Aku berjalan melalui koridor koridor di salah satu sekolah di London. Kalau bukan karena Pangeran itu aku mungkin akan ditempatkan di tempat yang lebih baik dan misi yang lebih menantang dari pada ini.
Aku Arlene Catastrophe seorang Hunter. Ya ya aku sudah tau. Apa yang seorang Hunter lakukan di sebuah sekolah menengah atas manusia? Jawabannya adalah karena si Pangeran yang hobinya menghilang kemana mana.
Pada dasarnya Hunter memiliki kerjaan juga. Royal-Hunter adalah sebutan bagi keluarga kerajaan. Lucu juga sih. Sedangkan bagi kami, kami digolongkan menjadi 4.
Healer-Hunter,Supranatural-Hunter, Worker-Hunter dan Maid-Hunter. Aku adalah Supranatural-Hunter yah sudah jelas.Aku berjalan menuju kamar mandi mengunci pintunya dan menggumamkan sebuah mantra yang membuat pintu terkunci dan manusia tidak bisa masuk. Yeah kami bisa sihir dalam kata lain kami adalah Penyihir putih aku tak tau mengapa kami disebut Hunter karena sungguh aku tidak pernah memperhatikan pelajaran sejarah.
Setelah mengunci pintu, aku mengambil bubuk perak yang sudah kusimpan untuk berjaga jaga dan meniupkannya. Bubuk perak berubah menjadi kabut dan membuat pusaran kecil dan membentuk menjadi persegi. Kutunggu beberapa menit dan bubuk itu memunculkan sebuah wajah.
Itu adalah ibuku.
"Mum!" Panggilku. Ibuku hanya mengangguk. "Aku tidak mau lagi mengawasi Aiden. Dia sangat menyebalkan sungguh. Aku lelah mum."
"Ini adalah tugasmu Arlene. Banyak orang yang akan saling membunuh hanya untuk tugasmu ini." kata ibuku tegas.
"Mum masalahnya aku bukanlah mereka yang selalu mengagumi orang ini" gerutuku "Oh ini dia Prince Aiden yang terhormat"
"Arlene! Sudah berapa kali kubilang sikap sakartis tidak boleh di miliki oleh seorang perempuan!" Tegur ibuku.
"Tentu tentu aku ingat" kataku jengkel. "Hari ini adalah hari terakhirku kan?"
"Ya dan cepatlah kembali" kata ibuku lalu aku mengibaskan tanganku ke kabut itu.
Aku pun mencabut mantra dan keluar dari kamar mandi. Aku berjalan keluar ke tempat parkiran untuk mengambil mobil yang dipinjamkan sekolah. Tepat saat aku akan memasuki mobil yang kupinjam aku tak sengaja melihat seorang wanita tinggi berambut merah dan dia jelas jelas memakai Hidder.
Hidder adalah mantra yang selalu dipakai oleh Incubus,Succubus atau Penyihir hitam supaya mereka terlihat seperti manusia. Aku yang curiga pun mengunci lagi pintu mobilku dan berjalan menuju mobil milik Aiden yang terparkir beberapa mobil dari mobil pinjamanku.
Mataku terus mengawasi wanita itu. Setelah melihat lebih teliti aku menyadari bahwa wanita itu adalah Penyihir hitam. Dia melemparkan sebuah benda berbentuk bulat yang langsung ku kenali sebagai bom sihir. Aku pun berlari secepat yang kubisa dan mendorong Aiden dari jangkauan bom itu. Bom meledak dan membuat kekacauan di tempat parkir.
"Apa apaan?" Tanya nya.
"Kau buta apa tak bisa melihat menembus Hidder sih?" Gertakku. "Lihat tuh"
Aku pun menunjuk wanita yang sedang melemparkan tatapan membunuh padaku dan pergi.
"Oh," katanya.
"Jangan oh oh terus kau bisa membuat kabut memori tidak?" Tanyaku dan dia mengangguk. "Buatlah."
"Bukannya kau bisa kau kan Supranatural Hunter." katanya sinis.
"Aku mengemudi idiot cepat." kataku masuk ke mobil.
Dia membuat kabut memori yang membuat semua orang melupakan keberadaan kami dan kami pun mengemudi hingga ke ujung kota London yang berbatasan langsung dengan kota kami. Kota Avalon.
***
Setelah hari yang melelahkan itu, kepala sekolah memanggilku setelah makan siang. Aku bertaruh keluarga kerajaan pasti ada saat aku dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Sekarang aku melangkah menuju ruangan kepala sekolah yang terletak di dekat asrama Putra dan Putri.Aku berjalan ditemani oleh temanku, Jane dan Alyssa. Kami berjalan dalam diam. Peristiwa bom kemarin menimbulkan beberapa luka padaku dan Aiden. Jadi sudah pasti hari ini adalah hari terakhir ku sebagai Supranatural Hunter tingkat 9.
Kami berjalan ke arah yang berbeda. Alyssa menggumamkan semoga beruntung padaku aku hanya mengangguk dan memasuki ruang kepala sekolah.
"Mrs. Right memanggil saya?" Tanyaku gugup.
Di ruangan kepala sekolah sudah ada Aiden dan keluarganya. Jika bukan karena kesopanan yang memcegahku mungkin aku sudah bersumpah serapah padanya. Aku pun duduk di kursi yang telah disediakan setelah Mrs. Right kepala sekolah kami mengangguk padaku.
"Ya Miss Catastrophe aku akan mengevaluasi misi mu kemarin." kata Mrs. Right. Aku pun mengangguk pasrah. "Usahamu untuk melindungi Mister Archer sangat bagus. Dan kau berhasil dalam misi yang satu ini."
Aku menatap kepala sekolahku tak percaya. Masa dia bisa meluluskanku sedangkan aku tidak terlalu sukses mengawasi Aiden. "Tapi Mrs eh aku tidak benar benar sukses menjaga Prince Aiden. Karena kelalaian ku Prince Aiden mendapat luka itu." gumamku.
Bukan berarti aku menyesal karena dia mendapat luka itu sungguh. Karena dia adalah orang yang sangat sangat sangat menyebalkan.
"Tidak, kau adalah satu satunya Supernatural Hunter yang menyebabkan luka paling sedikit pada Aiden." jawab Mrs. Right disertai anggukan Queen Julianne. "Setahuku terakhir kali Aiden diawasi oleh Supernatural Hunter tingkat 9, Hunter itu membuat Aiden menderita patah tangan."
Oh, batinku. Siapapun orangnya yang membuat Aiden patah tangan aku akan berterima kasih padanya.
"Bahkan ada yang sampai mematahkan hatinya." goda Kayla adik Aiden.
Aiden mendelik padanya sementara ibunya memberikan tatapan untuk memperingati Kayla.
"Jadi, kau adalah satu satunya Hunter terbaik yang pernah menjaga Aiden." lanjut Mrs. Right padaku. "Tandanya kau telah berhasil lulus pada Final-Test ini."
Aku menggagguk senang. Sudah sejak lama aku mengharapkan langsung lulus Final Test karena setiap Hunter yang kutanyai apakah Final Test misinya susah mereka pasti akan menjawab ya. Mrs. Right mempersilahkan aku keluar dari ruangannya dan aku pun keluar.
Sebelum keluar, aku menangkap Aiden sedang menyeringai padaku. Dia Psikopat, batinku. Padahal dia adalah pemegang tahta kerajaan Avalon tapi kok dia psikopat. Aku pun cepat cepat melangkah ke kamar asrama ku dan memberitahu Alyssa,Jane dan Charlotte. Mereka sangat senang dengan kabar ini.
"Selamat Ar! Aku tau kau sangat bekerja keras untuk lulus test final ini! Aku tau menjaga Aiden Archer adalah misi yang tersulit." kata Alyssa memelukku.
"Ya apa lagi menjadi satu satunya Hunter yang bisa menjaga Aiden itu adalah pencapaian yang sangat luar biasa Ar." kata Jane tersenyum.
Aku pun melepaskan pelukkan Alyssa dan mulai bertanya kepada mereka. "Terima kasih guys, omong omong siapa yang menyebabkan Aiden patah hati? Katanya sih Hunter juga siapa sih?"
"Serena Hathaway. Satu satunya Hunter yang pernah pacaran sama Aiden." jawab Charlotte.
"Kenapa bisa?" Tanyaku lagi.
"Serena itu dulunya Hunter, tapi setelah dia mendapat tugas menjaga Aiden ada Vampire yang berhasil menggigitnya, sehingga dia menjadi jahat dan well nyaris membunuh Aiden." Jelas Alyssa.
"Keluarga kerajaan menutup-nutupi kasus ini dari para Worker-Hunter,Maid-Hunter dan Healer-Hunter. Entah mengapa. Tapi hanya Supranatural-Hunter saja yang tau tentang ini, tentu karena kita yang menangani apa yang terjadi dengan Serena." Lanjut Jane.
"Lalu jika semua Supranatural-Hunter tau tentang ini, mengapa aku tak tau sama sekali tentang ini?" Tanyaku bingung.
"Um menurut yang kutau dari Ayah dan Ibumu, uh ingat waktu kita ada field trip ke Avalon Castle?" Tanya Charlotte.
"Ya aku ingat kenapa?" Tanyaku makin bingung.
"Saat itu, Aiden Archer melihatmu dari balkon paling atas dan menurut berita yang kutau dia itu menyukaimu saat itu juga." lanjut Alyssa hati hati.
Aku pun terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Supranatural Hunter
Fantasy[SLOWLY UNDER EDITING] Arlene Catastrophe seorang Supranatural Hunter yang lebih menderita dari para Supranatural Hunter lainnya, menurutnya. Diburu oleh semua macam para Supranatural, melihat orang disekitarnya perlahan mati, orang yang dia sayang...