Hello

2.7K 264 96
                                    

Sebuah pelukan erat melingkar diperutku, aku sangat tahu, sangat-sangat menyadari Ini bukan lengan Chanyeol. Aku sangat terkejut dan kembali memandang padanya yang masih duduk dikursinya tanpa melihat kearahku. Ia melihat pada hal lain dan tak memperhatikanku lagi.

"Now I come"

Dan suara itu..
Adalah suara Han Dongwoo, bagaimana ia bisa disini? Bukankah ia di Seoul? Untuk apa ia menghampiriku?
Aku berbalik dan menatapnya penuh dengan rasa benci, aku tak perduli pada tepuk tangan dan keras suara shiners yang menyerukan namaku dan namanya bersamaan. Aku menatapnya dengan amarahku, karena ia sangat menggangguku saat Ini. Setidaknya ia membiarkanku untuk bertemu dengan Chanyeol lagi, aku ingin melepas rinduku padanya. Aku melihatnya tersenyum, ia sengaja melakukan Ini, dan kenapa? Apa alasannya melakukan Ini semua padaku?

Aku berbalik lagi, untuk melihat Chanyeol lagi, apa ia masih melihatku dan memperhatikanku. Dan ya, ia melihatku dengan ekspresi yang berbeda. Aku yakin ia akan marah padaku dan semakin membenciku. Aku terus memandangnya yang memancarkan aura mengerikan, seperti seorang pembunuh, ketika ia pernah berkelahi dimasa kami sekolah karena mengejek hubunganku dengannya. Aku terus bersikap seolah aku meminta maaf padanya, meski ia terus diam dan menatapku dingin seperti itu tapi aku terus mencoba agar ia mengerti.

"Ahh"Dongwoo memutar tubuhku lagi menghadap padanya. Aku tak siap akan hal itu dan akan terjatuh, tapi Dongwoo menangkapku dan tanpa seizinku ia melakukan hal yang sangat kubenci.

Cupp

Ia menempelkan bibirnya dan bibirku, aku shock, apa yang ia pikirkan saat Ini? Aku tak mengerti apa yang ia lakukan? Ia mencoba untuk menciumku lebih dalam, namun aku berhasil mendorongnya, memberikan jarak pada kami. Aku tak dapat menghiraukan keras suara pada saat kejadian itu terjadi. Yang kutahu, shiners sangat menyukai itu. Tapi tidak denganku. Aku sangat menyesal tak bisa menjaga bibirku, aku menyentuh bibirku dengan jemariku. Melihat pada Chanyeol lagi, dan kali Ini Chanyeol berdiri. Ia menggelengkan kepalanya padaku. Ia kecewa terhadapku. Ia berjalan dan melewati penggemarnya yang masih bersorak akan kehadiran Dongwoo. Dan kemudian ia menghilang melewati pintu keluar itu. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku ingin menangis, tapi aku masih berada diatas panggung. Aku ingin sekali mengejarnya. Aku terus berpikir, tak menghentikan penglihatanku kebelakang panggung. Aku ingin berlari kebelakang, dan ya aku harus mengejar Chanyeol.

"Ah, Baek.."Dongwoo hendak meraih pergelangan tanganku, tapi aku berhasil menghindar darinya. Aku berlari kebelakang panggung, tak memperdulikan siapapun yang memanggilku. Aku terus berlari dan mencari sosok Chanyeol tapi aku tak bisa menemukannya. Hingga aku telah berada diluar gedung, aku masih tak menemukannya. Aku berlari-lari menyusuri jalan yang tak terlalu ramai, aku benar-benar tak memperdulikan apapun. Terus berlari-terus berlari karena hanya itu yang kubisa.

Chanyeol pov

Entah mengapa, rasa itu masih ada. Masih ada didalam sana, aku tak bisa menyingkirkannya. Meski aku telah mencoba, tapi Tuhan tak pernah menghapusmu dariku. Aku berusaha sekuat yang kubisa untuk melupakanmu, bahkan merubah diriku sendiri, karena setiap yang ada didiriku ada padamu, dan setiap yang ada padamu ada pada diriku. Bahagia, senang, aku dapat merasakannya lagi Baek. Ketika aku melihatmu diatas sana, kau sangat berbeda, begitu banyak perubahan pada dirimu. Lantas, berubah pulakah rasamu terhadapku?

Aku merindukanmu, dapat kurasakan itu ketika aku melihat dan mendengarmu. Nadiku bergetar, jantungku berdegup dengan cepat, tapi ketika kutahu kau bermaksud untuk mengenalkan siapa Dongwoo-mu itu, Nadiku seakan berhenti, begitu pula dengan degup jantungku. Sentuhannya pada bibirmu, bagiku itu adalah goresan untukku. Begitu menyakitkan dan memilukan. Peluknya pada tubuhmu, bagiku itu adalah sebuah penjara api yang membakar kulitku. Tak dapat kugambarkan betapa pilu yang kurasa saat Ini.

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang