak, ia memegang dadanya yang terasa sakit. Ia lalu menyembunyikan wajahnya di guling. Ia terus menangis sampai jatuh tertidur karena kelelahan.

*****

"Aliii..." panggil mami saat melihat menantunya memasuki rumah.

"sudah pulang nak?" tanya Mami, Ali menyalami Mami,

"sudah mi."

"li,, kayaknya Prilly sedang sedih. Kamu bisa hibur dia?"

Ali mengerutkan keningnya. "sedih kenapa mi?"

"tadi momy kamu kesini sama oma kamu. Oma kamu menanyakan kenapa Prilly tidak segera hamil. Oma kamu meminta kalian segera bulan madu dan Prilly segera hamil, kalau tidak kamu akan dinikahkan sama wanita pilihan oma kamu."

Ali terkesiap mendengar penjelasan mami. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal menandakan dirinya sedang menahan emosi.

"Ali ke kamar dulu mi." desis Ali lalu berjalan ke kamar. Ia membuka kamarnya, terlihat Prilly sudah tidur.
Ali duduk disamping tempat tidur Prilly. Ia melihat Prilly yang tertidur pulas, namun setetes air mata mulai turun menandakan Prilly habis menangis. Ali kembali merasakan emosi yang membumbung.

Ali tak rela melihat istrinya menangis apalagi sampai diinjak-injak harga dirinya oleh Oma

"prill, prill..." ucap Ali mencoba membangunkan Prilly. Prilly mulai menggeliatkan tubuhnya sambil mengerjapkan matanya.

"Alii." gumam Prilly dengan suara serak, ia mencoba bangun dibantu Ali.

"kamu udah pulang?" tanya Prilly,

Ali mengangguk "kamu abis nangis prill?"

Prilly diam tak menjawab pertanyaan Ali, ia malah menunduk menatap selimutnya.

"prill, jawab. Oma tadi nyakitin hati kamu ya?" tanya Ali lagi. "oma yang bikin kamu nangis kaya gini?" tambahnya penasaran.

"Nessa, siapa li?" tanya Prilly menatap Mata Ali. Ali menatap Prilly terpaku

"Nessa... Nessaa... Emmmm"

"Nessa siapa?" cecar Prilly, matanya mulai memanas lagi.

"Nessa bukan siapa-siapa. Nessa cuma orang yang nemenin oma ke Indonesia."

"beneran cuma itu?" tanya Prilly. Ali tidak bisa menatap mata Prilly, matanya bergerak liar.

"liii,.."

Ali hanya menghela nafas, "tanpa kamu bertanya kamu pasti sudah tau kan prill."

"aku pengennya denger dari mulut kamu."

"Nessa bukan siapa-siapa aku. Dan gak akan berubah sampai kapanpun."

"kecuali kalo aku gak segera hamil." Prilly hanya tersenyum getir, satu air mata lolos dari matanya. Ali segera mengusap cepat air mata itu.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang