episode 25

2.4K 73 0
                                    

Setelah sampai di Resto, Ali dan Prilly langsung turun. Tentu dengan Ali membuka pintu mobil untuk Prilly. Prilly hanya tersenyum saja dan langsung loncat-loncat masuk kedalam resto padang itu.

Ali melihat lantai yang baru di pel oleh pegawai resto "Illy, awass nanti jatoh jangan loncat-loncat." seru Ali khawatir.

"yeee, emang gue anak kecil aaaa." melihat Prilly yang terpeleset, sontak Ali menangkap tubuh Prilly agar tidak terjatuh. Keduanya saling bertatapan. Seperkian menit mereka hanya terdiam,

"Mmmh Illy." gumam Ali lirih. Prilly menatap Ali sedikit bingung.

"bisakah kita berdiri? Bukannya gue gak kuat nopang tubuh elo. tapi disini tempat umum. Dan banyak yang ngelihat. Ntar aja ya dilanjutin di rumah." bisik Ali sambil melirik kiri dan kanannya.

Prilly tersadar akan posisi mereka sontak prilly mendorong Ali, namun karena Ali masih memegang Prilly, Prilly ikut tertarik dan membuat mereka jatuh terjungkal dengan Prilly menimpa badan Ali. Prilly sangat malu sekali, bahkan posisi ini lebih parah dari yang tadi. Prilly langsung bangkit dari posisinya menimpa Ali.

"aduuhh kalo jatuh tuh gak usah ajak-ajak." sungut Prilly berdiri. Ali mengulurkan tangannya meminta Prilly membantunya berdiri. Prilly akhirnya membantu Ali berdiri.

"elo sendiri yang bikin gue jatoh, mana nimpa tubuh gue lagi. emang elo gak berat apa." dumel Ali lirih. Ali melihat ke sekelilingnya. Dia jadi menyeringai

"maaf semuanya, calon istri saya memang seperti ini. kadang kalo mesra gak kenal tempat." teriak Ali, membuat Prilly terbelalak kaget. Dia melihat sekitar, banyak yang tersenyum karena ocehan Ali, Prilly menatap Ali tajam. Dia menginjak keras kaki Ali membuat si empunya menjerit kesakitan.

"maaf semuanya, kadang saya juga suka nyiksa dia kalo dia lagi kayak orang gila." teriak Prilly lalu pergi. Ali yang tengsin karena ditinggal pergi hanya tersenyum sungkan dan langsung mengejar Prilly yang sudah masuk mobil.

"kenapa gak jadi makan? Gak jadi laper?" ejek Ali. Prilly hanya diam dan cemberut.

"kenapa lo diem ? pura-pura bisu." cecar Ali. Prilly hanya memandang tajam Ali.

"ELO UDAH BIKIN MALU GUE!" ucap Prilly penuh penekanan.

"bukannya kebalik haa? Elo duluan yang bikin malu gue. Udah bagus ditolongin, bukannya makasih malah marah-marah." gerutu Ali. Prilly hanya diam saja dan memandang keluar jendela.

Sekian menit dia duduk diam di dalam mobil. Ali tau Prilly orang yang sangat keras kepala, dia tidak akan minta maaf duluan, Ali tau sifat Prilly dari mami. Tapi dia juga sama seperti Prilly, Ali juga keras kepala.

'mungkin untuk sekali ini aja kali ya' batin Ali.

Ali melirik jam tangannya, jam makan siang sudah terlewat 1 jam yang lalu. Dan dapat dipastikan Prilly belum makan. Karena Ali tau dari mami kalau Prilly tidak suka jajan di luar. Dia lebih memilih makanan di rumah. Ali menghela nafas.

"loe gak laper?" tanya Ali. Prilly hanya bergeming.

"Prill, Prilly." panggil Ali namun tidak ada sahutan. Ali meminggirkan mobilnya dan mengintip sedikit muka Prilly.

"astaga Prill, wajah elo pucat banget!" pekik Ali khawatir. Dia langsung memeriksa tubuh Prilly, tubuhnya mendingin. Ali saat ini sedang dalam mode on panic attack.

Dia langsung mengambil ponselnya dan menelepon seseorang,

"haloo ken! elo dimana sih? ditelepon dari tadi gak diangkat. Gue butuh bantuan elo nih. Prilly pingsan, wajahnya pucat. Kayaknya telat makan deh. Elo dimana ken gue kesana, smsin alamatnya!" cerocos Ali tanpa memberi Ken bisa menjawab bahkan salam balik.

***

"nih anak setres apa yak. Belum juga dijawab udah di tutup." dumel Ken

"siapa ken?" tanya Yasya.

