did you know?

4.2K 369 14
                                    

"Baek.."panggilku ketika melihat Baekhyun sedang berjalan menuju kelas.

"Eoh, hai Chan. Cheo eum boepsemnida?"tanyanya setelah membalikkan badannya dan menungguku menghampirinya.

"Na mannaseo bangapseumnida"jawabku lalu menaruh lenganku dipundaknya.

Saat kami tiba di depan kelas, Baekhyun akan membelokkan tubuhnya untuk memasuki ruangan kelas, tapi aku langsung menarik tangannya dan berjalan lurus kedepan. Ia pun nampak kebingungan dan beberapa kali mengarahkan kepalanya pada kelas yang sudah kami lewati.

"C-chan, kita mau kemana? Bukankah kita sudah melewatinya?"

"Sudahlah, kita bolos saja"

"Mwo? Bolos kau bilang?! Aniya!"omelnya padaku.

"Wae? Bukankah mengasyikan bila kita hanya berdua saja? Ayolah Baek"mohonku.

"Ara. Tapi hanya di jam pelajaran ini ne?"

Aku mengajaknya ke atas balkon lagi agar kami bisa berdua tanpa ada orang lain mengganggu kami. Aku bingung harus memulainya bagaimana. Aku ingin Baekhyun sembuh, tapi bagaimana caranya? Sepertinya aku harus menjadi lebih dekat dengannya lagi.

"Baek, boleh aku bertanya sesuatu?"

"Silahkan saja"

"Apa kau sakit? Apa kau mengidap suatu syndrom yang aneh?"

'Huft' ujarnya menghembuskan nafas.

"Kau pasti sudah tahu apa yang kualami kan? Pasti dokter yang memberitahumu soal syndrom yang kuderita" jawabnya dengan murung dan tertunduk lalu mendongak pelan menutup matanya.

"Ne, mianhae Baek. Kau menganggapku sebagai sahabatmu kan?"

"Tentu saja"

"Kumohon, cerita padaku. Apa yang terjadi padamu? Ceritakan semua kesedihan dan kekesalanmu padaku. Aku dengan senang hati akan mendengarkannya. Aku..tidak ingin ada yang disembunyikan diantara kita"

"Tapi, kurasa aku tak sanggup untuk menceritakannya padamu"

"Wae? Apa itu sangat menyakitkan untukmu Baek?"

"Ne, itu sangat menyakitkan. Aku benci mengingat masa laluku"

"Mianhae Baek, aku tak bermaksud membuatmu mengingat masa lalumu"

"Gwaechana"

Kami pun terdiam sesaat dan aku memulai pembicaraan kami lagi.

"Baek, bisa kau ceritakan tentang syndrom mu padaku?"

Baekhyun pun menceritakan tentang syndrom nya itu. Tentang bagaimana ia bila mendengar atau melihat alat musik. Tentang apa saja yang akan terjadi padanya bila ia melihat dan mendengar alat musik.

"Apa kau pernah berkeinginan untuk sembuh dari syndrom itu?"

"Andwe, aku benci. Aku tidak suka alat musik. Musik membuat hidupku hancur! Aku..aku..hiks"tiba-tiba Baekhyun larut dalam emosinya yang membuatnya menangis. Aku pun meraihnya kedalam dekapanku.

"Mianhae Baek. Aku hanya bertanya"

"Gwaechana, aku hanya tidak suka mengingat itu. Karena musik hidupku hancur. Semuanya berantakan hiks. Musik mengenalkanku apa itu pengorbanan, apa itu kesengsaraan dan apa itu penderitaan hiks"

"Apa maksudmu Baek?"

"Appa berselingkuh dengan Ah Jung noona aaaaa~hiks. Eomma bunuh diri dan meninggalkanku hiks"

"Sudah Baek. Sudah jangan menangis lagi"aku mengusap-usap rambutnya dan membawanya semakin jauh dalam pelukanku.

'Aku akan membuatmu yakin Baek'

'Musik tidak seperti yang kau pikirkan, musik dapat membuat hidupmu berwarna'

'Mungkin musik sudah menghapus segala kegembiraanmu dimasa kecil tapi aku akan membuat musik untuk dapat mengganti gambaranmu menjadi lebih indah dan berwarna, bukan putih atau hitam seperti saat ini. Tapi berwarna cerah menurut suasana hatimu yang nantinya akan menyenangkan'

Baekhyun pov

Hatiku sangat damai berada dalam pelukan Chanyeol. Pelukannya sangat hangat dan tenang. Ia benar-benar perduli padaku. Kurasa aku mulai bisa meyakinkan hatiku untuknya.

Setelah kami berada cukup lama di balkon aku mengingat kalau jam pertama telah berakhir dan saat ini adalah jam istirahat. Aku pun mengajaknya ke kantin karena saat ini perutku sangat lapar.

Lagi-lagi semuanya memandangku. Aku bingung dengan mereka. Mereka menatapku seperti tidak suka. Perutku menjadi kenyang karena mendapat tatapan aneh dari mereka.

"Kau mau pesan apa Baek?"tanya Chanyeol padaku.

"Tidak jadi. Aku tidak lapar lagi. Aku ingin minum saja. Um..kurasa jus strawberry saja"inginku. Aku pun menunggu Chanyeol sendiri di meja dan Chanyeol yang memesankannya untukku. Tiba-tiba saja aku mendengar suara yeoja memanggilku.

"Heyy Baek, kau darimana saja? Kau bolos dengan Chanyeol ne?"tanyanya. Dia adalah Kang Yuri. Yeoja yang sangat tidak aku sukai.

"Ne"jawabku singkat. Karena begitulah aku orangnya, cuek pada orang lain. Bahkan aku tidak menoleh kearahnya.

"Sebenarnya apa hubunganmu dengan Chanyeol eoh?"tanyanya dengan sinis.

"Sahabat"jawabku lagi singkat.

"Cuek sekali kau rupanya. Chanyeol pernah bilang kalau ia menyukai seseorang. Kuharap itu bukan dirimu"jelasnya padaku dengan mata yang sepertinya hendak keluar dari tempatnya. Dibalik paras cantik dan tubuhnya yang indah, ternyata tersimpan sifat buruk dalam dirinya.

"Pantas saja Chanyeol tidak menyukainya"kekeh ku pelan saat ia sudah tak lagi berada di meja yang sama denganku.

Kulihat Chanyeol datang dengan membawa nampan. Tapi sayangnya Yuri 'barbie jahat' itu mendekati Chanyeol dan membuatku panas. Kulihat ia mengajak Chanyeol berbicara dan Chanyeol menghentikan langkahnya.

'Kenapa berhenti? Chanyeol..kau mendengarkan barbie jahat itu berbicara?'

Tiba-tiba kulihat ia mencoba menggoda Chanyeol lagi. Ia memegang lengan Chanyeol yang sedang membawa nampan berisi jus kesukaanku. Chanyeol sepertinya tahu isyaratku kalau aku ingin ia menghampiriku. Ia pun datang dengan barbie jahat itu pastinya. Mulai sekarang aku akan memanggilnya barbie jahat.

"Baek, apa kau menunggu lama? Mian"tanya Chanyeol padaku lalu menyerahkan jus ku.

"Ani. Gomawoyo" jawabku.

"Hai Baek, cheo eum boepsemnida?" tanyanya padaku ramah, padahal itu hanya topeng kan? Dasar barbie jahat.

"Uri mannaseo bangapseumnida"jawabku dingin.

"Bagaimana kalau kita pergi menonton konser band antar sekolah lusa malam nanti?"ajaknya pada kami. Aku dan Chanyeol.

"Mwo? Band? Ani. Itu tidak baik. Kami tidak akan ikut"ujar Chanyeol dengan terkejut ketika Yuri berkata 'band'.

"Wae? Bukankah kau sangat menyukainya? Kajja Baek. Chanyeol pasti mau bila kau ikut"tanyanya lagi.

"A.."baru saja aku membuka mulutku Chanyeol langsung memotongnya.

"Aniya. Pokoknya tidak bisa! Tidak boleh! Baek, kau pasti tidak ingin ikut kesana kan?"tanyanya padaku sambil memegang jemariku.

"Ne, aku tidak akan pergi"balasku dengan senyum singkat.

"Tapi kenapa? Bukankah kau selalu antusias dengan hal seperti itu?"tanya si barbie jahat dengan aegyo nya pada Chanyeol dan langsung menarik tangan Chanyeol yang tadinya memegang jemariku.

"Baekhyun tidak bisa. Jadi aku juga tidak bisa. Jangan memegang tanganku terus"ujar Chanyeol lalu melepaskan tangannya dari pegangan Yuri.

'Hahaha kasihan sekali kau barbie jahat' geliku dalam hati.

'Chanyeol itu menyukaiku. Bukan kau. Tidakkah kau tahu kalau dia adalah milikku'

Created:JP

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang