Mail

7.2K 654 11
                                    

Chanyeol pov

Ya tuhan, aku sungguh merindukannya. Aku tidak tahan seperti ini. Andai ada cara yang bisa aku aku lakukan untuk bisa bertemu atau menanyakan kabarnya.

Saat ini appa sedang berada di rumahnya. Pasti ia sedang belajar dengan appa. Apa Baekhyun bisa tersenyum? Bukankah selama ini ia mengatakan bahwa aku adalah akar dari kembang senyumnya?

Bagaimana dirimu Baek?

Aku bingung memikirkan dirimu Baek. Apa kau bersedih karena aku tidak lagi berkunjung ke rumahmu?

Tidak mungkin Baekhyun bersedih karena aku. Aku tau sekali kalau kau adalah orang yang kuat. Aku tau dirimu Baek. Dia pasti baik-baik saja.

Aku pun meyakinkan diriku untuk tidak mengkhawatirkan Baekhyun lagi. Tapi tetap saja aku memikirkannya. Sepertinya Baekhyun benar-benar telah mencuri hatiku.

Tiba-tiba saja aku memikirkan Baekhyun. Memikirkan saat kami sering menghabiskan waktu bersama.

Aku ingat sekali saat aku pertama kali bertemu dengannya. Tanpa sadar aku tertawa dalam khayalanku.

Baekhyun memang sangat manis

"Byun Baekhyun imnida"  itu adalah kata-kata pertama darinya untukku.

Aku pun tiba-tiba teringat bahwa aku mempunyai tugas. Aku belum mengerjakan 'PR'.

Aku pun segera menuju meja belajarku dan meminta kepada Kwon ahjussi untuk membeli kudapan untukku.

Saat aku tengah asik dengan buku 'PR'. Tiba-tiba terbesit dalam pikiranku untuk mengirimkan surat pada Baekhyun.

"Aha! I have an idea!"ucapku dengan senyum yang melebar.

"Tapi bagaimana caranya? Bila aku mengirimnya lewat pos, pasti surat itu tidak akan sampai"pikirku lagi dengan pensil yang berada di daguku.

"Eoh, aku akan minta bantuan pada appa. Pasti appa akan menyampaikannya pada Baekhyun"

Aku pun melanjutkan untuk mengerjakan 'PR'.

"Anyeong"terdengar ucapan salam.

"ITU APPA!!"  ujarku tersentak.

"Appaaa...."aku pun menghampiri dan memeluknya.

"Eoh Chanyeoliie. Bogossipeo"ucapnya.

Aku pun lalu pergi ke ruang makan dengan appa. Aku dan appa saat ini sangat merasa lapar. Aku mencoba untuk membicarakan hal yang telah kurencanakan tadi. Tapi aku bingung harus memulainya darimana.

Apakah appa mau?

Aku pun memberanikan diri untuk menanyakannya pada appa.

"Appa, bolehkah aku minta tolong padamu?"tanyaku padanya.

"Ne, silahkan"jawabnya sambil menyantap makanannya.

"Appa, aku sangat merindukan Baekhyun. Aku mengkhawatirkannya appa. Aku..aku ingin mengirimkan surat untuknya. Apakah boleh?"tanyaku dengan ragu.

"Chanyeollie, bukankah Lee ahjussi melarangmu untuk menghubungi Baekhyun?"

"Tapi appa, aku sangat mengkhawatirkannya"

"Hosh"ujarnya mengeluarkan nafas.

"Chanyeollie, bagaimana kau bisa mengirimkan surat padanya bila nanti Lee ahjussi akan menahan surat itu dan tidak akan memberitahukan itu pada Baekhyun?"

"Justru itu aku menanyakan pada appa. Aku ingin menitipkan surat itu pada appa, biar appa yang memberikannya pada Baekhyun"

"Ara, appa akan membantumu, tapi bila Lee ahjussi tau.."

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang