Aku terbangun karena mendengar teriakan Alyssa. Aku pun cepat cepat membangunkan Alyssa. Dia terbangun dan memelukku erat.
"Tolong, Ar. Jangan lakukan ritual itu." Katanya sambil terisak.
Aku hanya bisa terdiam. Kami telah setuju beberapa hari lalu bahwa aku akan melakukan ritualnya besok malam. Setelah beberapa hari berargumen mereka akhirnya terpaksa setuju dengan saranku.
Flashback.
"Ayolah Arlene, kau mengambil resiko yang sangat besar dengan mengambil keputusan ini." Kata Aiden.
"Aku tau tapi apakah kita punya pilihan lain?" Tanyaku.
Mereka terdiam. Hening yang lumayan lama sampai Jane berkata
"Tapi tetap saja, kita tak mungkin kehilanganmu Ar."
"Setiap harinya orang orang disekitar kita akan pergi entah itu untuk selamanya atau hanya sementara. Kita harus merelakan mereka pergi. Mereka pergi karena suatu alasan dan kita harus merelakannya." Kataku.
"Apa maksudmu Ar?" Tanya Ariane bingung.
"Maksudku, mungkin ini sudah saatnya kalian membiarkanku pergi. Lagi pula aku pergi dengan alasan. Agar para Supranatural itu tidak akan kembali untuk beberapa dekade kedepan. Atau bahkan selamanya." Kataku.
Oh dan soal Ariella. Kami berhasil membawanya dan Brandon Lancaster pergi dari tempat Aislin. Saat pertama kali melihatnya, dia terlihat mirip sekali denganku. Rambut pirang dan mata biru kehijauan. Aku rasa hanya Alex yang berbeda dari pada kami. Saat Mum melihatnya masih hidup, Mum langsung menangis dan memeluknya erat. Kami bertanya beberapa pertanyaan pada Ariella dan dia menjawabnya dengan senang meskipun ada beberapa pertanyaan yang sempat membuat kami sedih.
Aku menceritakan soal ritual ini pada Ariella dan Alex. Mereka dengan keras menolaknya. Ariella beralasan dirinya batu melihatku sebentar saja sementara Alex berkata bahwa Mum tak akan suka dengan ini dan dia juga tak ingin aku meninggalkannya.
Saat aku sedang sibuk menenangkan Alyssa, terdengar bunyi alarm. Bunyi alarm itu hanya bertanda jika ada penyerangan. Kami berdua cepat cepat pergi ke tempat alarm itu berasal. Saat kami sampai, sudah terlambat. Banyak wanita di tenda 5 yang sudah tiada. Aku dengan panik mencari dimana ibuku.
Beberapa hari yang lalu, ibuku berkata dia akan pindah tenda. Aku pun bertanya kemana dia akan pindah dan dia menjawab ke tenda 5. Aku bertemu dengan Ariella yang sedang menangis dan berlutut di sebelah seseorang. Dengan perasaan ngeri aku pun berjalan ke arahnya.
Saat aku sampai aku melihat Alex yang berdiri disana juga, terdiam tak bisa bergerak. Aku melihat ke arah mereka menatap.
Tiba tiba saja aku tak bisa bernafas. Semuanya terasa hancur.
Ibuku tewas karena penyerangan itu.
***
Aku terdiam di depan tendaku tak bisa berbicara. Pagi tadi, semua mayat langsung dikuburkan. Pemakaman ibuku berlangsung blur dalam memoriku. Aku tak percaya dalam beberapa bulan ini aku kehilangan kedua orang tuaku.
"Hey, Ar." Panggil Aiden.
Aku menoleh dan tersenyum. "Hey,"
"Ayo kita berjalan jalan." Katanya.
Aku pun berdiri dan mengangguk lalu mengikutinya. Kami berjalan menuju padang rumput Allegra yang telah kosong. Untuk suatu alasan, mereka menunggu Aislin pulih dari seranganku beberapa hari lalu.
"Aku turut berduka atas ibumu Ar." Katanya pelan.
Aku hanya mengangguk dan memilih duduk di padang rumput ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Supranatural Hunter
Fantastik[SLOWLY UNDER EDITING] Arlene Catastrophe seorang Supranatural Hunter yang lebih menderita dari para Supranatural Hunter lainnya, menurutnya. Diburu oleh semua macam para Supranatural, melihat orang disekitarnya perlahan mati, orang yang dia sayang...