episode 41

3K 79 8
                                    

"ada apa li?" tanya Tristan masuk kedalam ruangan Ali.

"bunga yang gue pesen udah loe beliin?" tanya Ali

"udah, noh dibawah. Kenapa loe gak beli sendiri sih, emang gue tukang bunga apa." sungut Tristan

"gunanya loe jadi asisten gue apaan kalo bukan buat gue suruh-suruh. Rugi bandar dong gue gaji lo mahal." cibir Ali

"gue asisten terhormat bukan asisten yang merangkap jadi pembokat lo. Apa gunanya si sekertaris loe itu kalo gak loe suruh-suruh juga." balas Tristan

"kan dia tugasnya bikin laporan, lagian cewe, kasihan." jawab Ali.

"daripada kerjanya dandan doang. Kenapa gak cari sekertaris cowo aja sih li. Ato nggak cariin gue assisten kek buat ngeringanin tugas gue. Gue tuh assisten, masak assisten tugasnya mimpin rapat mulu, lama-lama gue yang dikira bosnya." cerocos Tristan.

"trisss.. Stopp! Gue nyuruh loe kesini buat nanyain bunga, kenapa jadi ke assistennya assisten, lagian juga mana ada assisten punya assisten." sela Ali kesal.

Tristan hanya mendengus kesal, "oke-oke, loe boleh pake sekertaris gue, loe boleh suruh dia apa aja." lanjut Ali akhirnya mengalah, bisa berabe kalau Tristan mogok dan tidak mau menghandle rapat lagi.

"yaudah dipanggil kek, kasih tau orangnya." suruh Tristan lalu duduk di kursi depan Ali.

Ali memutar bola matanya kesal, ia menyuruh sekertarisnya masuk melalui interkom.

"gue tebak dia sekang touch up dulu." celetuk Tristan memainkan Hpnya. Ali hanya menggelengkan kepala melihat ulah Tristan. 'kalo aja loe bukan sohib gue udah gue pecat lo' batinnya.

Tak berapa lama sekertarisnya masuk dengan gaya berjalan yang dibuat seanggun mungkin, Ali menaikkan sebelah alisnya saat melihat dua kancing atas terbuka sedikit memperlihatkan belahan dada sekertarisnya karena memang menurut Ali besar. Ali melihat roknya yang memiliki belahan tinggi. Ali menelan ludah, 'untung loe udah punya bini li' batinnya lalu memalingkan muka ke laptopnya

"iyahh pak, ada apa bapak memanggil saya?" tanyanya dengan suara yang di seksi-seksikan. Ali dan Tristan kompak langsung merinding mendengar suara seksinya.

"anuu.. Emm. Aaa." ali terdiam dan meruntuki kegagapannya 'apaan sih li, ngapain loe gagap'

"duduk dulu prett..tyy" suruh Ali, Pretty duduk di depan Ali disamping Tristan dengan duduk yang dimanis-maniskan.

"untuk akhir-akhir ini saya ada urusan, dan sementara ini pak Tristan yang memegang kendali untuk rapat, saya minta kamu bantu pak Tristan. Saya tidak menerima suatu kesalahan kecil apapun saat saya melihat laporan nanti, paham?" ucap Ali tegas.

"baik pak." jawab Pretty lalu tersenyum kearah Tristan. Tristan hanya bergidik ngeri saja.

"baiklah kamu boleh pergi" ucap Ali. Pretty hanya mengangguk lalu berjalan keluar.

"dan Pretty.." panggil Ali saat Pretty hendak membuka pintu. Pretty menoleh ke belakang "iya pak?"

"pakai pakaian yang sopan, saya tidak suka kamu berpakaian terlalu terbuka." perintah Ali.

Pretty hanya tersenyum malu "baik pak." jawabnya lalu keluar dari ruangan Ali.

"kenapa dia senyum-senyum malu?" tanya Ali

"dia kira lu perhatian kali sama dia, makanya dia malu gitu." jawab Tristan asal. Ali hanya melirik Tristan kesal.

"yaudah gue ke Prilly dulu." ucap Ali lalu berdiri diikuti Tristan.

Mereka berdua keluar dari ruangan. Ali dan Tristan memang digandrungi semua karyawan wanita, tak terkecuali bahkan karyawati yang sudah menikah dan memiliki anak.

WANT YOU (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang