9.

48 0 0
                                    

Malam ini malam minggu, ya, enak kalau yang punya pacar ada kerjaan, ya aku? Masa mau belajar, bosan belajar mulu, nonton Tv, nggak ada acara seru. Si Petty udah ngacir aja lima menit yang lalu sama si Doni. Aku masih aja diam dikamar. Ck, nasib jones begini ya.

Drett! Handphone-ku bergetar. Ada SMS masuk, awas aja ya kalau dari operator, malam minggu bikin aku tambah galau kalau begitu. Aku membuka pesan baru, ternyata Zaki, hm, syukurlah bukan operator, berarti aku nggak jones-jones amat, wk.

From: Zaki

Olan, ada acara nggak malam ini?

Aku memutar bola mataku, lalu membalas.

To: Zaki

Nggak, kenapa?

Drettt, Zaki langsung membalas lagi.

From: Zaki

Dinner yuk?

Wait whaaat? Dinner? Zaki ngajak aku makan malam. Tumbenan nih anak. Tapi gimana ya, hm, nggak apa deh, kebetulan kan gue lagi bosan di kamar. Akhirnya aku membalas,

From: Zaki

Boleh.

Drettt, Balasan dari Zaki, cepat sekali dia balasnya.

From: Zaki

Ok, lima belas menit lagi gue tunggu di depan asrama putri.

Akupun membalas,

To: Zaki

Ok.

Send!

Akupun mengganti pakaianku dengan baju tangan pendek merah muda yang aku masukan kedalam rok hitam yang panjangnya dibawah lutut.

Aku memoles wajahku dengan bedak, ya tipis, hampir terlihat tidak memakai apa-apa. Aku mengoleskan lipgloss ke bibir merahku agar terlihat lebih fresh. Aku memutuskan untuk mengurai setengah rambut panjangku, dan memakai satu jepitan merah muda di rambutku. Aku melihat jam, pas lima belas menit sudah, akupun meraih tas selempang putih berukuran kecil, dan memakai wedges putihku. Dan aku segera turun kebawah untuk menghampiri Zaki.

Ya, benar saja, Zaki memang orang yang disiplin, tepat waktu. Dia sudah stand by didepan asrama dengan motor ninja putihnya.

"Hi, Ki." sapaku "Nunggu lama ya?" lanjutku

Zaki tersenyum, "Nggak, selow aja. Langsung berangkat yuk?"

Aku mengangguk, Zaki memakai helmnya, dan aku naik dibelakang Zaki. Cuss, yay kita jalan keluar asrama, cukup lama sudah aku tidak berjalan-jalan keluar asrama.

Zaki menekan remnya di sebuah resto, aku turun dari motor diikuti Zaki. Zaki memberikan tangannya padaku, menawarkan gandengan? Ya, mungkin, baiklah, aku menggandeng tangannya. Zaki tersenyum, lalu kami berjalan memasuki resto.

Kami duduk di tempat yang cukup strategis untuk memandangi keindahan resto ini, karena dari sini, kami bisa memandang kolam renang yang dihiasi lampu-lampu indah. Eh, mungkin ini kolam hias.

Zaki memanggil waiter. Tak lama waiter tersebut pun datang.

"Lo mau pesan apa?" tanya Zaki

Aku berdehem, sebenarnya sih aku nggak begitu lapar, aku hanya bosan saja di asrama. "Sama aja deh sama lo."

"Mm, chocolatte pudding dua, sama hot chocolatte dua ya, mm, lo mau eskrim nggak?"

"Boleh."

"Yaudah, sama ice cream vanilla satu deh."

Sang waiter mencatat pesanan lalu pergi.

"Lo kok tumben sih ngajak gue jalan?" tanyaku

Zaki berdehem, "Emang nggak boleh?"

"Boleh sih, haha, kan kita sama-sama jones." ledekku, aku meledek dia atau meledek diriku sendiri ya? Entahlah

"Jones juga manusia." kata Zaki

Aku tersenyum, "Iya, manusia paling strong malah."

"Nah itu lo tau,"

Tak lama sang waiter datang dengan membawa pesanan-pesanan kami tadi. Ia meletakkan makanan dan minuman diatas meja.

"Thank you." kata Zaki pada waiter itu, waiter itu tersenyum lalu pergi.

"Selamat makan, Olan." kata Zaki, aku hanya tersenyum saja, lalu segera menyantap makanan-makanannya.

Setelah aku menghabiskan setengah pudding. Aku langsung beralih ke ice cream vanilla yang menggugah seleraku.

Mmm, dingin, enak, mungkin ini salah satu ice cream terenak yang pernah aku makan, sumpah, enak banget. Mmm.

"Kayaknya enak tuh," kata Zaki, dia ngode minta kayaknya.

"Lo mau?"

Zaki memasang wajah ngarepnya.

Aku memberikan satu sendok ice cream kepada Zaki, "Nih, aaa"

Zaki memakan ice cream yang aku sodorkan, "Enak banget."

Aku tertawa melihat ekspresi Zaki yang seperti baru makan makanan enak. "Mau lagi?"

Zaki mengangguk mantap, akupun mengambil satu kali ice cream lagi lalu menyodorkannya pada Zaki. Zaki melahapnya dengan nikmat.

Aku melihat sedikit ice cream yang tersisa di pinggir bibir Zaki, aku mengelapnya dengan jari tanganku, "Sampai berantakan gini." kataku nyengir kuda.

Zaki hanya diam terpaku, dia menatapku datar.

"Kenapa?"

Zaki menggeleng, ia lalu mengambil alih ice cream milikku. Ia menyantapnya dengan lahap.

"Zaki, itu kan punya gue." kataku sambil manyun.

"Mm, enaknya..." Zaki membuatku menelan ludah.

Aku hanya manyun saja sambil memasang wajah BT pada Zaki.

"Mau?" tawar Zaki.

Aku mengangguk.

Zaki menyodorkan satu sendok ice cream kepadaku, ketika aku ingin melahapnya Zaki malah menarik sendoknya kembali dan memasukannya kedalam mulutnya. Ah, menyebalkan.

"Nyebelin." ngambekku.

Zaki tertawa puas melihat ekspresi ngambekku.

"Nih-nih." Zaki menyodorkan satu sendok ice cream lagi padaku.

Ketika aku sudah mangap, ia melakukan hal yang sama seperti tadi, malah memasukkan kedalam mulutnya, Zaki. Damn!

"Zaki, ih, nyebelin!"

Zaki malah tertawa puas, Zaki, please, its not funny. Don't laughing like that.

"Nih." Zaki menyodorkan satu sendok lagi padaku.

Aku menatap licik Zaki, aku menahan tangannya dan melahap ice cream-nya. Yash! Dapat.

"Curang." ujar Zaki

"Bodo." balasku sambil menjulurkan lidah.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang