Aku melirik jam beker di meja belajarku, jam delapan malam. Duh, daritadi perutku keroncongan, selalu gitu, nggak bisa di ajak kompromi.
Petty kemana lagi, baru ditinggal ngisi PR bentar udah ngilang aja. Giliran aku mau minta temani ke kantin eh orangnya malah nggak ada.
Akhirnya aku memutuskan untuk meng-SMS Petty.
To: Petty
Pett, lo dimana sih?
Send!
Hm, lapar banget lagi, ah!
Dretttt! Balasan SMS dari Petty.
From: Petty
Lagi jalan sama Doni, hehe:D
Aku mengerutkan dahiku, dasar anak alay, jalan mulu kerjaannya, aku yakin deh dia belum ngerjain PR, mentang-mentang guru bahasa baik, eh dia nggak ngerjain, kebiasaan nih anak.
Aduh, perutku bunyi lagi.
Kenapa sih laparnya di saat yang nggak tepat sih(?) ck, masa sih ke kantin sendiri? Jomblo nya kan ketahuan banget.
Kruyuk..kruyuk..
Ah, kalau bisa di silent udah aku silent dari tadi nih perut, nyebelin banget. Yaudah deh, dari pada aku mati kelaparan, nggak apa deh ke kantin sendirian lagi.
°°°
Aku membeli satu porsi burger dan milksake coklat. Aku duduk di bangku kantin, hanya ada aku, dan dua pasangan kekasih di kantin ini. Yailah, kan, ketahuan aku jomblo. Hiks, yaudah lah, emangnya apa salahnya ya sama jomblo.
Aku menggigit burgerku.
"Olan?" ujar seseorang yang membuatku berhenti memakan burgerku, sehingga sekarang posisinya aku masih menggigit burgerku.
Aku mengedipkan mataku berkali-kali untuk memastikan benar atau tidak yang sekarang aku lihat ini. Aku langsung melepaskan burger dari mulutku ketika aku tersadar.
"Kak Da...niel?" ujarku sedikit ragu, ya, masih ragu sekarang yang dihadapanku ini betulan dia, atau halusinasiku saja.
"Boleh gue duduk disini?" tanyanya dengan pancaran mata yang berbinar-binar dan senyuman yang mampu menghipnotisku.
"Kenapa harus disini? Kan banyak yang kosong?" tanyaku sok jual mahal banget yak? Tapi ya, harus gitu lah jadi cewek.
"Jadi, nggak boleh nih?"
Aku berdehem, gimana ya? Takutnya Vania lihat kan nggak enak, atau nanti para followers-nya liat terus ngadu-ngadu ke Vania, kan masalah banget.
"Woy, kok lo bengong sih?"
Akupun tersadar dari lamunanku ketika Daniel berteriak, ya tidak terlalu keras sih.
"Yakin nih nggak mau makan bareng sama orang yang lo suka?" ledek Daniel
Ih, nyebelin banget nih orang, pede banget lagi, tapi emang bener sih. Tapi kan malah malu-maluin aku, arght.
"Apaan sih, Kak!" kataku dengan BT, nggak tahu apa orang lagi lapar, malah di BT-in.
Daniel pun duduk di bangku yang berhadapan denganku, "Bodo ah, mau boleh kek enggak, gue mau duduk disini, tapi gue yakin sih dalam hati lo pasti mau banget."
Aku menatap dan Daniel lalu menggelengkan kepala. Lalu, aku menyantap burgerku yang nganggur sedaritadi.
"Lo sendirian aja kayak jomblo." kata Daniel
Aku menyelesaikan kunyahan burgerku yang belum selesai. Setelah tertelan baru aku menjawab, "Emang gue jomblo."
"Kasihan."
Aku membulatkan mataku, "Lebih kasihan lo tuh diselingkuhin, mendingan jomblo." duh, aku lemes banget sih, harusnya nggak usah ngomong gitu, tapi yaudah lah namanya juga bercanda.
"Damn!"
Aku tertawa kecil, "Lo kok nggak sama Kak Vania?"
"Ish, kan gue udah putus."
Aku mengerutkan dahi, "Bukannya udah balikan?"
"Idih, kata siapa?"
"Kata Kak Vania lah." ups, aku langsung menutup mulutku.
"Emang lo ngobrol sama dia? Emang lo kenal?" nah kan dia nanya, aelah, lemes sih.
"Nggak, tadi dia nyamperin gue, terus dia bilang gue jangan ganggu pacarnya, pas gue tanya pacarnya siapa, dibilang elo."
"Dia labrak lo?"
"B-bukan, cuma ngingetin gue aja."
"Bohong, ih apaan sih tuh cewek, nggak tahu malu banget. Biar nanti gue kasih pelajaran." katanya emosi.
Aku terbelalak, "Jangan dong, Kak!"
"Kenapa?"
"Nggak boleh, pasti bakal jadi masalah baru, gue nggak mau kena masalah baru, jadi please nggak usah macem-macem." kataku
Daniel mengangguk, "ok."
Aku tersenyum tipis, "Kak, emang lo nggak ada niat buat balikan sama dia?"
"Buat apa?"
"Ya nggak, maksudnya, lo nggak sayang? Lo kan udah pacaran lama sama dia."
"Ciyeee, tau banget!" ledek Daniel.
Aku manyun, arght, aku tahu dia tahu kalau aku suka sama dia, tapi nggak usah di omongin kali, bikin aku maluuu.
"Nggak tahu ya, buat apa gue pertahanin kalau gue cuma disia-siain sama dia? Gue juga bingung, baru kali ini gue putus sama dia dan langsung ilang semua perasaan gue sama dia, nggak berbekas apa-apa gitu, padahal kan gue udah pacaran lama. Mungkin gue udah kecewa banget kali yak sama dia." jelas Daniel, kok dia jadi curhat ya?._.
"Maybe." balasku, aku nggak berani komen terlalu banyak ah, takut salah ngomong.
"Cie, lo ada kesempatan nih, nggak mau daftar?" ledek Daniel, nih orang bikin gue malu tahu nggak, ih.
"Daftar apaan! Lo kira kontes nyanyi." balasku
"Yakin nih nggak mau daftar?"
Aku mengerutkan dahi, "Mau banget sih gue daftar, jangan-jangan lo yang suka sama gue ya?" ujarku, bercanda please ini bercanda.
"Boleh-boleh." godanya. Damn! Baper nih gue kalau kelamaan begini.
Aku menyeruput milkshake ku tidak sampai setengah gelas, "Ah, udah ah, ngelantur lo kak, gue mau balik, bye!"
Akupun meninggalkan Daniel dengan berat hati, wkwk bercanda, abisan kalau aku kelamaan disitu, aku bisa bawa perasaan, kan gawat, ya, walaupun sekarang Daniel bukan milik siapa-siapa sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
RandomLangsung baca aja biar penasaran;) dont forget to add to your library, and leave me vote and vomment!