"Jujur saja, aku tidak tau siapa yang mengirim pesan ini" kata Jane saat kami sudah di ruangan rapat
"Mereka pasti nengharapkan balasan, mereka sudah jelas mendeklarasikan perang" kata Axel
"Ini bukan perang. Kata yang mereka pakai adalah Game. Mereka ingin bermain sesuatu dengan kita" kataku pada mereka
"Jika mereka benar benar menginginkan jawaban kita, jawablah" saran Aiden "Biar aku dan Matt juga Axel yang mengirimkannya ke tempat tadi"
"Tapi apa jawabannya?" Tanya Jane
"Tumben kau nyambung" gumam Axel
Kami semua mendadak diam. Kami juga tidak tau akan menjawab apa. Tiba tiba sebuah ide muncul di dalam kepalaku.
Aku pun mengambil cat merah yang waktu itu tertinggal milik adik Jane, Rosie. Aku pun mengambil secarik kertas dan mulai menuliskan sesuatu,Game On
"Apa maksudnya itu Ar?" Tanya Jane
"Game on. Permainan dimulai. Aku menyanggupi apa yang akan mereka berikan pada kita" kataku sambil melipat kertas itu dan memberikannya pada Axel "Apapun tantangan atau 'Permainan' yang akan mereka berikan, kita harus menyanggupinya. Sebagai balasannya, mereka harus membiarkan kita memberikan permainan kita pada mereka"
"Aku mengerti, dengan cara ini kita bisa mendapatkan Ariella dan Lancaster tanpa lewat perang kan?" Tanya Alyssa
"Ya. Aku tidak ingin ada perang, itu akan menimbulkan banyak korban" kataku "Sekarang kirimkan suratnya"
"Suruh Nate saja" kata Axel
Alyssa menegang. Aku tau dia
Axel, Matt dan Axel pergi mengantarkan surat itu. Aku pun duduk dan berpikir apa yang akan mereka lakukan. Aku sudah pasti tak akan pergi sendiri lagi. Meskipun aku mau pergi sendiri, jika aku ketahuan Alex akan menceramahiku.
Aku pun bangkit dan pergi dari ruang rapat. Aku bertemu Charlotte dan memutuskan untuk mengajaknya ke taman. Aku butuh teman mengobrol dan Charlotte bisa menjadi pendengar yang baik.
"Kau terlihat stress Arlene ada apa?" Tanya Charlotte
"Urusan tentang Supranatural, The Red. Lama lama kepalaku bisa pecah" kataku
"Oh Arlene jangan terlalu berlebihan" kekeh Charlotte "Lama lama kau terlihat seperti Jane yang Drama-Queen"
"Tidak Char aku tidak berlebihan" kataku sambil terkekeh "Kau sendiri kenapa? Kau terlihat stress juga"
"Bukankah semua orang stress Ar?" Tanya Charlotte
"Iya tapi..." kataku "Dengar Char kau bisa cerita apapun padaku. Kita sahabat, ingat?"
Charlotte pun menatapku. Dia terlihat sedih dan matanya berkaca kaca. Tiba tiba dia memelukku. Aku kaget dan memeluknya balik. Ada apa dengannya?
"Terima kasih Ar" gumamnya "Maafkan aku..."
"Kenapa Char? Kalau kau meminta maaf karena menjatuhkan gelasku dulu, kau tak usah minta maaf" candaku
"Tidak kok Ar, aku merasa bukan pendengar yang baik saja" katanya melepaskan pelukannya
"Ah tidak kok. Kau itu pendengar terbaik yang pernah aku kenal" kataku
KAMU SEDANG MEMBACA
The Supranatural Hunter
Fantasy[SLOWLY UNDER EDITING] Arlene Catastrophe seorang Supranatural Hunter yang lebih menderita dari para Supranatural Hunter lainnya, menurutnya. Diburu oleh semua macam para Supranatural, melihat orang disekitarnya perlahan mati, orang yang dia sayang...