13. Yang Sebenarnya

3.9K 399 2
                                    

Kami sudah cukup lama berkeliling di kastil para vampir tanpa menemukan jejak apapun.

"Kau yakin mereka dikurung di dalam kastil?" Tanya Jane.

"Ya mungkin. Lagi pula ada 1 ruangan lagi yang belum kita periksa." gumamku.

Kami berjalan ke ujung lorong tengah kastil. Disana ada satu pintu. Aku pun membuka pintu tersebut.

Pengap adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan ruangan ini. Begitu kami masuk, Aiden langsung menutup lagi pintunya. Tambah pengap lah ruangan ini.

"Coba cari tombol lampu pasti ada di sekitar sini." Gumamku pada kedua orang itu. "Atau lilin atau apalah yang kalian temukan."

Aku juga ikut mencari tombol lampu. Ruangan apa ini? Kuharap bukan ruangan tempat mayat mayat para Hunter/Manusia yang dihisap darahnya oleh mereka. Aku bergidik dan melanjutkan mencari tombol lampu.

"Aduh," kata Aiden. "Ruangan apa sih ini."

"Aku tak tau," kataku. "Aku tak pernah tinggal disini."

"Tunggu aku sepertinya menemukan sesuatu," kata Jane dan beberapa detik setelah Jane berkata seperti itu lampu menyala.

Wow. Ini gudang. Aku melihat ke sekeliling. Ku kira Vampir menggunakan lilin seperti di film film. Tapi cepat cepat aku memfokuskan pandanganku ke arah barang barang yang ada di gudang ini.

Aku berjalan ke setiap sudut, tak lama aku menemukan dua orang.

Satu Kayla Archer. Kayla sangat berbeda dari terakhir kali aku melihat nya. Dia penuh luka dan gaunnya usang. Seketika aku bersyukur karena aku bukan Royalty-Hunter.

Satu lagi, lelaki. Jika dia bisa lebib 'bersih' dia tampan. Rambut dan matanya berwarna coklat. Sekilas wajahnya sedikit mirip denganku.

Oh tidak.

Dia Alex kakak ku.

"Kayla!" Kata Aiden menghampiri Kayla yang sedang duduk.

Jane melirikku dan mengikuti langkah Aiden. Aku perlahan berjalan ke arah Alex. Mataku masih terfokus padanya. Aku tak percaya sebenarnya kalau dia kakak ku.

"Kau siapa?" Tanya Alex.

"Harusnya aku yang tanya, siapa kau dan apa yang kau lakukan pada Kayla." kataku sarkastik.

Alex terkekeh. "Oh kau Arlene."

"Bukan aku Ariane Summers yang menyelamatkanmu dari Serena." kataku.

Senyum Alex hilang dari wajahnya. "D-dari mana--"

"Kau tau itu? Aku tau," kataku gusar. "Aku tau segalanya."

"Sudah. Lebih baik kita cari Maven, Alyssa, Charlotte dan Diana supaya kita lebih cepat kembali ke Avalon." kata Jane.

"Ayo," kata Aiden memapah Kayla.

Aku pun berjalan ke arah pintu. Tapi sebelum aku sampai di pintu, Alex memanggilku.

"Kau tak akan membantuku Ar?"

Aku memutar mataku. "Untuk apa? Kau saja tidak membantuku selama ini. Kau malah memalsukan kematianmu, benar kan?"

"Arlene," tegur Jane mengangguk ke arah Alex.

"Menyusahkan saja," gumamku. Gini gini aku masih marah karena dia memalsukan kematiannya tanpa memberitahuku dulu dan malah memberi tahu Ariane.

Aku berbalik ke arah Alex dan memgulurkan tanganku. Dia meraih nya dan aku menariknya.

"Kau ini berat sekali harusnya kau yang membantuku." kataku sarkastik.

Saat kami akan membuka pintunya, ada yang masuk terlebih dulu ke dalam ruangan ini.

The Supranatural HunterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang