52

3.8K 73 16
                                    

"kak, maafin aku ya." ucap Beby sekali lagi. Mereka saat ini sudah sampai di rumah Prilly.

"gak apa-apa Beb." ucap Prilly mengelus rambut adik iparnya itu.

"yaudah, aku masuk dulu ya." ucap Prilly disambut anggukan oleh Beby. Prilly melambaikan tangannya saat ia hendak masuk kedalam rumah.

"loh, anak mami sudah pulang." ucap Mami saat melihat Prilly masuk kedalam rumah.

"mami..." ucap Prilly memeluk ibunya itu. Jujur saat ini perasaannya sedang kalut sekali.

"kamu kenapa sayang? mana Ali?" tanya Mami.

"Ali, ke rumahnya dulu mi. Tadi dipanggil momy." ucap Prilly berbohong.

"loh, kok kamu gak ikut?" Prilly menggeleng. "Prilly capek." ucap Prilly.

"yaudah, istirahat sana dulu." Prilly mengangguk, ia pergi ke lantai dua kamarnya. Ia menutup pintu kamar. Ia langsung luruh kebawah, air mata yang sedari tadi ia tahan kini tumpah yang ada dipikirannya kini hanya rasa takut, rasa takut akan kehilangan Ali.

---

Beby masuk kedalam rumah, ia melihat Ali duduk di sofa dengan tampang kesal, disisinya ada Kaia, oma duduk di seberang bersama Nessa. Sedangkan di depannya ada dady dan momy

"loh, kak Ali kok disini?"

"mana Prilly?" Ali balik bertanya.

"aku pulangin kerumah mami. Aku kirain langsung ke rumah mami." jawab Beby.

"kalau gitu aku balik ke rumah mami." ucap Ali berdiri.

"Ali Syarif!! Duduk!!" perintah oma tegas.

"Ali,,," dady mengisyaratkan Ali untuk duduk. Dengan terpaksa Ali duduk kembali disamping Kaia.

Kaia hanya menepuk punggung Ali pelan untuk menenangkan adiknya itu.

"sudah tidak ada alasan lagi kamu menolak pernikahan ini Ali. Prilly jelas-jelas tidak bisa hamil. Satu-satunya cara adalah kamu menikah dengan Nessa agar oma cepat punya cucu."

"tapi Ali tidak mencintai Nessa oma!!" protes Ali.

"oma tidak mau tahu! oma hanya ingin cucu dari kamu. Dan satu-satunya cara adalah kamu menikah dengan Nessa dan memberikan oma cucu!!" bentak oma lebih tinggi. Tiba-tiba oma memegang dadanya.

"oma?! OMA!!" seru Kaia dan Beby bersamaan saat oma terduduk di sofa sambil memegang dadanya.

"mama..." dady dan momy ikut menghampiri oma.

"Kay...panggil dokter." titah dady. beliau menuntun oma menuju kamarnya.

Tak lama dokter memeriksa oma,

Ali, Kaia dan Beby hanya menunggu di ruang keluarga sampai oma selesai di periksa.

Momy menghampiri mereka bertiga.

"Ali, kamu jangan keras-keras dengan oma, oma kan punya penyakit jantung." nasihat momy mengelus rambut putranya itu.

"Ali juga gak akan kaya gitu kalau aja oma gak maksa Ali buat nikahin Nessa." sungut Ali.

"kenapa kamu gak turutin aja keinginan oma, oma hanya ingin punya cucu li." ucap momy.

"mom...." seru ketiganya kompak.

"momy bukannya gak sayang sama Prilly, kamu juga tahu kan kondisi rahim Prilly seperti apa? dokter pernah bilang dia akan susah hamil li, kalaupun dia hamil, kehamilannya juga akan membahayakan dirinya. Momy juga ingin punya cucu dari kamu dan Prilly tapi momy gak mau kalau Prilly sampai kenapa-kenapa nantinya. terlepas kamu mencintai Nessa atau tidak, yang penting kamu ngasi cucu ke oma, setelah itu kamu kan bisa ceraiin Nessa. Lagipula kamu kan tetap masih memiliki Prilly. Ini juga untuk kebaikan Prilly li." kata momy memberi pengertian.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang