5.

49 0 0
                                    

Sekolah hari ini menyenangkan, hanya sebentar, pulang lebih awal, ya itulah harapan semua siswa, termasuk aku. Yash. Aku memutuskan untuk berdiam diri dikamar sambil melanjutkan membaca novel romance yang belum sempat kuselesaikan. Sedangkan Petty? Tadi dia pergi bersama Doni. Aku penasaran dengan cerita di novel ini, Aku penasaran dengan nasib sang perempuan yang ternyata adik dari selingkuhan pacarnya, apakah dia akan bertengkar dengan kakaknya yang ternyata merebut pacarnya, atau dia akan memutuskan pacarnya, yang pasti ini akan menjadi cerita yang menarik.

Aku membaca cerita tersebut halaman demi halaman, aku sudah mulai bawa perasaan dan ingin menangis, lebay? Ya memang begitu aku jika membaca novel, maklumi saja.

Sampai akhirnya aku menemukan satu dialog sang adik kepada kakaknya:

"Mengambil apapun yang milik orang lain itu tidak akan membuahkan hasil yang baik!"

Aku merasa kata-kata itu ditujukan kepadaku, ya benar, memang, apapun yang diambil dari milik orang lain tidak akan berujung baik. Aku tidak boleh menggangu Daniel dan Vania sedikitpun, aku tidak mau menjadi penghalang mereka. Ingat, hanya sekedar mengagumi, tidak lebih.

Clek!
Ada seseorang yang membuka pintu, aku tidak mengintip karena aku tahu itu pasti Petty.

"Olaaaan!" dia datang langsung memelukku erat! Sangat erattt. Sampai aku tidak bisa bernafas.

"Pett, mmm, lepasin Pett, gue nggak bisa nafas, mm." aku menggeram dalam pelukan Petty yang sangat kencang itu.

Petty melepaskannya lalu menyeringai, aku menghela nafasku yang tertunda beberapa detik yang lalu.

"Maaf, Olan, gue lagi bahagia,"

"Bahagia kenapa sih emangnya?" tanyaku menjadi penasaran. Tentu saja aku ingin ikut bahagia.

"Gue..."

Aku masih menunggu kelanjutan bicara Petty.

"Gue..."

Aku menaikkan alisku, damn! Petty lama sekali bicara saja.

"Gue..."

"Gue apa? Lama lo!" Aku tidak sabar lagi

"Gue udah jadian sama Doni!" katanya dengan bahagia.

Aku terbelalak sekaligus senang, akhirnya setelah dua bulan PDKT, mereka jadian juga. "Serius lo?"

Petty mengangguk bahagia, aku langsung memeluknya "Selamat yaa!"

Kami melepaskan pelukan kami, "Gue traktir yuk di kantin, lo belum makan kan?" ajak Petty

Mataku langsung berbinar ketika mendengar kata 'traktir' haha, "Boleh, ayo, gue lapar banget nih." kataku.

"Uhm, dasar."

°°°

Kami duduk di kantin sambil menyantap makanan-makanan yang sudah kami pesan.

"Pett, tau nggak?" aku memulai pembicaraan.

Petty menaikkan alisnya, tanda ia ingin tahu.

"Semalem gue nggak sengaja nguping pembicaraan Daniel sama Vania." kataku.

"Yakin nggak sengaja?"

Aku nyengir kuda, "Sengaja sih."

Petty berdecak, "Terus apa yang lo denger?"

"Ternyata kemarin-kemarin tuh mereka lagi putus, dan semalem Daniel ngajak balikan. Dan lo tau nggak apa penyebab putusnya?"

"Karena Vania selingkuh?" tanya Petty, lho? Kok Petty bisa tau ya, dia tau dari mana, apa jangan-jangan ini anak keturunan dukun?

"Kok lo tau? Lo keturunan dukun ya?"

Vania tertawa, "Stupid, emang muka gue muka-muka dukun?"

"Ya, terus lo tau dari mana?" tanyaku bingung.

"Asal lo tau aja nih ya Lan, dari SMP tuh Kak Vania emang tukang selingkuh." terang Petty.

Aku sempat terbelalak, namun dua detik kemudian mimik wajah ku kembali seperti sediakala. "Yang gue bingung itu, kenapa Kak Daniel yang minta maaf dan ngajak balikan ya?"

Petty menaikan bahunya, "Itu juga yang jadi pertanyaan anak-anak di SMP gue dulu."

"Emang mereka segitu tenarnya ya?" tanyaku

Petty mengangguk, "Hampir satu sekolah tau mereka."

"Kayak seleb aja."

"Bisa dibilang begitu, mereka seleb sekolah."

Aku mengangguk mengerti.

"Jadi, kalau mereka putus anggap aja nggak, karena mereka pasti bakalan balikan lagi kok ujung-ujungnya."

Aku mengangguk, "Udah sejoli banget ya."

"Makanya lo doain mereka supaya putus dan nggak balikan lagi." Kata Petty

"Sembarangan lo kalau ngomong, ngapain gue doa begitu?"

"Ya biar lo bisa deket sama Kak Daniel!"

Aku menggeleng, "Gue cuma sekedar mengagumi, gue nggak mau berharap lebih."

"Yakin lo?" Goda Petty

Aku mengangguk mantap, Petty pun menyerah menggodaku.

Tapi apa iya aku nggak berharap lebih?
Bohong jika seseorang menyukai seseorang tetapi tidak mengharapkannya, buktinya saja, aku masih ingin tahu bagaimana kelanjutan hubungan Daniel dan Vania, itu artinya aku masih berharap. Ya kalau memang begitu, aku akan mencoba untuk tidak menggangu hubungan Daniel dan Vania. Jika Daniel bahagia, aku juga akan ikut bahagia, jika Daniel disakiti, aku juga akan ikut sakit. Tapi aku harus sadar, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya bisa mengaguminya dari jauh. Uh, udah kayak judul lagunya Tulus ya, mengagumimu dari jauh. Haha, baper oy, suka bawa perasaan gitu deh gue.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang