Kami berjalan dan berjalan hingga sampai di suatu gerbang pemisah. Kami bisa melihat gerbang itu dan kami memasukinya. Kami pun memasuki Dunia Fairy. Kami berjalan dan berpapasan dengan beberapa Fairy. Aku selalu membayangkan bahwa Dunia Fairy pasti penuh dengan.. gemerlap. Tapi aku salah. Meskipun para Fairy itu sangat modis tapi tetap saja tidak gemerlap. Ya mungkin mereka memang nyentrik tapi itu sepertinya normal untuk standar para Fairy ini. Kami berjalan masih seperti tadi, aku di tengah tengah Alyssa dan Aiden. Asalnya Aiden yang berada ditengah tengah kami tapi dia beralasan lebih aman jika Arlene jalan ditengah tengah dia dan Alyssa. Apa maksudnya?. Kami berjalan menuju sungai East.
"Jalannya terus lurus?" bisikku pada Aiden.
"Ku kira kau tau Catatsrophe," katanya sarkastik. "Ya jalannya lurus."
"Dan sudah kuduga bahwa hari ini bukan hari keberuntungan kita karena menuju Sungai East kita akan melewati Fairy Market." Bisik Alyssa di sebelah kiriku.
"Apa sialnya? Itu hanya pasar Lyss. Palingan hanya ada para Fairy yang sedang melakukan jual beli kan." bisikku balik.
"Memang mereka melakukan transaksi jual beli tapi disana kan ada Guardian Fairy. Kau kira hanya Hunter saja yang punya Guardian?" Tanya Alyssa.
"Oh," gumamku. "Tapi kita pasti bisa masuk. Jika mereka memeriksa orang yang lewat saja palingan hanya melirik."
"Hanya melirik kau bilang? Tentu ya mereka hanya melirik lalu melepaskan kita haha." bisik Aiden jengkel. "Mereka memeriksanya dengan sangat detail. Para fairy disuruh mengeluarkan seluruh belanjaan nya agar bisa di periksa oleh mereka dan jika ada Fairy yang memakai mantel bertudung seperti kita, mereka akan menarik tudungnya dan hore kita tertangkap."
"Aku yakin kita bisa memasukinya dan keluar dengan selamat," kataku setengah optimis setengah pesimis.
"Baiklah," kata Aiden "Terserah kau saja. Tapi dengar, Jangan melawan mereka. Aku tau pasti ada satu dua fairy yang bakal mengenalimu kalau si Mason mengacau lagi seperti club dan kau hanya harus lari jangan pedulikan yang lain larilah ke sungai East kami pasti bisa menyusulmu."
Aku hanya mengangguk saja. Tapi bukan berarti aku akan mendengarkan Aiden jika keadaannya sangat mendesak aku pasti akan ikut melawan. Tapi aku menukas satu hal.
"Ya ampun Aiden aku yakin Maven tak akan membuat masalah lagi." kataku sembari memutar mata. "Dia itu tak sengaja saat kita berada di London."
"Bukannya kau juga bilang kau sedikit curiga pada anak itu?" bisiknya. "Atau kau mengatakan itu karena kau pacarnya?"
"Tidak Aiden. Aku mengatakan itu karena aku melihatnya membantu beberapa temanku dan aku selama perjalanan ini. Tak ada salahnya kan kalau kita meminimalisir kecurigaan kita pada anak itu," bisikku.
"Tuh kan kau sangat mirip Serena," bisiknya. "Aku yakin jika Serena disini dia akan mengatakan hal yang sama denganmu jika aku mengatakan itu padanya."
"Aku berbeda dengan Serena Hathaway Aiden bisakah kau menerima itu? Aku bukan anak berambut hitam yang sangat menyukaimu." kataku kesal.
Aiden terdiam dan kami terus berjalan. Kami memasuki Fairy Market. Wow disini sangat penuh sesak dengan para Fairy yang sedang belanja. Apakah Fairy kebutuhannya hariannya sangat cepat habis sampai mereka memenuhi sebuah pasar seperti ini. Aku dan yang lainnya berjalan mencoba tidak menarik perhatian. Aku ragu sebenarnya. Mana ada orang yang mengenakan mantel pada saat cuaca cerah dan terang? Jawabannya tidak ada. Beberapa Fairy menoleh ke arah kami tapi langsung mengalihkan pandangannya ke barang yang dijual di pasar itu. Kami bersyukur sebenarnya karena kami tidak terlalu mencolok. Kami sedikit berjalan cepat ke arah para Guardian agar kami cepat sampai ke tempat tujuan sampai aku merasakan tudungku tertarik kebelakang.
"Maafkan aku Arlene aku tak sengaja," gumam Maven dalam nada Horror.
Aku tak bisa menutupkan kembali tudungku karena semua fairy telah melihat ke arah kami. Maven sialan. Selamat untukmu Mason batinku geram Kau akan membuat kita terbunuh sekarang. Setelah itu, ada seorang fairy yang sepertinya menyadari rambut pirangku dan berkata,
"Hey! Itu Arlene Catastrophe!"
Setelah mendengar itu para Guardian Fairy berlari ke arah kami. Kami terus berlari ke arah keluar pasar ini. Saat kami hampir sampai diluar pasar ini ada Guardian Fairy yang menghadang kami. Aku menggumamkan sebuah mantra yang akan memperlambatnya tapi meleset. Alhasil aku bertarung fisik. Aku memukul rahangnya, mengingat pelajaran yang kami pelajari di kelas Mr. Aveyard. Dia melawan tapi aku mengelak. Samar samar aku mendengar kata kata teman temanku.
"Sudah kuduga kan. Dia pasti tak akan mendengarkanku" erang Aiden
"Dia itu kan penyihir dia bisa menggunakan sihir kan" kata Maven
"Diam kau Maven ini semua kan gara gara kau. Diam dan bantu lawan Fairy ini" bentak Charlotte
Jadi bisa kusimpulkan bahwa kami semua melawan Guardian Fairy ini. Aku terus melawan Guardian ini sampai suara Maven yang membuyarkan konsentrasiku.
"Arlene! Awas dibelakangmu ada Guardian Fairy lagi!" teriak Maven
Aku pun menoleh ke belakang dan mendapati Guardian Fairy tapi dia masih jauh di belakangku. Aku berbalik dan melihat sebuah mantra sudah melaju menujuku. Aku tau aku tak akan bisa menghindar dan yang kutahu adalah aku sudah tak bisa melihat apa apa lagi. Gelap dan yang kutahu adalah salah satu dari mereka menggumamkan Mantra berpindah.
Saat ini aku tau aku harus lebih mendengarkan nasihat orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Supranatural Hunter
Fantasy[SLOWLY UNDER EDITING] Arlene Catastrophe seorang Supranatural Hunter yang lebih menderita dari para Supranatural Hunter lainnya, menurutnya. Diburu oleh semua macam para Supranatural, melihat orang disekitarnya perlahan mati, orang yang dia sayang...