tell you

3.2K 241 14
                                    

Aku terbangun ketika matahari memenuhi seisi kamarku. Seberkas cahaya menyilaukan mataku. Aku membuka mata lalu mengacak rambut frustasi. Bingung, tak tahu harus berbuat apa.

"Aku harus bagaimana? Bagaimana caraku memberitahu Baekhyun? Kenapa semalam aku tidak memberitahunya? Agghhh.."muakku masih terduduk di kasur.

Aku pun mekangkah keluar, menuju kamar mandi. Karena aku ingin membersihkan diriku terlebih dahulu, lalu turun dan makan bersama appa.

"Appa, kau memasak ini?"tanyaku menunjuk makanan di atas meja makan.

"Ne, wae? Kau tak suka?"

"Ani, aku suka. Entahlah, akhir-akhir ini aku sangat menyukai samgyetang"aku tersenyum pada appa lalu duduk di kursi.

Setelah beberapa menit, aku dan appa menyelesaikan makanan kami. Appa pun pergi setelah mengucapkan salam. Aku kembali terduduk di sofa, memikirkan waktu yang tepat untuk memberitahu Baekhyun. Seharusnya tadi malam aku mengatakannya, tapi tidak mungkin aku merusak suasana disana. Tiba-tiba terdengar suara bell, aku pun mencoba melihat ke layar, siapa yang datang. Terlihat dilayar itu seorang namja manis yang sedang tersenyum ke arahku. Itu Baekhyun, tentu saja aku sangat semangat membukakan pintu untuknya.

"Anyeong"Baekhyun menunjukkan eyesmilenya, melambaikan lima jarinya padaku. Aku pun tersenyum melihat Baekhyun, aku benar-benar tak tega memberitahu Baekhyun. Aku tidak ingin melihatnya sedih, tidak ingin melihatnya menangis. Baekhyun terlalu manis untuk bisa sedih. Baru semalam ia menangis lalj merasa bahagia, apa sekarang ia harus bersedih lagi? Aku tak sanggup melukainya lagi.

"Yeol, kau tak mengizinkan ku masuk?"ujarnya membuatku sadar dari pikiranku.

"Eoh, ne. Mian. Kajja"aku mengajaknya menuju ruang tamu.

"Yeol, nanti saat farewell party di sekolah, kita berangkat bersama ne? Aku akan menjemputmu"ujar Baekhyun setelah duduk di sofa.

"A-ah, ne"aku tersenyum ragu.

Author pov

Baekhyun merasa bingung dengan sikap Chanyeol. Ia merasa Chanyeol menyembunyikan sesuatu darinya, tapi Chanyeol tidak mungkin berbohong dengannya.

"Kau sudah makan Baek?"tanya Chanyeol.

"Belum"Baekhyun menampakkan seluruh giginya.

"Eoh, aku tahu. Kau kesini hanya untuk makan ne?"Chanyeol mengerutkan dahinya.

"Hehhee mianhae, tidak juga"Baekhyun tertawa.

"Kajja kita ke dapur, kau beruntung karena appa memasak samgyetang hari ini"Chanyeol membawa Baekhyun dengan memegang tangan Baekhyun.

"Samgyetang? Woaa"Baekhyun pun memakannya di meja makan dan Chanyeol hanya menopang dagu dan melihat Baekhyun yang sedang makan dengan lahap.

"Ini enak emm"Baekhyun mengunyah makanannya. Chanyeol masih menatapnya, sepertinya ia ketagihan melihat cara Baekhyun makan.

"Aku suka, appa mu pandai memasak emm"Baekhyun masih sibuk mengunyah samgyetang nya tanpa menatap Chanyeol, ia tak tahu apa yang dari tadi Chanyeol lakukan.

"Appa mu sama seperti mu Yeol, emm"Baekhyun menyendokkan samgyetang lagi ke dalam mulutnya dan mengunyah makanan dengan bibir yang menggoda -bagi Chanyeol-

"Ahh, aku kenyang"Baekhyun sedang mengunyah suapan terakhirnya, sambil mengusap perutnya dan menutup matanya, Baekhyun sangat menikmati makanannya.

Baekhyun membuka matanya, melihat Chanyeol yang sedang menatapnya aneh, tapi sangat tampan baginya. Matanya yang terbuka lebar, bibirnya yang plum sedikit menganga. Baekhyun jadi terpana melihat Chanyeol, Baekhyun pun menopang dagunya pula, menatap Chanyeol seperti 'ahh, Chanyeol kau sangat tampan'

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang