Ghost?

2.6K 202 31
                                    

Disinilah Chanyeol sekarang berada, di salah satu rumah sakit yang berada di Bloomsburry. Bukan sebagai dokter, Kalian pasti tahu, Chanyeol sudah mulai praktek dan Ia bahkan menjadi asisten salah seorang dokter. Chanyeol terlihat sangat tampan dengan stelan putih miliknya, Ia terlihat seperti seorang dokter sungguhan, bukankah Ia saat ini calon dokter? Akan sangat beruntung,  siapa yang akan menikah dengannya. Ia melangkahkan kakinya cepat menuju ruangan 210. Karena pasien diruangan itu sudah memanggilnya menggunakan tombol untuk memanggil suster dan dokter untuk menanganinya.

Tap Tap tap

Deru langkahnya menggema, Ia membuka pintu itu bersama Dokter bernama Jacob Douston. Chanyeol membawa papan yang berisi nama pasien lengkap dengan data - data riwayat kesehatan dan perkembangannya. Sebuah kacamata terselip disaku kanannya, dan pulpen pada saku kirinya.

"How your feeling Mrs. Park?"tanya dokter itu pada pasien yang sudah beralih kewarganegaraannya dari Korea Selatan menjadi Inggris. Ia bernama Park Je Byung.

"I'm okay doc"jawabnya sambil tersenyum pada Chanyeol.

"Okay, Chanyeol, i'll go to the canteen. Are you want join with me?"tawarnya pada Chanyeol yang saat ini sudah masuk jam makan siang.

"No, thanks doc. I'll be here"balas Chanyeol halus.

Chanyeol memang dekat dengan pasien yang satu ini. Apalagi pasien ini adalah orang Korea asli sepertinya, walaupun Ia sudah berpindah warga negaranya. Wanita ini sangat baik dengan Chanyeol, Ia selalu memberi perhatian pada Chanyeol. Kasih sayang layaknya seorang ibu pada anaknya. Dan Chanyeol yang selama ini dibesarkan oleh appanya seorang diri, tak pernah tahu bagaimana rasanya memiliki seorang ibu. Tak mengerti bagaimana cinta seorang ibu, buta akan Kasih sayang seorang ibu. Ia tak pernah mendapatkannya. Sekarang, setelah bertemu dengan Ny. Park, ia jadi mengerti dan dapat merasakan hangatnya sentuhan seorang  ibu.

"Kenapa kau tidak makan Chanyeol?"tanyanya pada Chanyeol yang mendudukan tubuhnya pada kursi yang berada disamping ranjangnya.

"Karena aku ingin bersamamu eomma Park"goda Chanyeol membuatnya tersenyum lagi. Senyumnya tak berbeda dengan Chanyeol, ia banyak memiliki kesamaan dengan Chanyeol. Oleh sebab itu, mereka cepat menjadi cocok. Ny. Park tak mempermasalahkan tentang Chanyeol yang memanggilnya eomma. Ia yang menyarankan itu pada Chanyeol, disaat Chanyeol bercerita tentang keluarganya. Tentang ia yang tak tahu siapa eomma nya.

"Apa kau sudah mencoba untuk menghubungi Baekhyun hmm?"Chanyeol hanya tersenyum malu. Mendengar nama Baekhyun membuatnya bersemangat. Chanyeol menggelengkan kepalanya. Ia mengambil tangan Ny. Park, menaruhnya pada pipi kanannya.

"Bukahkan kau merindukannya?"

"Tapi aku harus menepati janjiku dulu. Lagipula Baekhyun tak akan pergi, Ia pasti akan menungguku. Aku mempercayainya eomma"Chanyeol sangat percaya diri. Tak ada perasaan khawatir atau resah pada Baekhyun.

Ia menghabiskan jam makan siangnya hanya untuk menemani Ny. Park makan. Tidak sekedar menemaninya makan, Tapi juga menyuapkan makanannya. Chanyeol sangat perhatian dengan pasiennya yang satu ini, begitu pula sebaliknya. Mengundang rasa Iri dari pasien lainnya. Chanyeol sengaja menyuapkan makanannya setiap pagi, siang serta malam. Agar makanan Ny. Park dapat habis, karena biasanya ia makan hanya sedikit. Chanyeol sangat memperhatikan kondisi serta perkembangan pasien - pasiennya, Ia ingin pasien - pasiennya sembuh,walau kemungkinannya kecil setidaknya Ia berusaha untuk membantu Mereka.

Chanyeol tak pernah melihat ada tamu yang menjenguk Ny. Park. Beberapa perawat pernah mengatakan jika Ny. Park hanya memiliki satu kerabat, yaitu pengawal pribadinya, 'mungkin'karena orang itu selalu terlihat berpakaian rapi dengan jas hitamnya. Tapi Chanyeol tak pernah melihatnya meskipun Chanyeol sangat sering menemani Ny. Park.

Stendhal Syndrome: Love Your SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang