Clek!
Bunyi knop pintu, aku melirik ke arah pintu dan ternyata yang datang adalah Petty. Aku memfokuskan lagi pandanganku pada layar handphone."Lagi ngapain? Stalk Daniel ya?" ledek Petty yang baru saja duduk disampingku.
Aku berdecak, "Apaan sih lo, gue kaga berteman sama dia."
"Di BBM?"
Aku menggeleng.
"Di Facebook?"
Aku menggeleng.
"Twitter?"
Aku menggeleng.
"Instagram?"
Aku menggeleng.
"Path?"
Aku menggeleng.
"Ask.fm?"
Aku menggeleng.
"Lo geleng-geleng mulu teleng lo lama-lama!"
"Ya abisan lo ngalen, udah gue bilang gue nggak berteman dimana-mana."
"Yaudah lo add! Nama facebooknya itu Daniel Mc nama twitternya @DanielMc_ nama ig-nya Daniel00, nama..." Petty melirik sebentar yang sedang membisu, "Buruan add, kok lo diam aja!"
Aku menggeleng.
"Kenapa?"
"Males."
"Katanya lo suka!"
"Pacar orang."
"Baru pacar kan bukan istri?"
"Bodo, udah ah jangan ngomongin itu!" kataku malas lalu membuka tas dan mengambil sebuah buku dan pulpen.
"Mau ngapain?"
Aku melirik Petty dengan malas, "Ngerjain PR Fisika!"
"Emang ada?"
Aku menggeram lalu memukul pelan dahi Petty dengan pulpen, "Stupid! Lo belum ngerjain? Mau lo di makan sama Pak Jordan." Btw, Pak Jordan itu guru Fisikaku yang killernya gila deh.
Petty berdehem, "Ok, gue ngerjain abis lo selesai!"
Aku mendengus, "Itu sih namanya nyontek!"
Petty tertawa kecil.
°°°
Malam harinya,
Tiba-tiba saja perutku terasa lapar. Ck, sebenarnya malas sekali untuk keluar. Tetapi stok makananku dikamar sudah habis, terpaksa aku harus turun keluar untuk ke kantin."Petty, antar gue yuk makan, lapar." kataku sambil memelas.
Petty berdecak sambil menggoreskan tinta pada pulpennya, "Duh, Olan, lo nggak liat apa gue lagi ngapain? PR gue belum selesai, lo mau gue dimakan sama Pak Jordan?"
Aku memutar bola mataku, "Lagian lo cuma copy-paste dari buku gue aja lama banget."
"Harus pake hati tau nulisnya," katanya sambil nyengir kuda, ew menyebalkan.
Aku berdehem, "Yaudah, gue ke kantin sendiri aja deh."
"Ok, take care ya babe."
Aku hanya tersenyum malas lalu keluar dari kamar.
Aku menuruni tangga untuk turun ke lantai satu, ya tentu saja untuk keluar dari asrama putri, dan menuju ke bangunan sekolah, karena kantin ada disana. Yang aku sesali adalah, kenapa aku harus mendapat kamar di lantai dua, kan jauh kalau ingin kemana-mana, hm, menyebalkan.
Aku keluar dari asrama putri, namun langkahku terhenti ketika melihat dua orang, cowok dan cewek, sedang duduk bersama di taman. Aku menyipitkan mataku untuk melihat siapa mereka. DEG! Benar saja dugaanku, itu Daniel dan Vania.
Entah kenapa, kakiku berjalan sendiri menuju taman tanpa otakku kendalikan, atau hatiku ya yang mengendalikan? Good, aku mulai berimajinasi. Damn.
Aku bersembunyi dibalik pohon cemara yang lumayan besar, ya disini tempat yang aman, cukup pas untuk menguping. Apa? Apa? Menguping? Apa-apaan ini? Arght, untuk apa aku menguping? Tak ada gunanya. Yang ada aku malah menyakiti diriku sendiri.
Aku hendak beranjak pergi dari sana, tapi terhenti. Kepo juga sih, yaudah lah coba dengar aja dulu, siapa tau mereka putus. Eh, aku ini kenapa sih? Lo gak boleh ngerusak hubungan orang please! Batinku.
Aku mulai bersembunyi dan memasang pendengaranku tajam-tajam.
"Yang, kamu mau ya balik lagi sama aku?" bujuk Daniel.
Balik? Berarti mereka sekarang statusnya lagi putus?
"Aku udah nggak masalahin lagi masalah kamu selingkuh sama Gito kok." kata Daniel, "Dan...maaf aku emosi waktu itu, makanya aku putusin kamu, tapi aku nggak ada niat buat mutusin kamu, aku sayang banget sama kamu, aku nggak mau kehilangan kamu." sambungnya.
Wait, whaaaat?
Jadi Vania selingkuhin Daniel, dan, Daniel mutusin Vania, terus dia minta maaf sama Vania dan ngajak balik? Aku jadi bingung, sebenarnya ini salah siapa? Kenapa Daniel yang minta maaf? Padahal, Vania yang selingkuh, pake ngemis-ngemis cinta Vania lagi, stupid! Tapi nggak salah sih, Vania cantik, patut di gilai semua pria, tapi kalau aku yang jadi Daniel, mau Vania secantik apa juga kalau dia selingkuh mah aku akan putusin.
"Ok, aku mau balik sama kamu, aku juga udah putus kok sama Gito, tapi kamu jangan posesif lagi ya, maaf juga aku selingkuh." kata Vania sambil mengelus pipi mulus milik Daniel.
Whatttt? Posesif? Menurutku sih wajar kalau Daniel marah karena dia selingkuh, wajar banget malah. Dasar cowok stupid, mau aja digituin. Ck, ganteng-ganteng kok stupid. Lah? Jadi kaya nama sinetron ya ganteng-ganteng stupid, wkwk.
"Iya sayang, i love u so much." kata Daniel sambil memeluk Vania.
"Love you more!" balas Vania masih dalam pelukan Daniel.
Aku menelan ludahku, pertunjukan macam apa ini? Menyakitkan sungguh. Salah gue sih maksa mau nguping, batinku. Tapi aku bingung, kenapa Daniel sebodoh itu yak? Apa dia sudah cinta mati dengan Vania. Hm, kalau benar begitu, tidak ada kesempatan sama sekali untukku. Eh, memang seharusnya begitu, aku tidak boleh mengharapkan pacar orang. Kalau masalah perasaan, aku nggak bisa ngerubahnya, perasaan ini datang dengan sendirinya dan aku tidak tahu kapan perasaan ini akan pergi. Hm, sudah seperti jelangkung saja.
Melihat suasana menyakitkan seperti itu menjadi memancing para cacing perutku untuk berteriak. Aku semakin lapar saja, akupun memutuskan untuk ke kantin, ya memang tujuan awalku pergi ke kantin. Cussss ah!
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
RandomLangsung baca aja biar penasaran;) dont forget to add to your library, and leave me vote and vomment!