"tuh biasa Ali. Gue belum juga jawab dia udah main ditutup aja sambungan teleponnya." dumel Ken. Yasya hanya terkekeh.

Ken segera mengirimkan posisinya berada, kalau lama bisa-bisa dia di smack-down sama Ali.

"emang tadi Ali bilang apa?" tanya Jordan.

"yang gue tangkep omongan tadi sih si Prilly pingsan, wajahnya pucat dan telat makan gitu deh. Gak jelas deh, soalnya dia ngomongnya buru-buru banget." jawab Ken menggendikkan bahu

"kalo buru-buru berarti Ali panik dong?" tanya Jordan.

"tumben-tumbenan tuh anak panik. Biasanya yang paling tenang dia deh?" gumam Yasya.

"ehh bentar-bentar. Tadi Prilly kenapa?" tanya Jordan.

"pingsan? Ya kali ya, iya gak sih?" Ken malah balik tanya.

"meneketehek, orang yang di telpon elo ngapa tanya ke kita." cibir Yasya.

"Whaaat! Prilly pingsan? dan tadi loe bilang telat makan?" tanya Jordan di jawab anggukan oleh Ken.

"kayaknya sih gitu." jawab Ken.

"berarti Prilly sakit dong?" timpal Yasya.

"udah bukan berarti lagi, sekarang dia udah pasti sakit. Prilly itu punya asam lambung plus maag akut, kan loe tau ndiri gimana akibatnya kalo si penderita sampek telat makan." jelas Jordan. Yasya dan Ken hanya manggut-manggut.

"berarti gawat dong ya." celetuk Yasya dengan tampang cengonya.

"terus apa hubungannya ama gue?" tanya Ken.

"makanya kalo punya otak jangan dibuat mikir cewe mulu! lemot kan tu otak. Ali nelpon elo pastinya kan minta bantuan elo, kan elo dokter! gimana sih nih bocah." sungut Jordan.

"gue dokter ya?" tanya Ken. Yasya langsung menimpuk muka Ken dengan bantal

"heeeehh bocah!" seru Ken kesal.

"apaaa! yang bocah tuh Jordan bukan gue." sungut Yasya.

"kalo Ali bawa Prilly kesini berarti Ali nyuruh Ken buat meriksa dong?" tanya Yasya, Jordan hanya rolling eyes.

"yayalah bego! kan gue dokter." omel Ken. Yasya hanya mencibir.

"kalo gue nyuruh meriksa berarti gue harus ambil tas dokter gue dong ya." lanjut Ken.

"tas dokter loe mana?" tanya Jordan

"dimobil." jawab Ken.

"yaudah cepet mmbil bego ! keburu Ali dateng! loe mau dijadiin martabak sama Ali apa." omel Yasya

"udah! sesama orang bego jangan saling mencela." lerai Jordan kesal.

"Kita gak Bego, Bocah!" ucap Ken dan Yasya Kompak.

Jordan hanya mendengus kesal. Ken segera berlari ke mobil dan mengambil tas dokternya, benar kata Yasya, bisa di jadi martabak spesial Ken ntar kalau sampai Ali dateng terus dia belum siap.

Tepat saat Ken kembali menutup pintu rumah Yasya terdengar deru suara mobil Ali dari depan gerbang. Ken mengintip, tampak mobil Ali sudah memasuki halaman rumah megah Yasya, buru-buru Ken ngacir ke kamar Yasya.

"loe abis dikejar setan?" tanya Yasya bingung saat melihat Ken sampai ke kamarnya dengan nafas ngos-ngosan.

"heh curut! lain kali kalo minta kamar di lantai satu aja jangan di lantai tiga. Ngos-ngosan kan gue naiknya." sungut Yasya.

"kan ada Lift?" tanya Yasya.

"astagaa gue lupa!" seru Ken menepok jidatnya.

"kenapa loe lari-lari?" tanya Jordan

"si Ali udah sampek, dan sebaiknya tuh ranjang loe bersihin, atau kalian yang jadi martabak." seru Ken.

Jordan dan Yasya berpandangan, mereka sontak langsung mengebas selimut yang penuh dengan kartu dan juga snack sehingga semua betebaran di lantai.

"aduuhh kamar gue kaya kapal pecah." sungut Yasya.

"Yas! kolor loe tuh!" tunjuk Jordan di atas bantal Yasya, Yasya langsung buru-buru menyembunyikan di bawah bantal. Tepat pada saat Ali datang dengan membopong Prilly dan langsung merebahkan di ranjang Yasya.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang