new home

3K 231 8
                                    

"Kau bilang kemarin kau di bandara? Kenapa sekarang kau disini?"Baekhyun memukul dada Chanyeol.

"Wae? Kau tidak suka?"tanya Chanyeol menatap Baekhyun.

"Aniya, tapi kau sendiri yang bilang di telpon kalau sedang di bandara bersama Luhan hyung"cicit Baekhyun memainkan jarinya.

"Kemarin aku mengantar Luhan hyung ke bandara, ia ingin kembali ke Seoul. Menurutnya, sia-sia ia kembali ke sini"Chanyeol mengulum bibirnya.

"Sehun masih tak mencintainya, ia kembali."Baekhyun yang mendengar ucapan Chanyeol hanya bisa diam, karena itu artinya Sehun masih memiliki perasaan padanya. Ia jadi teringat niat Sehun yang tak baik menurutnya.

"Besok aku akan meninggalkan Korea. Hari ini aku akan bersamamu seharian penuh"Chanyeol menggenggam jemari Baekhyun dan menaruhnya tepat didagunya dengan menciuminya berkali-kali.

"Jinja? Tapi disaat aku sudah sembuh kau tetap akan pergi..aku bingung bagaimana nanti jika Tuan Han tahu dan bila aku debut.."

"Tsstt.."Chanyeol menyuruh Baekhyun untuk menghentikan kata-katanya.

"Kau harus berani Baek. Lakukanlah, lakukan karena aku. Lanjutkan mimpiku, aku berharap kau bisa menjadi bintang yang akan bersinar kelak. Kumohon, kau jangan mundur. Aku ingin kau menjadi bintang dan aku akan bisa selalu melihatmu, dimana aku berada, dimana aku melihat aku akan menemukanmu"Chanyeol mengelus puncak kepala Baekhyun, Baekhyun hanya mengulum bibirnya dan mengangguk dengan sangat yakin.

"Kapan kau akan pindah ke Korea? Setelah kau debut kau harus tinggal di Korea bukan? Apa kau akan tinggal bersama orang tuamu?"

"Tentu tidak. Aku tidak akan memberitahu mereka. Appa ku bahkan tak tahu apapun tentangku"

-
-
-

Setelah menghabiskan waktu bersama Baekhyun, Chanyeol pun akhirnya pulang dengan tepat waktu. Appa nya pun yang berada di ruang kerjanya menghampirinya yang saat ini sedang duduk di sofa.

"Chan, ottokhae? Kau senang hari ini?"tanya ayahnya setelah menepuk paha Chanyeol.

"Ne, gomawo appa. Kau sudah menunda keberangkatanku. Seharusnya aku yang bertanya pada appa"jawab Chanyeol menghela nafas kasar.

"Apakah appa senang aku bersekolah di London? Meninggalkan Baekhyun disini dan mengambil jurusan kedokteran?"tanyanya lagi dengan sangat serius bahkan sorot matanya sangat tajam memandang sang ayah.

"Appa, tidak sepenuhnya senang"

"Appa melakukan ini demi kau. Menjadi dokter akan membuat derajatmu lebih tinggi daripada menjadi artis. Bila kau menjadi dokter, orang akan menghormatimu, segan terhadapmu"jelasnya membalas sorot mata Chanyeol.

"Bukan itu maksudku"Chanyeol mengalihkan pandangannya.

"Maksudku, apa appa senang aku meninggalkan Baekhyun?"

"Chanyeol, sudahlah jangan membahas masalah itu lagi, bukankah appa sudah menjelaskannya padamu"

"Kurasa itu bukan penjelasan, tapi itu adalah sebuah alaSAN"mata Chanyeol kini telah melotot, Chanyeol pun pergi berjalan meninggalkan appa nya di sofa lantai dasar. Appa nya hanya terdiam terduduk disofa, lambat laun kebenaran pasti akan terbongkar bukan? Ia pun tak memungkiri bahwa Chanyeol mungkin akan tahu apa yang selama ini telah ia sembunyikan. Namun, ini bukan saat yang tepat baginya. Ia benar-benar membenci keluarga Byun. Ia mengusap wajahnya kasar, memijat pelipisnya frustasi. Ia kembali ke ruang kerjanya, namun pikirannya masih terbayang oleh sesuatu yang membuat hatinya terluka sejak 15 tahun yang lalu. Ia tak bisa konsentrasi terhadap pekerjaannya, ia pun merencanakan satu hal lagi. Begitu banyak tipu muslihat yang dapat ia perbuat selama ini. Ia berjalan menaiki laintai 2. Dalam pikirannya terdapat pertanyaan 'apakah Chanyeol sudah tidur?' ia pun membuka pintu Chanyeol pelan. Didapatinya Chanyeol sudah tertidur lelap dengan selimut yang terbalut di tubuhnya, boneka rillakuma di samping bantalnya, serta bantal strawberry disebelahnya pula. Appanya mendekatinya, menyapu puncak kepala anaknya itu.

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang