know your syndrom

5K 475 3
                                    


Chanyeol pov

Sungguh tadi adalah hal terbaik dalam hidupku. Aku sangat menantikan untuk dapat bertemu dengannya. Akhirnya setelah sekian lama aku bisa berjumpa lagi dengannya. Tuhan memang sangat baik padaku. Memperbolehkanku untuk bertemu dengannya lagi. Berbicara dan bercanda seperti dulu. Hal-hal yang kurindukan, kunantikan akhirnya datang juga.

Saat ini aku sedang mengistirahatkan tubuhku dan membiarkan khayalanku terbang di dalam pikiranku. Memenuhi seluruh ruangan kamarku. Membiarkannya berkreasi untuk memenuhi hasratku. Hasrat untuk mengkhayalkan apa yang akan terjadi selanjutnya antara aku dan Baekhyun. Aku sangat sangat mencintainya.

Krekk

"Chanyeollie, kau belum tidur?"tiba-tiba suara appa membuyarkan semua khayalanku. Aku pun mendudukkan diriku.

"Eoh, ne appa. Hari ini aku sangat senang. Apa kau bisa menebaknya?"

"Andwe, bicaralah"

"Aku bertemu dengan Baekhyun!"

Tuan Park pov

"Aku bertemu dengan Baekhyun!"

Aku sangat terkejut ketika Chanyeol berkata bahwa ia bertemu dengan Baekhyun. Bagaimana bisa? Itu tidak mungkin. Apa Baekhyunn didaftarkan di sekolah yang sama dengan Chanyeol? Ini bisa gawat.

"Appa, kenapa kau diam? Apa kau juga terkejut seperti aku?"

"Eoh, ne. Appa sangat terkejut. Bagaimana bisa kau bertemu dengan Baekhyun?"tanyaku sambil mengelus rambut halusnya.

"Baekhyun..sekarang sekolah di sekolah yang sama denganku appa. Aku sangat senang".

"Apa kalian membicarakan sesuatu?"

"Tentu saja. Appa, aku ingin menanyakan sesuatu pada appa"pintanya lalu menaruh tanganku. Aku pun mengangguk.

"Sebenarnya apa suratku memang sampai pada Baekhyun? Mengapa ia tidak pernah menerimanya?"tanyanya dengan wajah yang terlihat mencurigaiku.

"Appa akan jujur padamu, mian. Appa tidak memberikan suratmu pada Baekhyun. Surat itu selalu diambil oleh Lee ahjussi"

"Jinja? Apa itu benar? Appa tidak membohongiku kan? Appa tidak bersekongkol dengan Lee ahjussi kan?"

"Ne, appa tidak bohong. Appa sayang padamu. Sudahlah, saatnya kau tidur"

"Ara appa. Aku akan tidur"

Ia pun merebahkan tubuhnya lagi dan menutup matanya yang indah.

Chanyeol, maafkan appa. Appa sangat menyayangimu. Appa tidak ingin kau pergi dari appa.

-
-
-
-
-
-
-

Baekhyun pov

Setelah kemarin yang telah terjadi antara aku dan Chanyeol membuatku menjadi sangat bersemangat untuk ke sekolah. Bahkan aku tidak takut bila nanti aku akan mendengar suara alat musik apapun. Karena aku tahu, bila aku sakit, pasti Chanyeol akan menemaniku di UKS. Aku akan seharian bersama dengan Chanyeol seperti kemarin. Ia selalu menemaniku kemanapun aku pergi dan ia selalu bisa membuatku tertawa lepas tanpa menunjukkan wajah datar dan sikap dingin yang selalu kutunjukkan pada semua orang.

"Lee ahjussi, kajja kita berangkat"ajakku padanya dengan seperti biasa, wajah datarku.

Saat mobil sudah mulai dijalankan olehnya, aku berniat untuk menanyakan padanya tentang surat ku dan Chanyeol. Aku ingin bertanya padanya, tapi aku takut kalau ia tidak tahu apa-apa Chanyeol akan disalahkan lagi, karena berarti kami dulu pernah berkirim surat secara diam-diam. Aku pun akhirnya menenangkan pikiranku yang sangat ingin tahu ini dan meyakinkannya untuk menunggu Chanyeol. Karena Chanyeol pasti sudah menanyakan tentang surat kami pada tuan Park.

Aku pun tiba di depan gerbang sekolah, lalu melambaikan tangan padanya layaknya seorang remaja yang ceria.

Saat aku membalikkan badanku tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyelinap masuk pada tanganku yang aku masukkan ke kantong celanaku. Seperti meminta paksa menggandengku. Saat ku mencoba melihatnya, rupanya itu adalah Chanyeol. Aku sontak langsung menarik tanganku dari dalam kantong saku celanaku dan membuat tangannya terlepas dari tanganku.

"Mian Baek, aku terlalu senang"ujarnya dan menampakkan seluruh gigi indahnya.

Aku menyesali apa yang telah aku lakukan, andai aku tidak terkejut seperti tadi, pasti sampai kelas aku akan bergandeng tangan dengannya.

Aku berjalan berdampingan dengannya sambik berbicara dan bercanda bersama. Itu adalah hal yang akan selalu terjadi antara aku dan Chanyeol. Dan seperti biasa, semua murid memperhatikan kami berdua.

Tanpa sengaja ketika kami melewati kelas 11D, aku melihat seorang juniorku sedang memainkan alat. Aku pun menghentikan langkahku tiba-tiba, dan aku mulai kehilangan nafas lagi. Kepalaku mulai pusing dan mengingatkanku pada kejadian terburuk dalam hidupku. Chanyeol yang melihatku berhenti dan sedang memegang kepalaku, ia segera memegang tanganku agar aku tidak jatuh. Ia membawaku duduk dibangku depan kelas 11D. Tentu saja, aku masih dapat mendengar suara alat musik itu. Aku mulai berteriak dan berkhayal. Aku tidak tahu entah aku sudah berteriak atau tidak, apa aku hanya berteriak dalam pikiranku saja atau aku sudah berteriak dengan sangat keras yang mungkin membuat semua orang berfikir aku telah kesurupan.

Author pov

Baekhyun yang masih mendengar suara alat musik terngiang ditelinganya, membuat kondisinya semakin parah. Ia tidak bisa lagi merasakan tubuhnya. Chanyeol sangat bingung dengan tingkah Baekhyun. Dikarenakan ruang UKS yang masih terkunci. Chanyeol lalu menggendong Baekhyun dan membawanya ke rumah sakit. Seluruh siswa jelas menjadi sangat ribut karena tindakan Chanyeol pada Baekhyun.

Untungnya hari ini Chanyeol membawa mobil dan ia segera membawa Baekhyun dalam kondisi yang sangat membuat Chanyeol khawatir.

Chanyeol pun sampai ke salah satu rumah sakit umum Gyeongju yang terdekat. Ia menunggu Baekhyun diluar ruangan. Saat ini dokter sedang menangani Baekhyun. Chanyeol pun mencoba menenangkan pikirannya, ia tak ingin terjadi apa-apa pada Baekhyun, orang yang penting dihidupnya.

"Bagaimana kondisinya dokter?"tanya Chanyeol langsung ketika dokter tersebut telah keluar dari ruangan Baekhyun dan memegang lengannya seakan tidak membiarkan dokter itu untuk pergi.

"Eoh, Baekhyun tidak apa-apa. Ini pasti karena ia mendengar atau melihat alat musik ne? Baekhyun memang pasien rawat jalan di rumah sakit ini. Kau temannya?"unar dokter itu.

"Ne. Aku temannya dok. Mwo? Rawat jalan? Baekhyun sakit apa dok? Mengapa karena alat musik saja bisa sampai seperti ini?"tanya Chanyeol lagi dengan sangat bingung.

"Baekhyun mengidap Stendhal Syndrom. Pasti kau tidak tahu. Baekhyun memang tidak suka membicarakan hal ini. Apalagi ia anak yang pendiam dan tak banyak bergaul. Stendhal syndrom tidak membahayakan pagi pengidapnya, hanya saja ia anti terhadap musik. Stendhal syndrom membuat penderitanya tidak dapat melihat atau mendengarkan alat musik. Bila ia mendengar atau melihat alat musik, sang penderita akan mengalami pusing, jantung yang berdebar-debar lebih cepat dan berhalusinasi atau berkhayal tentang suatu kejadian yang buruk baginya"jelas dokter itu padanya. Dokter itu pun pergi meninggalkan Chanyeol.

Chanyeol pun mematung. Ia baru mengetahui kalau orang yang ia sayangi menderita Stendhal syndrom.
Sejak kapan? 10 tahun yang lalu? Dan kejadian di balkon itu..karena ia anti dengan alat musik. Mengapa aku baru tahu sekarang? Seharusnya aku sudah mengetahuinya sejak dulu. Dan mencurigainya. Pantas saja Lee ahjussi melarangku untuk menemui Baekhyun lagi, karena Baekhyun tidak bisa melihat atau mendengar alat musik. Sedangkan aku, sangat mencintai musik. Mianhae Baek, aku tidak tahu kalau kau serapuh itu.

Created:JP

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang