who is he?

3K 252 5
                                    


"Baek, jangan lupa belajar dan berlatih di rumah ne?"ucap Chanyeol pada Baekhyun di telpon.

"Ne, aku akan belajar dan berlatih dengan giat. Kita kan mau menjadi bintang"

"Araseo. Kalau begitu aku akan menutup telponnya agar kau bisa belajar. Besok akan jadi hari perjuangan kita.Saranghae"

"Ne, kau benar. Na ddo saranghae"

Telpon pun terputus, mengakhiri percakapan mereka malam itu. Chanyeol langsung terlelap dalam tidirnya, ia menyuruh Baekhyun belajar, tapi ia malah tidur.

Baekhyun pun belajar dengan giat di kamarnya, ia bahkan meminta Lee ahjussi untuk menemani dan membantunya belajar.

"Apa yang dimaksud dengan ritme?"tanya Lee ahjussi pada Baekhyun.

"Warna nada yang...yang..aku baca lagi, aku lupa Lee ahjussi"Baekhyun pun menarik bukunya dari tangan Lee ahjussi.

Waktu pun berlalu, semakin larut malam membuat Baekhyun tak dapat menahan kantuknya, Baekhyun lun terpejam lelap dalam tidurnya, saat Lee ahjussi sedang keluar mengambil minum untuknya. Lee ahjussi yang memasuki kamar Baekhyun pun tersenyum ke arah Baekhyun. Anak yang selama ini dirawatnya, sudah tumbuh besar dan akan melaksanakan ujian untuk kelulusannya. Ia mengangkat Baekhyun yang tertidur di meja belajarnya. Ia memindahkannya ke tempat tidur Baekhyun yang berukuran king size. Lalu ia memakaikan selimut ke seluruh tubuh Baekhyun agar ia tetap hangat. Ia membetulkan poni Baekhyun yang terlihat berantakan. Kemudian ia pergi menutup pintu kamar Baekhyun yang sebelumnya ia mematikan lampu kamar Baekhyun.

Skip**

"Yeol, akhirnya aku bisa lega sekarang"ia memejamkan matanya dan membuka lebar kedua lengannya ke samping untuk merilekskan tubuhnya. Chanyeol pun hanya tersenyum menatap Baekhyun yang terlihat senang karena ujian telah usai.

"Aku ingin ke rumahmu. Bagaimana kalau kita rayakan usainya ujian dirumahmu?"Baekhyun menaruh jarinya di dagunya.

"Eng..tidak usah Baek, untuk apa? Bukankah ini hal biasa?"Baekhyun menatapnya sedih.

"Tapi kan ini pertama kalinya aku melaksanakan ujian dengan nyata, biasanya aku hanya ujian sendiri di rumah"

"Nanti saja, sebaiknya kita menunggu hasilnya saja"

"Araseo, tapi bolehkan ku ajak Sehun?"

"Sehun? Tentu saja boleh"

Baekhyun dan Chanyeol melangkahkan kaki mereka meninggalkan sekolah yang sudah berakhir. Mereka pergi menuju sungai yang akhir-akhir ini menjadi tempat kunjungan mereka bersama.

Tiba-tiba terdengar ponsel berdering, dan ponsel itu adalah ponsel Chanyeol. Terlihat di layar itu terpampang sebuah nama Luhan hyung. Chanyeol pun mengangkat panggilan itu.

"Yeoboseo hyung"

"Chanyeol odi?"

"Kenapa kau menanyakan posisiku?"

"Sekarang aku sudah berada di bandara. Apa kau bisa menjemputku?"

"Kau disini hyung? Wooaa akhirnya kita bisa bertemu lagi"

Chanyeol menjauhkan ponselnya sedikit dan bertanya pada Baekhyun apakah boleh ia menjemput Luhan dan tentu saja Baekhyun memperbolehkannya.

"Ottokhae? Kau bisa? Kalau tidak.."

"Aniya hyung. Aku akan menjemputmu. Tunggu aku ne? Bogossipeo"

Chanyeol pun menutup panggilan tersebut. Chanyeol langsung menarik tangan Baekhyun karena ia sudah tidak sabar lagi menjemput Luhan di bandara. Baekhyun pun hanya memakluminya. Mereka pergi menggunakan taxi. Chanyeol dan Baekhyun pun duduk di bangku belakang berdua. Chanyeol tak mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya tersenyum dengan wajah yang terlihat sangat senang. Baekhyun pun akhirnya angkat bicara.

"Yeol, nugu Luhan hyung?"tanya Baekhyun menoleh ke arah Chanyeol.

"Dia temanku waktu SMP. Kau pasti bisa menjadi akrab dengannya, dia orang yanh baik. Dia juga namja yang cantik sepertimu Baek"jawab Chanyeol tanpa menoleh ke arah Baekhyun. Chanyeol masih menatap luris kedepan dengan wajah riangnya. Baekhyun hanya menghela nafas kasar, hatinya sedikit tergores ketika Chanyeol menyebut bahwa Luhan adalah namja yang cantik, namja yanh cantik seperti dirinya. Baekhyun memilih untuk diam, karena sepertinya Chanyeol mengacuhkannya.

Setelah beberapa waktu akhirnya mereka sampai di sekitar bandara. Chanyeol membuka kaca mobil dan mengedarkan seluruh pandangannya ke luar mencari Luhan. Baekhyun pun melakukan hal yang sama. Baekhyun membuka kaca mobil disebelah posisinya duduk dan melihat ke arah bandara. Walaupun ia tidak tahu bagaimana Luhan, setidaknya ia membantu.

"Luhan hyung!"teriak Chanyeol tiba-tiba dengan melambaikan tangannya. Baekhyun pun memalingkan wajahnya, mencoba melihat bagaimana rupa Luhan. Luhan pun membalas lambaian tangan Chanyeol.

Tanpa menunggu waktu lama, Chanyeol dengan segera membuka pintu mobil dan berlari ke arah Luhan. Baekhyun hanya menatap Chanyeol yang saat ini sedang berlari ke arah Luhan. Ia merasa bahwa Chanyeol sudah melupakannya. Baekhyun pun tetap tinggal di mobil, karena ia tidak ingin mengganggu Chanyeol dan Luhan yang sesang melepas rindu. Baekhyun hanya bisa berpikir positif mengenai hal ini, karena ia sudah berjanji pada Chanyeol untuk tidak menuduhkan sesuatu pada Chanyeol yang belum terbukti benar.

Setelah berlari Chanyeol langsung memeluk erat tubuh Luhan. Luhan pun membalas pelukannya. Baekhyun menjadi murung menunggu di dalam taxi.

"Luhan hyung memang cantik"gumam Baekhyun dengan mempoutkan bibir.

Tak lama mereka datang dengan Luhan yang memegangi lengan Chanyeol serta tawa riang diantara mereka. Chanyeol membuka pintu belakang mobil, terlihat Baekhyun yang sedang duduk sendiri.

"Emm.. Baek, mian aku melupakanmu, mian aku meninggalkanmu"ucap Chanyeol melihat ke arah Baekhyun terlihat sedih.

"Gwaechana, aku mengerti Yeol. Kalian pasti saling rindu"jawab Baekhyun dengan senyum di bibirnya.

"Jinja? Kalau begitu bolehkah aku duduk dibelakang dengan Chanyeol?"tanya Luhan dengan puppy eyesnya.

"Tidak akan muat bila kita duduk bertiga hyung. Pasti akan sempit"ucap Chanyeol.

"Aku akan mengalah. Kau bisa duduk disini hyung. Aku akan duduk didepan"ujar Baekhyun lalu mengubah tempat duduknya ke depan.

Chanyeol dan Luhan pun duduk dibelakang. Mereka terlihat sangat senang, sedari tadi mereka mengobrol dan bercanda berdua. Berdua saja, Baekhyun hanya diam. Baekhyun merasa kalau ia ikut dalam pembicaraan mereka itu akan mengganggu mereka. Baekhyun pun hanya melihat kejalan, melihat beberapa transportasi yang lewat. Sesekali ia melihat ke cermin untuk melihat kebersamaan Luhan dan Chanyeol.

"Chan, sepertinya ada yang berubah dari wajahmu"Luhan menatap Chanyeol dengan kedua tangannya yang menyentuh wajah Chanyeol. Baekhyun lansung melihat ke cermin, matanya pun membulat, tapi Baekhyun masih tetap berpikir positif.

"Mwo? Jinja? Pasti aku bertambah tampan ne? Hahahaha"gelak Chanyeol dan Luhan menarik hidung Chanyeol.

"Sakit hyung"Chanyeol memegangi hidungnya.

"Kau lucu Chan"ucap Luhan lagi dengan tawanya. Chanyeol tiba-tiba memeluk Luhan lagi dan Baekhyun masih melihat di cermin. Hatinya kali ini tidak tergores, sekarang sudah sedikit terluka.

"Bogossipeo hyung"ujar Chanyeol masih memeluk Luhan, dan Luhan menjawabnya dengan mengusap rambut Chanyeol. Akhirnya Baekhyun memalingkan wajahnya lagi ke arah luar jalan. Ia tak sanggup melihat kedekatan Chanyeol dan Luhan.

'Kalian sangat dekat, aku iri'

'Kau bahkan terlihat senang, gembira saat bersamanya'

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang